Seperti biasa, Rara menjalani hari- hari nya sebagai siswi SMA. Karena sebentar lagi akan di adakan ujian akhir semester, jadi Rara harus fokus belajar agar nilai ujian semester terakhirnya bagus. Di tambah lagi, Rara ke pengen banget masuk ke universitas elit. Jadi, Rara harus bisa belajar sekeras mungkin. Karena, masuk universitas itu tidak mudah. Apalagi, buat anak yang ngandelin beasiswa kaya Rara.
"Ayolah ke kantin, belajar mulu lu gak ada bosennya," ucap Jeni yang berusaha membujuk Rara.
"Ribet!" ucap Rara yang kesal dengan Jeni. "Ganggu orang lagi belajar aja."
"Waelahhh," jawab Jeni yang membuat Rara semakin kesal. "Serius amat sih, lu."
"Belum pernah gua timpuk pake buku ya lu?" Rara menatap Jeni dengan sorot mata yang tajam.
"Aish," jawab Jeni. "Yaudah iya, gua pergi sendiri aja. Nyebelin dasar."
Jeni langsung pergi meninggalkan Rara yang masih sibuk dengan buku tebalnya.
"Bodo." Rara kembali membuka buku tebalnya.
Kelas benar- benar sunyi. Semua orang sibuk makan di kantin.
Awalnya, Rara merasa tenang dengan keadaan kelas yang sepi. Tapi, ketenangan nya langsung terganggu ketika ada seorang laki- laki yang berteriak memanggil namanya."Raraaaaaaaa!!!" teriak laki- laki yang terus berteriak memanggil nama Rara, dan mulai menghampiri Rara.
"Sedang apa, hm?" ucap laki- laki itu dengan lembut. "Apa kamu tidak lapar? Ingin aku belikan makanan?"
"Gua gak laper!" bentak Rara. "Jadi, bisa lu pergi dari sini? Lu liat kan gua lagi sibuk sama buku- buku gua!"
Rara marah karna kedatangan Reyhan. Nama laki- laki itu adalah Reyhan.
"Kenapa harus berteriak seperti itu, hm?" ucap Reyhan yang masih lembut, "Aku takut kamu belum makan. Jadi, aku kesini."
"Kalau kamu sakit kan aku juga yang khawatir." Reyhan dengan tenang menghadapi perempuan yang ada di hadapannya ini.
"Aishh!! Menjijikan!!" bentak Rara kesal, "Bisa gak sih lu pergi aja!!"
"Tidak. Aku akan menemanimu disini," ucap Reyhan yang tidak kalah keras kepala dengan Rara.
"Terserah!!" jawab Rara pasrah, merasa jengah dengan sikap Reyhan.
Reyhan adalah teman sekolah SMP Rara dan Jeni. Bahkan, sampai SMA pun masih satu sekolah. Dari dulu sampai sekarang Reyhan gak pernah berhenti buat gangguin Rara. Padahal banyak banget cewek cantik. Tapi, tetap saja Reyhan gak pernah bosen buat gangguin Rara.
"Nanti pulang aku anterin ya," ucap Reyhan yang dari tadi tidak melepaskan pandangan nya dari Rara.
"Gak!" bentak Rara yang masih fokus dengan buku tebal nya, "Pulang sendiri aja sono."
Reyhan mulai mendekat dan duduk di samping Rara. Rara cuman meliriknya sebentar, kemudian fokus lagi terhadap buku nya.
"Berhenti mengabaikankanku," ucap
Reyhan yang mulai mencubit pipi Rara."Yaa!! Ngapain, sih! Lepasin!" teriak Rara yang kaget karna prilaku Reyhan.
Rara kaget dengan prilaku Reyhan dan berusaha melepaskan tangannya. Tapi, Reyhan malah menangkup pipi nya dan mulai mendekatkan wajahnya kepada Rara.
"Yaa! Mau ngapain! Menjauh dari muka gua!!" teriak Rara yang masih terus berusaha buat melepaskan tangan Reyhan. Tapi, sayangnya tenaga Reyhan lebih kuat dari Rara. Jadi, cukup sulit untuk membuatnya melepaskan tangannya.
**********
Reyhan terus mendekatkan wajahnya. Sehingga, wajah nya dengan Rara hanya berjarak 2cm. Rara benar- benar bisa merasakan hembusan nafas Reyhan. Karena merasa takut, Rara kemudian menutup matanya. Reyhan yang melihat Rara menutup matanya hanya tersenyum. Kemudian mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Rara, dan mulai melumatnya dengan lembut. Rara yang sadar kalau Reyhan menciumnya langsung membuka matanya. Tapi, bukannya membrontak Rara malah diam sambil menatap mata Reyhan. Seolah dia benar- benar tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON
Romance[ REVISI BERTAHAP ] Kisah cinta yang rumit. Membuat siapapun yang berada di dalam lingkup itu, akan merasa lelah dan muak. • YOU ARE THE REASON♥ - Rara Bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu? sedangkan sikap mu saja selalu membuatku semakin benci set...