2.Permainan di Belakang

47 7 1
                                    


Steve mengemudikan motornya dengan cepat, berusaha menyalip semua kendaraan, terlebih lagi Jakarta tak pernah lepas dari kemacetan. Steve mencoba untuk secepat mungkin sampai di tempat tujuannya apalagi mengingat pesan terakhir yang di kirimkan seseorang kepadanya.

"Sekarang juga kamu harus ke sini atau Sheila bakalan tau semuanya," itulah pesan yang dikirimkan seseorang pada Steve. Mengingat pesannya saja sudah membuat Steve pusing.

-oOo-

Steve sampai di sebuah restoran bergaya Eropa classic. Steve segera memarkirkan motornya dan berlari untuk memasuki restoran tersebut.

"Steve," panggil seorang gadis sembari melambaikan tangannya. Sang empu yang merasa namanya dipanggil pun mendatangi gadis itu.

"Lo mau bilang apa sama gue. Cepetan!" seru Steve sedikit membentak.

"Duduk dulu ih, biar santai ngomongnya," ucap Jessie.

Steve pun langsung duduk di bangku bersebrangan dengan Jessie.

"Jess gak usah bertele-tele deh, lo maunya apa sekarang? Gara-gara lo gue ninggalin Sheila sendirian di café," ucapnya yang sudah kesal.

"Kok kamu jadi marah sama aku gini sih Steve?" tanya Jessie sambil menggengam tangan Steve lalu mengusapnya lembut.

Cowok itu pun melepas kasar genggaman tangannya dari tangan Jessie.

"Jess cepetan ngomong kenapa lo nyuruh gue ke sini?"

Cewek itu mengambil napas sejenak, "Aku mau kamu putusin Sheila!" ucapnya.

"LO GILA?!" seru Steve meninggikan suaranya lantas menggebrak keras meja di hadapannya dan berhasil membuat seisi restoran memperhatikan mereka berdua.

"Steve," panggil Jessie yang terkejut.

Steve hanya berusaha bersikap biasa saja seolah tidak ada apapun yang terjadi. Ia mengusap kasar wajahnya, lalu menatap tajam gadis di hadapannya ini.

"Lo gila ya?! Lo tau kan gue ga mungkin mutusin Sheila. Hubungan kita dari awal cuma main-main. Kalo lo terus-terusan nuntut gue mutusin Sheila, mending kita aja yang putus," ujarnya kemudian beranjak pergi dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang untuk membayar makanan yang Jessie makan.

Steve sepertinya sudah salah membuat hubungan khusus dengan Jessie si cewek gila itu dan sekarang ia sangat menyesal. Sebut saja Steve hilang kesadaran atau bahkan dirasuki makhluk gaib saat menerima Jessie menjadi simpanannya.

Dulu sheila sangat sibuk dengan ujiannya dan pada saat itu juga Jessie lah yang memberikan perhatiannya kepada Steve. Awalnya cowok itu hanya akan menjadikan Jessie sebagai pelampiasan saja, tapi siapa sangka Jessie mau dijadikan simpanannya dan sekarang cewek itu malah menuntut hal lebih darinya.

Jujur saja Steve ingin sekali memutuskan hubungannya dengan Jessie, tapi apa boleh buat jika ia memutuskan hubungannya dengan Jessie, Jessiie akan memberi tahu Sheila bahwa Steve telah bermain di belakangnya.

Cowok itu sangat menyayangi Sheila melebihi apapun. Ia tak mau nantinya Sheila tahu permainan yang ia lakukan bersama Jessie belakangan ini secara diam-diam. Membayangkannya saja membuatnya begitu merasa bersalah. Tak seharusnya ia melakukan perbuatan hina itu di belakang kekasihnya, apalagi yang menjadi simpanannya adalah sahabatnya Sheila.

"BANGSAT!!!" serunya di parkiran seorang diri.

"Maafin aku, Shei. Aku gak bermaksud duain kamu. Maaf."

-oOo-

"Aku pulang."

"Eh, sayangnya Mama udah pulang. Ganti baju gih, habis itu kita makan siang sama-sama," ucap Mawar, Ibu Sheila lantas merangkul putrinya penuh sayang.

NubeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang