chapter 8

2.9K 384 63
                                    

Taeyong terbangun karena dengungan tak henti dari ponselnya. Dia tersentak, tidak yakin kapan ia tertidur – sekitar tengah malam atau jam tiga pagi, pikirnya jengkel – pada sebuah tempat tidur yang tidak familiar, meskipun samar-samar ia mengingat suara lembut Jaehyun memintanya untuk menutup matanya sebentar dan beristirahat. Dia menggosok matanya setengah hati, menghela napas panjang ketika cahaya terang dari layar ponsel membutakan matanya.

Ia terkejut ketika ia melihat layar notifikasi.

6:30 pm
2 panggilan tak terjawab dari Seoul General Hospital

7:00 pm
2 panggilan tak terjawab dari Yuta

Yuta, 7:03 pm
hey, kau dimana?? kau sudah telat sejam

Yuta, 7:03 pm
kepala perawat bertanya kau dimana, jungwoo membutuhkanmu mengambil alih

Ten, 7:03 pm
hei kau di rumah? kau dimana?

7:35 pm
4 panggilan tidak terjawab dari Ten

Yuta, 10:00 pm
aku bisa saja menelepon polisi yong, kau dimana

Ia berhenti melihat notifikasinya, menyipit melihat rangkuman notifiksi; 20 panggilan tak terjawab dan 15 pesan teks dari Yuta, 18 panggilan tidak terjawab dan 34 pesan teks dari Ten.

Taeyong mengusap rambutnya dan menelepon nomor Yuta.

Yuta mengangkat pada dering pertama tetapi suaranya ragu, "Taeyong?"

"Hei, Yuta." ia bersiap-siap untuk reaksi Yuta.

"Sial, Taeyong? Aku telah meneleponmu sejak tadi malam, kau dimana?" Ada nada lega di suaranya, "Apakah kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kau tidak datang ke rumah sakit dan Ten mampir ke apartemenmu setelah kerja dan dia berkata kau tidak disana! Kita khawatir dasar kau sialan, mengapa kau tidak menelepon balik?"

"Yuta, aku – " Ia ingin berbicara namun Yuta menyelanya.

"Kau masih di luar kota? Apa yang terjadi? Apa semuanya baik-baik saja?" Pertanyaan Yuta sepertinya tidak berakhir dan Taeyong berusaha melawan pening di kepalanya, mencoba untuk menjawab pertanyaannya satu persatu.

Dia masih belum tahu apa yang akan ia katakan, tidak tahu bagaimana mengemukakan fakta bahwa ia bersembunyi di apartemen kriminal lain dan ia cukup yakin dia tidak bisa pergi kecuali dia cukup nekat untuk menguji nasibnya. Jadi Taeyong membiarkan Yuta mengoceh dan hanya mengiyakan beberapa katanya.

"Aku hampir melapor polisi tapi kemudian aku ingat kau sudah dewasa," Lanjut Yuta, "Tapi aku benar-benar khawatir, serius. Ten juga, rasanya tidak seperti seorang Lee Taeyong bisa bolos kerja."

"Yuta," Taeyong menyela temannya yang bertele-tele,  berusaha untuk tidak membiarkan dirinya terlalu gelisah karena berbohong kepadanya, "Ada keadaan darurat keluarga dan aku terlalu sibuk, aku lupa menelepon. Aku akan berada di luar Seoul setidaknya selama seminggu." Dia menghela nafas pelan.

Yuta terdiam sesaat dan ketika dia berbicara, suaranya penuh dengan keprihatinan, "Apakah semuanya baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Dia bertanya, dan Taeyong bisa merasakan rasa bersalah dalam hatinya karena ia berbohong terus menerus.

"Ada kematian di keluargaku," Ia meringis pada dirinya sendiri, berdoa agar dia tidak karma karena berbohong tentang kematian seseorang di keluarganya, "Aku perlu menelepon rumah sakit untuk memberi tahu mereka bahwa aku tidak bisa kembali setidaknya sampai minggu depan. "

Yuta menghela nafas, "Kau akan membutuhkan aku untuk meng-cover beberapa shift-mu."

Taeyong berusaha menggunakan suaranya yang paling tulus, "Aku tahu aku memberi tahu ini sangat tiba-tiba tapi kepala perawat akan memenggal kepalaku kalau tidak meminta seseorang meng-cover saat aku tidak ada." Ia berhenti sejenak, "Please, Yuta."

loveshot (jaeyong) [15/15]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang