Chapter 9 - Permainan Licik.

129 45 81
                                    

Mama Rara mulai mendekati Reyhan, dan menampar Reyhan dengan sangat keras sehingga membuat Reyhan terkejut.

"Jadi kamu orangnya!!" Bentak Mama Rara.

Reyhan cuman bisa bengong setelah dapat tamparan yang begitu keras dari Mama Rara yang tiba- tiba.

"Kamu ajarin anak saya gak bener! Bolos! Dan malah main- main!" Teriak Mama Rara begitu keras.

"Ah T-tante, seperti nya Tante salah paham, kejadian sebenarnya tidak seperti it..." Ucap Reyhan terpotong karna Mama Rara kembali menamparnya.

"Maksud kamu! Kamu mengajak anak saya bolos! Dan mengajarkan nya untuk bohong sama saya! Iya kan!" Ucap Mama Rara keras.

"Tidak Tante! Dengarkan Reyhan dulu! Ini tidak seperti yang Tante fikir!" ucap Reyhan dan berusaha menjelaskan nya.

"Kalian itu sama- sama pembohong! Sebaiknya kamu pergi dari sini!! Jangan pernah berani menemui anak saya lagi!! Dan jangan pernah nampakin muka kamu lagi di depan saya!!" ucap Mama Rara dengan keras.

"T-tidak Tante, biarkan Reyhan menjelaskan ini dulu." Ucap Reyhan dan mulai berjongkok sambil memegang lutut Mama Rara.

"PERGI!!" Teriak Mama Rara yang membuat Reyhan terkejut.

Reyhan langsung berdiri dan menatap Mama Rara, setelah itu melihat ke arah Rara dan pamit ke Mama Rara untuk pergi.

"Reyhan pamit pulang Tante." Ucap Reyhan yang ingin mencium tangan Mama nya Rara, tapi malah di hempas kasar sama Mama Rara.

Akhirnya Reyhan pergi dari ruangan dan keluar dari area rumah sakit. Reyhan mampir ke cafe untuk sekedar bersantai dan juga minum coffe.

"Reyhan?" ucap Jeni yang sedang ada di tempat yang sama.

"Oh? Jeni?" jawab Reyhan yang terkejut karena bertemu Jeni.

Jeni tersenyum melihat Reyhan dan mulai mencari perhatian Reyhan.

"Bolehkan gua duduk disini?" tanya Jeni sambil menatap Reyhan.

"Oh? duduk aja. Ngapain harus izin hahaha aneh lu." Jawab Reyhan sambil tertawa.

"Oh iya? Rara gimana? Lu udah jenguk dia?" tanya Jeni yang membuat Reyhan yang lagi minum coffe langsung tersedak.

Jeni langsung mengambilkan tisu miliknya dan mendekat ke Reyhan kemudian membersihkan coffe yang tumpah di baju Reyhan.

"Makanya hati- hati Rey." Ucap Jeni sembari sesekali mencuri pandang sama Reyhan.

"Haha iya- iya, oke thanks." Ucap Reyhan setelah Jeni selesai membersihkan nya.

"Jadi? Lu udah kerumah sakit?" tanya Jeni.

"Udah tadi." Jawab Reyhan singkat yang membuat ekspresi Jeni langsung berubah.

"Oh gitu ya, gua belum nih, kesana lagi yu Rey, temenin gua." Ucap Jeni tapi langsung di tolak sama Reyhan.

"Gua udah kesana, lu aja sana sendiri, gua mau balik." Jawab Reyhan apa adanya.

"Oh gitu ya, hmm padahal gua bete kalau kesana sendiri." Ucap Jeni sambil cemberut.

"Disana ada Mama nya, lu kan temen nya Rara, lu pasti udah kenal kan sama Mama nya Rara. Jadi pasti lu gak bakalan bete." Jawab Reyhan apa adanya.

"Huft, yaudah deh." Jawab Jeni mulai kesal.

"Yaudah gua balik ya, bye." Ucap Reyhan kemudian pergi.

"Menyebalkan." Ucap Jeni sambil menatap tajam ke arah Reyhan.

Jeni langsung pergi dari caffe dan langsung menuju kerumah sakit untuk melihat Rara.

YOU ARE THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang