SEMBILAN BELAS

57.8K 2.3K 273
                                    

***

Merapat sini...

Author mau mendongeng sebelum kalian bobo ...

Tapi sebelumnya sini masukin ⭐ dulu buat tabungan author. ⭐ nya buat modal nikah Devano, nih. Biar gak sembarang naena sama anak orang mulu 😂

⭐⭐⭐

Udah?

Udah, thorrrrrr!!

Nah, Bagus. Anak pinter. Abis selesai mendongeng jangan lupa komen yaa?

Oke, thorr...

Oke siap. Jadi gini, loh...

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Kau pernah merasakan benci dan merindu dalam satu waktu yang sama?

Juga rasa ingin mengempas jauh-jauh pikiran tentang orang yang menyakiti, namun di sisi lain ada rasa ingin sekedar menatapnya?

Entah, Olivia tidak mengerti. Matanya ingin lebih jauh menjamah sosok Devano yang sedari tadi duduk di lorong kelasnya, ini harusnya jadi pelajaran matematika, tapi laki-laki itu tampak tidak bersemangat. Ia memilih menatap Olivia yang tengah asyik olahraga di tengah lapangan bola, bermain lempar-tangkap.

Olivia tidak bisa munafik, ia juga sesekali melirik wajah datar itu. Ia tidak mau melepaskan tatapan, tapi disatu titik ia sadar akan sesuatu yang harusnya tidak ia lakukan, aku sudah jadi milik Radit.

Sesuatu yang mengganjal tampak jelas di hatinya, ia tidak tahu apakah menerima Radit adalah pilihan yang tepat. Tapi, itu satu-satunya cara agar Devano tidak lagi mengganggunya. Laki-laki itu harusnya tahu diri. Dan, memang, Devano tahu diri. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaan ingin mencium sekali lagi bibir Olivia yang terasa candu, tapi ia juga punya harga diri untuk tetap diam di tempatnya.

Devano beranjak dari duduknya dan pergi. Pergerakannya luput dari pandangan Olivia. Laki-laki itu pergi tepat ketika bel pergantian pelajaran berdering, siswa di dalam kelasnya berhamburan keluar.

Jelas, Devano bolos pelajaran itu karena dua kemungkinan, ia ingin menatap Olivia yang tengah berolahraga karena hanya kesempatan itu yang ia punya. Atau, karena ia sedang meminimalisir kemarahannya terhadap bu Arafah.

Ya, mungkin Devano menghindari bu Arafah, karena salah-salah, guru matematika itu bisa jadi sasaran Devano selanjutnya karena menyulut emosi. Masuk akal dan terdengar.. Miris.

PARAPHILIA (SUDAH TERBIT ❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang