DUA PULUH ENAM

59.9K 2.4K 326
                                    

V0t3 dulu!












































Serius ko.
Coba aja scroll terus
































































































💦Pemerkosaan gelombang 5 😂
WARNING!!

TIATI BASAH BESOK HARUS MANDI BESAR HAYOLOH

~~~

"Ka-kamu mau apa, Dev?"

"Malam ini kamu pacarku, dan aku sedang kesal padamu. Kamu harusnya sudah tahu aku mau apa,"

Devano sejak tadi berada di atas tubuh Olivia yang telentang di atas kursi penumpang, kaki mereka masih ada di ambang pintu mobil yang terbuka lebar.

Devano membelai rambut Olivia yang mulai berkeringat. Mobil dan Devano, dua hal yang bisa membangkitkan trauma Olivia ketika itu. Juga perilaku Devano yang selalu saja tidak terduga itu mampu membuat Olivia meneteskan air mata untuk kesekian kalinya, tapi di satu sisi ia juga terlalu takut untuk berontak, maka Olivia memilih diam sembari memejamkan matanya.

Devano mencium bibir Olivia dengan lembut, menyingkirkan tangannya yang sibuk mendorong tubuh Devano tanpa tenaga.

"Dev..."

"Aku gak tahan, Liv. Aku kesal sekali kenapa kamu masih saja percaya pada Radit," Devano sudah melepaskan ciumannya, tapi wajah mereka terlalu dekat sampai Olivia bisa mencium bau mint dari mulutnya yang terasa menenangkan, "Aku sudah bilang untuk jangan mendekati Radit, aku gak mau kamu menangis. Cukup aku yang menjadi bajingan dalam hidupmu, Liv. Jangan biarkan kamu trauma sama laki-laki karena terlalu banyak yang menyakitimu."

"Dev, jangan.. Aku minta maaf kalau membuatmu kesal, ya?"

Devano tidak peduli. Ia menyingkirkan rambut Olivia yang menutupi lehernya dan tanpa sengaja menatap sebuah kalung yang melingkar di leher Olivia, "Dari mana kamu punya kalung ini?"

Olivia tidak menjawab, ia malah menggeleng lemas sambil mendorong tubuh Devano.

"A-ku... Takut, Dev. Jangan kasar sama aku," Kata Olivia di tengah tetesan air matanya yang meluruh bersama getaran tubuhnya yang tak terkendali.

Devano berhenti memandangi kalung yang baru ia sadari bertengger manis di lehernya, ia kini mulai menggenggam jemari Olivia, membimbingnya untuk menyentuh rahangnya yang terasa hangat, "Aku gak akan kasar."

Tubuh Devano masuk sepenuhnya ke dalam mobil dan menutup pintunya rapat-rapat. Ia kali ini melepaskan sepatu Olivia kemudian membuka kedua kakinya lebar-lebar agar ia bisa diam di antara selangkangan Olivia, masih menindih tubuh mungil itu dan menciumi bibirnya yang semakin terasa candu.

"Hhhhhmmmm, Dev. Aku gak mau, aku baru selesai datang bulan," Kata Olivia si sela desahannya yang tertahan karena ciuman Devano.

Devano mengabaikan Olivia, tangannya mulai nakal meremas payudara Olivia yang belahannya tampak jelas sejak tadi.

"Aahhh... Dev, hmmmm.. Ahhh.. Devano.. Ahh.."

PARAPHILIA (SUDAH TERBIT ❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang