Rere dan Asya sedang sibuk dengan tugas sejarah mereka. Suasana taman depan sekolah yang tenang membuat mereka bisa berkonsentrasi dengan baik. "Sya, aku mau Tanya". "hm, apa?" jawab Asya yang tak memalingkan pandangannya dari layar laptop. "kenapa pasukan Belanda menggunakan strategi banteng stelse pada perang Diponegoro?".
"hmm" Asya berfikir. "enggak tahu ah Re, Tanya mbah google aja" jawab Asya enteng.
Rere memukul bahu Asya dengan buku paketnya. "aduh" pekik Asya keras sambil mengusap bahunya yang terasa sakit.
"sakit Rere".
"Ya kamu ditanya beneran, jawabnya malah main-main"
"la kan aku emang enggak tahu, jadi aku suruh buka google aja"
"terselah" jawab Rere kesal
"salah gue apa sih?" ujar Asya sambil menggaruk peningnya.
Seseorang berjalan. Badan yang bagus, wajah yang cantik, dengan kulit kuning langsat yang bersih, dan rambut yang dikucir kuda. Dia berjalan menuju ke Rere dan Asya. Dia berdiri di sebelah mereka berdua. "Hai" sapanya. Rere dan Asya menoleh. "eh, Ka Sika. Hai juga kak" balas Asya. "boleh ikut duduk kan?" Tanya Sika.
"Boleh dong kak, oh ya kenalin ini temen aku, namanya Rere"
"Hai, kenalin aku Sika" ujar Sika memperkenalkan diri.
"Aku Rere Kak" jawab Rere menjaba tangan Rere.
"oh ya, aku ke sini mau ngasih sesuatu ke kamu Sya" Sika merogoh sesuatu dalam sakunya. Dia menyerahkan sebuah surat undangan kepada Asya.
"Wih, pesta nih" ucap Asya tersenyum senang melihat tulisan surat itu.
"Ya udah aku pergi dulu. Oh ya Re, kamu juga datang ya". Sika beranjak dari tempat duduknya berjalan kembali menuju kelas. Rere dan Asya juga membereskan semua buku dan laptopnya dan kembali ke kelas.
***
Malam hari. Rere sibuk mencari baju yang akan dia pakai untuk pergi ke acara ulang tahun kak Sika. Hingga, pilihannya jatuh pada sebuah gaun berwarna pink pastel. Rere mulai mempersiapkan diri, rambut panjangnya dia kucir kuda, dan polesan make up yang sederhana. Sekali lagi Rere melihat ke cermin, memastika semua terlihat sempurna. "hmm, kurang apalagi ya?" memperhatikan bayanyan dirinya dari ujung kepala hingga kaki. "oh, iya. Gelang!" Rere mulai mencari gelangnya. "Nah ini dia". Dia melihat lagi bayangannya. "Sip".
Pesta ulang tahun yang diadakan Sika sangat ramai hampir seluruh siswa ada di acaranya. Rere dan Asya yang baru datang segera berjalan menuju panggung dimana, Sika dan teman-teman dekatnya berada.
"selamat ulang tahun ya kak!" ucap Asya
"Happy brith day kak" ucap Rere. "ini kado buat kaka, semoga kakak suka ini dari aku sama asya" menyerahkan sebuah kado yang di bungkus cantik dengan kertas berwarna pink. "makasih" ujar Sika menerimanya dengan senyum senangnya. Mc-pun mulai mmengambil alih acara, Sika mulai berjalan dan berdiri tepat di belakang kue ulang tahunnya. Lilin mulai dinyalakan, semua tamu bertepuk tangan dan bernyayi untuknya. Sorak dan tepuk tangan terdengar lebih meriah ketika Sika meniup lilinnya.
Mc memberikan mic kepada Sika. "Makasih buat teman-teman yang udah menyempatkan diri untuk hadir ke sini, dan selamat menikmati hiburan dan makanan yang ada. Makasih" ujar Sika yang sangat senang dengan kedatangan teman-temannya. Acara selanjutnya pun dimulai, suasana makin meriah dan seru.
Rere menikmati live music yang sedang menyanyikan lagu kesukaannya. Sesekali dia melihat ke sekeliling, mencari keberadaan Asya yang entah pergi kemana. "Asya kemana sih? Ninggalin orang mulu" tanyanya pada diri sendiri. Rere membuang napasnya kasar, wajahnya mulai berubah masam. Asya yang dari tadi dia cari sedang asik sendiri dengan orang lain. Rere mulai melangkahkan kakinya. Berjalan menuju Asya. Namun, seorang laki-laki bertubuh besar tak sengaja menyenggolnya. Rere kehilangan keseimbangannya.
BYURR!!. Rere terjatuh ke dalam kolam renang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
forgotten thoughts
Teen FictionCover cantik by bee graphic kami saling memandang. lima menit kami beradu mata tanpa sepatah kata yang terucap. saat itu aku ingin bilang padamu bahwa aku ingin bertahan. tapi semua aku tidak bisa dan hanya kata maaf yang bisa ku ucap. "Kenapa tak...