“Ku kira ia mencintaiku dengan sangat. Memilih sosokku yang tak ada apa-apanya dibandingkan sosok yang lain. Namun, aku keliru besar.”
-o0o-“Steve… pacaran sama lo?” tanya Sheila memastikan.
Jessie mengangguk. Wajahya nampak biasa-biasa saja, tidak ada sirat bersalah sama sekali.
Bugh!
“Naya!!!” pekik Sheila dan Rika bersamaan, membuat seisi taman menjerit melihatnya.
“DASAR GOBLOK! BEGO! TOLOL! LO TEGA NUSUK SHEILA DARI BELAKANG?!” seru Naya seraya menjambak rambut Jessie. Jelas membuat Jessie meringis kesakitan.
“Nay, stop, Nay! Banyak orang di sini!” ujar Sheila yang menarik paksa bahu Naya. Namun sia-sia, tenaga Naya lebih besar jika sedang emosi.
“BIARIN AJA! BIAR MEREKA TAU NIH CEWEK GAK PUNYA HATI!” ucapnya. Suasana taman menjadi ramai.
“Lo! Lo harus dikasih pelajaran karena udah jadi pengkhianat!” lanjut Naya seraya menujuk Jessie dengan telunjuk kirinya.
“Mati lo ba-”
“NAYA!”
Seisi taman lantas menengok untuk melihat siapa yang berteriak memanggil nama Naya.
Jessie tersenyum senang karena Steve datang. Cewek itu berpikir Steve datang untuk membelanya.
Steve menghampiri keempat cewek itu di tengah taman. Ia memandang Sheila yang terlihat menahan tangis, kemudian ia beralih menatap tajam Naya.
“Lepasin Jessie,” pintanya.
Naya lantas tertawa. Tangan kanannya masih setia menjambak rambut Jessie.
“Apa hak lo nyuruh-nyuruh gue, hah?! Lo bukan Bapak gue.”
“Nay, please. Ini sekolah, bukan tempat mukul orang,” ujar Steve dengan wajah datarnya.
Cewek yang baru saja ingin memukul Jessie itu berdecih, “Jadi ceritanya lo mau belain Jessie?”
“Gue gak belain siapa-siapa di sini. Gue cuma gak mau ribut di sekolah. Apa lo gak malu diliatin anak-anak lain?”
“Gak. Gue justru sengaja mukul dia di depan banyak orang biar mereka tau kalo cewek dengan nama Jessie Carissa adalah pengkhianat yang lebih rendah dari sampah!”
“Nay,”
Naya menoleh, melihat Sheila yang begitu sendu, “Lo mau gue apain dia, Shei?” tanyanya lembut.
Sheila menggeleng lemah, “Gausah, Nay. Cukup.”
“Loh, Shei? Dia nyakitin lo, masa gak di apa-apain sih.”
“Nay, bener kata Sheila. Mending gausah. Kita ke kelas aja, ambil tas, terus pulang duluan. Keadaan Sheila lebih penting daripada ngurus sampah kayak dia,” ujar Rika menekankan kata ‘sampah’ dan menunjuk Jessie dengan dagunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nube
RomanceAku mencintainya, Sangat mencintainya. walaupun sudah tak bersama aku masih ingat bagaimana cara dia menatapku, cara dia memperlakukan ku, dan bagaimana cara dia membahagiakan ku. Walaupun sekarang aku berada di lingkungan yang baru, dengan sahabat...