9. Keluar Malam

150 12 3
                                    












Keesokan paginya setelah USG 18 minggu, Jiyong masih menyeringai seperti orang bodoh. Chaerin menemukan seringai Jiyong bahkan ketika mereka duduk di meja makan, sedang sarapan.

"Bagaimana dengan Thor?" tanya Jiyong, seraya menyendok sereal ke mulutnya.

Chaerin mendongak dari bukunya.

"Thor? Thor apa?"

"Thor? Untuk nama bayi kita?"

"Kwon Jiyong, kita tidak akan memberi nama anak kita Thor."

"Oke..." Jiyong kembali mengamati Fruity Pebbles-nya. Beberapa menit kemudian, Jiyong menyeringai pada pemikirannya sendiri dan mencoba lagi. "Bagaimana dengan Napoleon?"

Chaerin memutar matanya.

"Waldorf?"

"Kenapa kau menyebalkan, Jiyong!"

Jiyong menghela nafas. "Dengar, anak kita laki-laki... Anak laki-laki harus punya nama yang kuat. Anak itu harus menjadi hebat seperti orang tuanya."

Chaerin hanya menatap jengkel pada Jiyong dari atas bukunya.

"Iron Man...?" ucap Jiyong setelah ia mengosongkan mangkuknya dan meminum susu.

"I hate you."

Jiyong tertawa melihat kejengkelan Chaerin yang sangat jelas. Mencari nama untuk bayi mereka sepertinya akan menyenangkan. Meskipun jelas Jiyong tidak serius, nama-nama itu mengerikan dan membuat Chaerin kesal. Tapi ia suka ketika Chaerin menatapnya seperti ini—yang tampak seperti hampir menikamnya—dan mungkin, mungkin saja, mereka bisa menemukan nama yang menyenangkan di awal kehamilan.

***


Beberapa jam kemudian, di tempat kerja, Jiyong meraih foto sonogram dari tasnya dan menyodorkannya ke depan wajah Youngbae. "Lihat!"

Yougbae menatap gambar hitam itu dengan rasa ingin tahu, "Ya... itu gumpalan yang keren, bro."

Jiyong menggelengkan kepalanya. "Ini bayiku, bodoh!"

Youngbae mengambil foto itu dari tangan Jiyong dan mengamatinya. "Umm... mana?"

Jiyong memutar matanya, "Apa kau bercanda? Ini..." Ia menunjuk, "...adalah penis anakku! Dia pasti mewarisi kehebatan seorang Kwon!"

Mata Youngbae melebar. "Kau punya anak laki-laki!"

"Shit yeah! Aku tidak mempermasalahkan jika anakku perempuan, tapi... ini laki-laki... aku benar-benar menginginkan seorang anak laki-laki."

"Apa pendapat Chaerin?"

Jiyong mengangkat bahu. "Dia tak masalah laki-laki atau perempuan. Bayi kami sehat sejauh ini sudah membuatnya senang."

Youngbae melihat foto itu lagi. "Aku masih belum melihatnya..."

Jiyong mengambil foto itu dari tangan Youngbae dan menunjuk lagi. "Oke. Ini... kau lihat? Ini besar. Dia akan hebat sama seperti ayahnya!"

Youngbae hanya menggelengkan kepalanya. Ia masih tidak melihatnya. Tapi ia terhibur dengan betapa bangganya Jiyong terhadap penis putranya yang nyaris tak terlihat. Ia tidak sabar untuk memberitahu Hyorin. Ohh, Hyorin....

"Hei, Jiyong," Youngbae berusaha mengubah topik pembicaraan, "Hyorin benar-benar ingin bertemu denganmu dan Chaerin. Dia orang baru di kota ini dan tidak mengenal banyak orang. Dia berharap bisa berteman dengan Chaerin."

"Tentu saja, aku akan memberitahu Chaerin, tapi kami tidak bisa bertemu kalian akhir pekan ini. Dan, kami tidak bisa keluar terlalu malam, karena Chaerin suka tidur lebih awal."

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang