Chapter 10 - Kesempatan.

96 28 36
                                    

Keesokan harinya Reyhan pergi lagi kerumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan Rara, tidak peduli bagaimanapun Mama nya Rara akan memaki- maki dan memarahi nya karna foto itu, karena dia tidak merasa seperti itu. Setelah sampai di ruangan Rara, sama seperti dugaan Reyhan. Mama Rara tidak akan membiarkan nya datang dan menetap meskipun cuman beberapa detik untuk melihat Rara.

"Kamu lagi? Apa kamu lupa dengan apa yang saya bilang kemarin?" ucap Mama Rara sambil menatap tajam kearah Reyhan.

"Maafin Reyhan Tante, tapi Reyhan gak akan pernah berhenti nemuin Tante sebelum Tante tau kebenarannya." Ucap Reyhan.

"Kebenaran apa? Bukankah semuanya sudah jelas?" jawab Mama Rara ketus.

"Tidak Tante, ini semua jebakan. Ada orang yang ingin menjebak Reyhan dan juga Rara." Ucap Reyhan.

"Saya gak akan pernah percaya sama orang seperti kamu." Jawab Mama Rara ketus.

"Tante harus percaya sama Reyhan, karena ini semua jebakan supaya kita jadi saling membenci, sama seperti Tante yang ke hasut sama kiriman foto itu dan juga kata-kata nya." Ucap Reyhan dengan jelas.

Mama Rara terdiam mendengar penjelasan Reyhan. Entah kenapa Mama Rara juga sedikit merasa penasaran dengan siapa pelaku dari semua ini, cuman Mama Rara lebih percaya dengan omongan Jeni ketimbang Reyhan. Ketika Mama Rara ingin menjawab omongan Reyhan, tiba-tiba matanya terfokus pada tangan Rara yang bergerak.

"Rara?" ucap Mama Rara kemudian langsung mengecek keadaan Rara.

Reyhan yang penasaran langsung melihat ke arah Rara dan berjalan mendekatinya. Sama seperti apa yang di lihat Mama Rara, Reyhan juga melihat pergerakan dari jemari Rara.

"Astagaa!! Reyhan akan panggilkan Dokter!" Teriak Reyhan panik.

"Cepatlah!" ucap Mama Rara, kemudian Reyhan langsung pergi dari ruangan dan kembali dengan Dokter yang akan memeriksa Rara.

"Bagaimana Dok?" tanya Mama Rara.

"Dia akan segera sadar, tunggu saja." Jawab Dokter yang membuat Mama Rara dan Reyhan langsung mengembangkan senyumnya. Tidak lama kemudian akhirnya Rara mulai membuka matanya.

"Eunggh..Ini dimana?" tanya Rara setelah sadar.

"Kamu di rumah sakit sayang." Jawab Mama Rara.

Kemudian pandangan Rara terfokus pada laki- laki yang ada disamping nya yaitu Reyhan, yang sedang tersenyun manis melihat ke arahnya.

"Ngapain lu disini?" tanya Rara ketus kepada Reyhan.

"Aku nunggu kamu bangun." Jawab Reyhan sambi mengelus kepala Rara dan tersenyum sambil menatapnya.

Mama Rara yang melihat itu, entah kenapa sedikit merasa tenang. Melihat Reyhan yang memperlakukan Rara dengan lembut, tanpa sadar membuatnya tersenyum.

"Aku kenapa emangnya kenapa Ma?" tanya Rara.

"Kemarin kamu pingsan." Ucap Reyhan yang malah menjawab pertanyaan nya.

"Oh." Jawab Rara singkat.

"Yaudah, saya permisi ya. Semoga nona Rara segera sembuh." Ucap Dokter.

"Makasih Dok." Jawab Mama Rara, sedangkan Reyhan cuman membungkukan badannya sebagai ucapan terimakasih.

"Mama ambil makanan dulu ya buat kamu. Kamu harus makan, soalnya dari kemarin kamu belum makan gara- gara belum sadar." Ucap Mama Rara yang hanya di balas anggukan sama Rara sebagai jawaban iya.

Setelah Mama Rara pergi, Reyhan mengambil kursi yang ada di dekatnya, dan langsung duduk di samping Rara sambil terus natap Rara.

"Ish ngapain sih liatin gua mulu!" Bentak Rara ketus.

YOU ARE THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang