Ketiga

75 51 6
                                    

Cahaya menembus ke celah celah jendela kamar Nasilla, waktu menunjukkan pukul 06.00 namun Nasilla belum bangun juga.

"Silla, bangun ini udah siang sayang," ibunya membangunkan nya sambil mengelus rambut Nasilla.

Namun yang di bangunkan bukan nya bangun malah mengerang.

"Nghhh," erang Nasilla.

"Ayo bangun sayang udah siang, nanti kamu telat loh." Ibunya tak henti henti membangunkan Nasilla.

"Iya mah iyaa ini aku bangun." Nasilla kini mulai bangun dan duduk.

"Nah bagus gitu dong anak mamah, sekarang kamu mandi siap siap terus turun ke bawah buat sarapan ya sayang," ibunya mengelus puncak kepala Nasilla.

"Siap ibu negara." Nasilla bangkit lalu pergi berlalu ke kamar mandi.

Setelah ritual mandi dan siap siap nya Nasilla sudah selesai. Kini ia sudah siap akan turun kebawah.

"Pagi yah mah," Nasilla mencium kedua pipi orang tuanya.

"Eeh ternyata udah cantik Putri ayah." Puji ayahnya.

"Hehe iya dong yah." Nasilla terkekeh.

"Udah ah ayo kita sarapan nanti kita telat mas, dan kamu juga nanti telat sayang," ucap ibu Nasilla.

Setelah selesai sarapan mamah dan ayahnya segera pergi mendahului Nasilla.

"Mamah sama ayah duluan ya sayang kamu hati hati di jalan nanti jangan ngebut bawa motornya." Perhatian ibunya lalu mencium pipi Nasilla.

"Siap ibu negara." Nasilla mengangkat tangan nya dengan gerakan hormat.

Setelah Nasilla selesai dengan sarapan nya dia pergi ke garasi ingin membawa motor nya tapi sial nya saat melihat ban motornya ternyata ban nya kempes.

"Sialan ini ban gak bisa di ajak kompromi banget dah." Nasilla menggerutu karena ia sangat kesal.

Karena ban nya kempes ia meninggalkan motornya dan berjalan ke ujung gang rumah nya untuk naik angkutan umum.

______________

Setelah sampai di sekolah ia kesal karena ban nya kempes dan ia sudah berada dalam kelasnya beruntung nya ia tidak telat hari ini.

"Hai Na, pagi pagi udah cemburut aja lu." Naila yang baru datang dengan Sinta.

"Hmm ya gua kesel pas mau berangkat sekolah ban motor gua kempes jadi gua kesini naik angkutan umum sempit banget,  panas dan banyak orang pula." Penjelasan Nasilla pada kedua sahabatnya.

"Ohh ya elah Na gtu aja lu kesel sampai manyun." Sinta yang mulai duduk dan menaruh tas nya.

"Bodo amat gimana gua aja." Nasilla yang sedari tadi hanya manyun jadi tambah manyun.

"Ya udah dari pada manyun ke kantin aja yu Na bel kan masih lama lagi pula gua belum sarapan." Ajak Naila pada Nasilla.

"Engga kayanya Nai gua udah sarapan, gua mau ke perpustakaan aja." Tolak Nasilla dengan lembut.

"Ya udah gua ke kantin ya sama Sinta." Pamit Naila lalu beranjak meninggal kan kelas dengan Sinta.

Nasilla sedang menuju perpus dia memang suka sekali membaca novel novel yang bergenre misteri dan horror.

Setelah sampai di dalam perpustakaan dia memilih buku genre misteri kali ini yang berjudul "Sharlock Holmes" dan duduk di bagian paling pojok perpustakaan.

"Wah ini sih seru ya detektif gitu gua suka, kaya nya gua mau pinjem buku ini." Gumam Nasilla yang kagum akan isi buku novel itu padahal baru membacanya beberapa halaman.

The Sincerity Of Love(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang