PARAPHILIA (SUDAH TERBIT ❤)

SEPULUH

Sebelumnya, apakah bulan Ramadhan up cerita gapapa?
Gapapa kali ya, up nya setelah taraweh di rumah masing masing 😊
Hayukk ah lanjotttt...

Eh tapi... Di up lagi setelah votenya nambah banyak :)

Scrolll

Scrollll

Ayo dikit lagi.

Klik vote dulu ⭐

Nah kan muncul ceritanya :)
Happy reading yuhuuu ⭐⭐⭐

"Kalian sedang apa berdua di dalam toilet?!" Kata Bu Arafah.

Devano meringis. Ia memejamkan mata dan melangkah perlahan keluar dari kamar mandi. Ia mencoba menatap Bu Arafah yang wajahnya tampak tidak bersahabat karena sudah memergoki dua siswa berlawanan jenis mengunci diri di dalam toilet wanita.

"Jelaskan pada ibu, Devano.."

Devano memutar otaknya, dan ia mendapatkan satu ide, ya ide gila tentunya, "Itu, bu. Tadi saya mendengar Olivia teriak-teriak dari dalam, pintunya macet dan terkunci. Terus aku bantu membukanya dan ternyata bisa dibuka. Aku pikir Olive membodohi saya, jadi saya coba menutup lagi pintunya untuk memastikan Olivia tidak berbohong dan ternyata ..."

Devano bicara terus, ia agak mengernyit takut kalau penjelasannya itu tidak dipercaya, tapi ia meneruskan  ucapannya, "Kita berdua malah terkunci di dalam."

Bu Arafah memandangi Devano dengan wajah penuh selidik, tapi rahangnya yang mengeras sudah mengendur, "terus kenapa kalian akhirnya bisa keluar?"

"Tadi pintunya kita coba buka lagi, bu. Cuma macet, sekarang sudah bisa lagi," Tambah Olivia. Ia jadi banyak berbohong sejak kenal Devano, "Devano menggunakan rumus busur derajat untuk membuka pintunya." Olivia menambahkan sambil tertawa meringis.

Olivia menggigit bibirnya ketika tidak ada respon dari bu Arafah sementara Devano masih tetap dingin memandangi Olivia yang tampak bodoh, tapi cukup membantu. Dengan tenang, Devano malah bertanya, "Ibu sendiri sedang apa? Bersama.. Dua orang pria di pojok sekolah yang sudah .. Sepi?"