1.Awal Mula

73 11 2
                                    

Pagi ini Steve dan Sheila berangkat ke sekolah bersama. Setelah sampai di sekolah, Steve dan Sheila menjadi pusat perhatian karena mereka cukup populer di sekolahnya. Mereka juga sering disebut couple goals karena Steve yang sangat tampan dan Sheila yang cantik bak model.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas, kebetulan mereka berada dalam 1 kelas.Sesampainya di kelas, mereka menaruh tas di kursi mereka masing-masing, kebetulan Steve duduk di belakang Sheila.

"Hai Jess," sapa Sheila kepada sahabatnya yaitu Jessie yang juga merupakan teman sebangkunya.

"Hai juga, Shei," balas Jessie dengan senyum lebar.

"Jess, hari ini gue anniversary sama Steve yang ke satu tahun enam bulan, tapi sikap dia ke gue hari ini biasa-biasa aja, ga ada yang sepesial. Atau jangan-jangan Steve lupa ya sama hari anniversary gue sama dia?" tanya Sheila kepada Jessie.

"Ya mungkin aja si Shei. Soalnya kan dia sibuk banget akhir-akhir ini apalagi sebentar lagi dia ada pertandingan futsal," balas Jessie kepada Sheila sambil memainkan kukunya.

"Loh ko lo tau sih, gue aja yang pacarnya belum tau. Lo tau dri mana?" Tanya Sheila dengan raut penuh curiga.

"Hm...ituu Shei...gue tau dari mading sekolah, kan event pertandingannya baru aja dipasang di mading," Jawab Jessie dengan gugup.

Sheila memandang wajah Jessie dengan teliti. Ada perasaan mengganjal terbesit di hatinya. Walaupun begitu, ia tak mau menaruh curiga berlebihan pada sahabatnya ini.

"Eh iya, Shei. Kemaren gue pas-pasan sama cogan! Gila sih, ganteng banget sumpah!" ujar Jessie yang membuat raut Sheila berubah menjadi semangat.

"Masa?! Ih gue juga kemaren ngeliat cogan pas beli ketoprak! Tapi dia di seberang jalan, lagi beli nasi goreng. Ganteng banget weh, pake hoodie item, celana jeans item, gelang item. Ah! Serba-serbi item lah pokoknya!" sahut Sheila dengan perasaan menggebu-gebu. Begitulah Sheila, jika membicarakan para cowok tampan, jiwa cogan lovers-nya menyeruak melebihi batas normal. Jessie yang juga merupakan pecinta cowok-cowok tampan pun bahkan tidak pernah segila Sheila.

"Bentar-bentar. Tadi lo bilang pakaiannya serba item?" tanya Jessie sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya."

"Itu mau beli nasi goreng apa mau ngelayat?"
Pletak!

"Duh! Sakit goblok! Gak kira-kira lo ye kalo mukul."

"Biarin! Lagian lo aneh-aneh ngomongnya. Jelas-jelas dia lagi di tukang nasi goreng ya berarti mau beli nasi goreng, bodoh!" ucap Sheila sambil berkacak pinggang.

"Oh, iya juga."

"Najis banget gue punya sahabat bodoh kaya lo," cibir Sheila.

Astaga, Jessie hanya bisa mengelus dada, "Itu mulut apa silet, njir. Tajem bener kalo ngomong."

"Biarin," balas Sheila lantas memeletkan lidahnya. Untung saja Jessie sudah terbiasa dikomentari setajam itu oleh cewek di sampingnya ini. Pantas saja Sheila kurang disegani sikapnya oleh anak-anak di kelas.

Sheila kembali berbicara, "Eh iya. Semalem gue nonton Venom loh! Yang jadi Venomnya ganteng banget sumpah! Terus dia juga-"

"Sssttt! Berisik!" ujar seseorang dari belakang Sheila. Siapa lagi jika bukan Steve. Dua cewek itu lantas menoleh lalu hanya menyengir.

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi dan pelajaran pertama akan dimulai.

-o0o-

Bel istirahat berbunyi. Membuat siswa-siswi berhamburan keluar dan ingin cepat-cepat ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari pagi kosong. Dan seperti biasa, Steve beranjak dari kursinya dan mencolek bahu gadisnya yang sedang memasukkan bolpoin ke dalam tempat pensil. Gadis itu menoleh.

NubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang