Matahari mulai tenggelam menandakan bahwa langit akan berubah menjadi gelap, suasana dijalan tak terlalu ramai tak terlalu sepi.
Reika berjalan di trotoar mengagumi sore yang tenang, lampu jalan mulai menyala satu persatu, tanpa rasa takut akan datangnya bulan, Reika berjalan menyusui trotoar. Reika memilih berjalan dari pada menaiki kendaraan, lagipula Reika tidak punya kendaraan setiap harinya dia harus diantar gojek. Jarak antara Cafe dan rumahnya juga tak terlalu jauh.
Reika memasang earphone di kedua telinganya, menikmati lantunan lagu salah satu boyband negara ginseng, senyum mengambang diwajah cantiknya ketika mendengar suara salah satu member boyband kesukaanya.
"Take my ay ay hand soneul na na na",
Entah apa yang Reika gumamkan, sepanjang perjalanan dia terus bernyanyi tidak jelas dengan lirik yang dibuat buat, bagaimanapun juga Reika tak tahu apa yang mereka katakan, bahasa Reika dan mereka berbeda. Reika sangat menyukai musik berjudul 'love maze',katanya lagu itu merupakan ungkapan hatinya pada pria Halusinasinya, seperti ' love maze', merupakan labirin cinta dimana Reika dan pria Halusinasinya itu berputar putar dalam ruangan waktu yang berbeda, tak tahu kapan Reika berhenti mencintai pria yang tidak mungkin bisa menjadi miliknya.Kesal?
Ya, Reika sangat kesalKenapa?
Karna pria itu tak pernah mencintainya, bagaimana bisa dicintai, Reika bahkan tidak pernah melihatnya dari mata kepalanya sendiri, mereka tak pernah dipertemukan.Kejam?
Ya, memang kejam dunia ini membiarkan Reika mencintai seseorang yang bahkan tidak tahu kalau ada gadis bernama Reika yang lahir didunia ini.Kenyataan memang pahit menurut Reika.
Sampai akhirnya Reika berhenti didepan toko tua, memang sudah tua tapi kualitas dan kebersihannya masih terjamin.Tanpa berpikir panjang Reika melangkahkan kaki menuju toko tua bernama 'SEMPURNA'. Toko yang sudah berdiri sejak Reika masih kecil bisa dibilang toko ini adalah salah satu tempat yang menyimpan kenangan dimana Reika bersama ibunya berbelanja disini.
"selamat datang dek Reika, wahh sudah dewasa ya", sapa penjaga kasir yang sudah bekerja sejak Reika berumur 10 tahun. Reika membalas dengan tersenyum manis.
"enak nya beli apa ya?", Reika bingung harus memilih beberapa persediaan untuknya dari sekian banyak makanan instan dan makanan beku. Reika memilih makanan yang mudah untuk dimasak lagipula hanya dia yang makan.
Akhirnya Reika membeli beberapa makan instan dan roti tawar. Semua itu makanan sehari - hari Reika. Setelah membayar dan mengucapkan sampai jumpa kepada penjaga kasir, Reika melanjutkan perjalanannya.
🎈🎈🎈
Beberapa menit berlalu, dan Reika sampai didepan rumahnya dengan selamat, dengan nafas yang tersendat sendat karna kelelahan Reika membuka pintu.Tidak ada bunyi sama sekali, tak ada orang yang memarahinya karna pulang terlambat, tak ada kehidupan didalam rumahnya hanya ada benda mati yang tersusun rapi diatas lantai. Reika mamatung di depan pintu yang terbuka, seakan ada yang kurang, ya, memang ada yang kurang 'keluarga'. Tanpa perintah air mata Reika mengalir dari pipi mulusnya, tubuh Reika melemah, kantong plastik yang dia bawa jatuh kelantai.
Tiba tiba terlintas dipikirkannya moment dimana dia, ibu, dan ayahnya bercanda bersama di perumahan kecilnya, dan semua itu hancur seketika dihadapkan Reika.
Reika mengusap airmatanya kasar menggunakan lengannya.
Aku kuat aku pasti bisa
Guman Reika menyemangati dirinya sendiri. Dia mengambil kantong plastik yang tadinya jatuh, Reika berjalan cepat menuju dapur untuk menata semua persediaannya di dalam kulkas, entah mengapa tiba tiba rasa lapar yang dari tadi dia rasakan hilang begitu mudahnya, mungkin karna perasaanya sekarang yang memburuk.Setelah menata semuanya, tanpa takut terjatuh Reika berlari dari anak tangga menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya, saat dia berdiri di balik pintu tiba-tiba tubuhnya tumbang begitu saja.
Reika duduk bersandar di balik pintu kamarnya menangis sekuat kuatnya, dia bertanya tanya, bagaimana bisa airmata nya keluar padahal dia sudah menghabiskanya satu hari setelah kematian ibunya. Tak tahu harus apa, Reika tak bisa menghentikan tangisannya.
Tiba tiba ponsel Reika berbunyi dari dalam tas kecil Reika yang tergeletak disamping nya.
"halo Reika", sapa seseorang dari sebrang sana.
"hm", jawab Reika acuh tak acuh
"hai lo kenapa?,apa lo sakit?" tanya seseorang yang bernama Lenny dari seberang sana
"ti-tidak", jawab Reika yang masih terisak menangis didalam kamar.
"ayolah, apa lo nangis?, Reika please jangan nangis, cewek berandalan kayak lo masa nangis sih", seandainya Lenny disini mungkin Reika akan melayangkan pukulan di jidatnya.
"kenapa lo telpon gue?", tanya Reika tanpa memperdulikan ucapan lenny.
"heheh sebenarnya gue peng-"
Pip, Reika mematikan telpon secara sepihak, dia tahu apa yang ingin dibicarakan temannya itu, pasti kalau bukan curhat tentang mantannya yang minta balik ke lenny, karna mereka akhir akhir ini ketahuan jalan bareng, kayaknya lenny mau tanya tentang pendapat dari Reika. Bahkan Reika saja belom pernah pacaran apalagi punya mantan, ehhh Reika punya pacar yang lagi kerja di luar negeri dan gak tau pasti kapan baliknya.Reika berjalan menuju kasur pinknya, merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil menatap langit langit kamar, dia kembali teringat dengan kejadian 1 tahun lalu.
Ibunya meninggal karena terkena serangan jantung satu hari setelah ayahnya membawa wanita lain datang kerumah mereka, ayahnya bilang bahwa dia akan menikah lagi, saat itu ibunya Reika seakan tak percaya bagaimana suaminya bisa berselingkuh padahal selama ini suasana keluarga mereka baik baik saja. Bahkan Reika melihat dengan dua matanya sendiri kalau ayahnya membentak ibunya karna tak mengizinkan dia untuk menikah lagi.
Dalam hati Reika merasa jijik bagaimana dia bisa menjadi anak dari orang yang b*d**h seperti ayahnya. Pada saat itu ayahnya pergi dari rumah meninggalkan dirinya dan ibunya sendiri, setelah kejadian itu ibunya ingin bercerai dengan ayahnya tapi sebelum mereka bercerai, tuhan lebih dulu mengambil nyawa ibunya Reika.
Detik detik seperti 1 tahun lalu serasa seperti tusukan pedang tajan yang menancap dijantungnya, dimana Reika akan tumbang menyerah terhadap kehidupannya, bagaimana bisa kehancuran datang bertubi tubi di hidupnya.
Dan sekarang Reika hidup sendirian di perumahan kecil yang di beli ibunya untuk keluarga kecil yang dia besarkan dan akhirnya jadi berentakan.
Tiga luka besar Reika yang tak bisa diobati
Pertama ayahnya sudah berselingkuh,
Kedua ibunya meninggal,
Ketiga ayahnya bahkan tak hadir saat pemakaman ibunya.Reika selalu berfikir, bagaimana bisa pengusaha sukses seperti ayahnya menjadi b*d*h, kenapa dia memilih wanita lain?, kenapa dia meninggalkan ibunya?, apa ibunya kurang cantik atau kurang kaya?
Reika mencoba mengusir semua pikiran tentang 1 tahun yang lalu.
Malam yang begitu indah tapi kenapa Reika malah membuatnya berantakan karna memikirkan kejadian yang paling dibencinya, reika meraba kasur nya mencari dimana tadi dia menaruh ponselnya, akhirnya dia menemukan ponselnya yang sedang berbaring tepat di samping nya, Reika menekan galeri yang berada di layar benda silver.
Itu salah satu tradisi Reika, melihat foto foto pacarnya, dan mulai meng-Halusinasi wajah wajah tampan pacarnya, hingga dia terlelap dalam pikirannya.
Memang fatamorgana itu indah meskipun itu hanya kebohongan mata,guman Reika sebelum tertidur.
.
.
.
.
.
.
.
.Makasihh udah mau baca ceritaku, aku akan berusaha sebaik mungkin😁✊
Jangan lupa like, comant ya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirage
Novela JuvenilNovel, fatamorgana, dan Halusinasi Tiga senjata yang gue miliki Novel itu jiwa gue, kehidupan gue yang lain, dan tempat dimana gue bisa lari sejenak dari kehidupan nyata gue Kalau fatamorgana sih pelarian gue, saat gue jenuh dengan kehidupan gue, gu...