chapter 15

5K 307 55
                                    

Cengkramannya di sekitar pistolnya tidak kendur, bahkan ketika Yixing meliriknya dengan gugup.

"Berapa kali aku harus memberitahumu, Jung," Yixing memiringkan kepalanya, tangannya masih terkubur dalam-dalam di saku mantel wolnya yang gelap, "Aku tidak tahu apa-apa mengenai obsesi Baekhyun dengan mainanmu."

"Kau harus hati-hati, Zhang," Jaehyun tidak menurunkan pistolnya, "Kata-kata yang berani seharusnya tidak boleh diucapkan kepada seorang pria yang tidak sabaran sepertiku." Ujarnya santai.

"Kau akan membunuhku karena ini?"

Jaehyun mengangkat bahu, "Mungkin."

"Kau benar-benar gila." Suara Yixing gemetar, matanya melesat ke arah Jaemin yang sedang menodongkan pistol ke sisi kepala pengawal Yixing.

Dia terjebak, jelas terlihat di wajahnya. Jaehyun memiringkan kepalanya ke samping, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Yixing. Sikapnya yang dingin dan tenang sebelumnya menguap, dan ekspresi wajahnya seperti binatang yang panik, seperti seekor rusa yang terjebak dalam perangkap.

"Mungkin," Ia mengedikkan bahu lagi, "Bahkan jika kau belum melakukan apa-apa, aku tahu kau akan memanfaatkan kesempatan berikutnya untuk menyakiti Taeyong."

"Dunia tidak berputar di sekelilingnya, Jung, aku tidak punya alasan untuk mengejarnya," jawab Yixing dengan hati-hati, "Selain itu, Baekhyun tahu tentang serangan itu."

Yixing melangkah maju, "Dia akan membunuh kalian berdua."

"Dia bisa mencoba." Kata Jaehyun santai.

Jaehyun menoleh ke Jaemin dan mengangguk sekali. Dia berbalik untuk menghadap Yixing, yang sedikit tersentak ketika pistol Jaemin meledak. Ada bunyi gedebuk di belakangnya tetapi Jaehyun tidak berbalik untuk melihatnya. Sebaliknya, dia tersenyum tajam pada Yixing.

Mulut Yixing berubah menjadi seringai terkejut dan dia tersentak mundur, mundur satu langkah. Kakinya menginjak genangan air hujan kecil di lubang di belakangnya dan seuntai rambut hitam legam jatuh ke matanya yang sempit dan panik.

"Kau tidak akan berani melakukannya."

Dan biasanya, dia tidak mau. Membunuh orang lain karena masalah sepele tidak pernah menjadi minat Jaehyun. Dia melihat tidak ada gunanya mengangkat pistol ke kepala seseorang kecuali itu ada hubungannya dengan keselamatan Johnny. Dan sekarang, Taeyong. Biasanya Jaehyun tidak akan memberi Yixing ancaman berat, apalagi sampai melacaknya dan pengawalnya, tetapi kali ini tentang Taeyong. Tentang keselamatannya. Dan Jaehyun bertekad untuk tidak mengambil resiko itu lagi.

Jadi, ia menarik pelatuknya.

Dia berbalik sebelum dia bisa melihat tubuh itu jatuh, satu-satunya bukti dari tindakannya adalah suara gedebuk tumpul pertanda Yixing jatuh menghantam tanah.

"Urusi ini, ya?" Jaehyun menyeringai, kepalanya menyentak ke tubuh lainnya yang berada di dekat kaki Jaemin.

Dia berbalik ke Jaemin saat ia menaruh pistolnya kembali dan menatap ke langit yang kelabu. Akan turun hujan.

Jaemin mengangguk singkat, "Ya, bos." Jawabnya.

"Baekhyun, ya?" Johnny bersiul pelan, dan suaranya berderak di speaker telepon. Jaehyun meringis, menarik ponselnya sedikit dari telinganya.

"Ada waktu sekitar satu minggu sampai Jongdae dan Minseok kembali dari Amerika," jawab Jaehyun, "Ada waktu untuk menyelesaikan pekerjaan itu."

"Ada waktu? Jaehyun, butuh waktu lebih lama dari itu untuk bisa mendapatkannya." Johnny tidak repot-repot menyembunyikan kejutan dalam suaranya, "Dia dilindungi setiap saat."

loveshot (jaeyong) [15/15]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang