Satu bulan berlalu dan Dongpyo masih menolak untuk berbicara. Tabib sudah berkali-kali memintanya untuk melatih lidahnya, tapi bagaikan boneka jerami, Dongpyo selalu diam seribu bahasa dan memberikan tatapan kosong.
Meski begitu, Seungwoo tetap setia merawat Dongpyo hingga luka-luka di sekujur tubuhnya tertutup dan mengering. Seungwoo tidak pernah membiarkan pekerjaan membersihkan tubuh Dongpyo dilakukan pelayan. Ia yang melakukan semuanya sendiri seolah-olah Dongpyo bayi tak berdaya. Namun, Dongpyo sendiri juga tak menolak, jadi bukan salah Seungwoo jika ia terus melakukan rutinitas tersebut. Takut Dongpyo akan tersinggung jika dipegang oleh pelayan rendah, maka Seungwoo harus rela turun tangan. Dongpyo sudah seperti kehilangan semangat hidup, kalau Seungwoo tidak berinisiatif melakukan semua itu, Dongpyo akan diam bergeming sehari penuh di dalam kamar tanpa melakukan kegiatan apapun. Makan kalau tak dipaksa akan disuapi juga Dongpyo tidak makan.
Selain makan dan tidur, kegiatan lain Dongpyo akhir-akhir ini adalah menemani Seungwoo membaca dan menulis buku. Tidak seperti dulu, Dongpyo selalu menerima segala jenis buku yang disodorkan Seungwoo dan membacanya dengan tenang. Tak tanggung-tanggung, terkadang Dongpyo bisa menghabiskan tiga buku dalam sehari.
Awalnya Seungwoo senang melihat Dongpyo kini bersedia untuk membaca, tapi lama-lama pria itu sadar, itu bukanlah Dongpyo. Dongpyo bukanlah murid yang rajin. Ia selalu menolak jika disuruh membaca di depan guru, kalaupun terpaksa ia tidak akan bisa diam, ada saja pertanyaan yang lebih sering keluar dari konteks bacaan yang akan ia tanyakan pada sang guru--itung-itung balas dendam.
Kini, setiap kali Dongpyo menutup buku dan memandangi sampulnya dengan tatapan kosong, Seungwoo akan merasakan emosi baru yang terasa sangat mengganggunya. Membuat ia tak tenang dan ingin marah entah pada siapa.Sama seperti sekarang ini. Dongpyo telah menyelesaikan buku keduanya hari ini. Di teras kamarnya sendiri pemuda itu duduk satu meter di depan Seungwoo. Bersila dengan nyaman di balik meja dan menyentuh ujung sampul buku yang baru selesai ia baca. Seungwoo mengamatinya sejak Dongpyo membuka buku tersebut dan kira-kira itu sudah empat jam yang lalu. Rahang Seungwoo terkatup rapat hingga kebas dan lidahnya kelu.
"Besok, saya akan kembali ke Hanyang. Segala urusan Anda akan diurus pelayan nantinya," suara dingin Seungwoo memecah keheningan.
Tak ada sahutan. Dongpyo masih fokus memandangi sampul buku. Sekali lagi menguatkan hati, Seungwoo mengulangi kalimatnya dan menunggu, tapi Dongpyo benar-benar sepenuhnya mengabaikan Seungwoo dan itu tidak terjadi satu dua kali. Satu bulan penuh, setelah segala kebaikan yang dilakukan Seungwoo, Dongpyo tidak pernah mengacuhkan pria itu. Wajar jika Seungwoo ingin marah. Dongpyo sangat tidak tahu diri dan tidak tahu caranya berterima kasih. Ternyata tak ada untung-untungnya sama sekali bagi Seungwoo menyelematkan Dongpyo dari pengasingan.
Senyum miring pun lolos dari wajah Seungwoo. Seperti biasanya, ia berniat akan berlalu, membiarkan Dongpyo menikmati waktu sendirinya.
Angin musim semi bertiup. Menerbangkan beberapa kelopak bunga sakura di tengah halaman rumah. Satu kelopaknya jatuh menampar ujung bulu mata Dongpyo hingga pemuda itu bekedip tak nyaman, mungkin ada debu yang menyangkut di sana. Tangan Dongpyo refleks mengucek mata, bibirnya mengerucut dan sebuah keluhan kesal terdengar.
Melihat tindakan Dongpyo, Seungwoo menghela napas. Ia segera menghampiri Dongpyo dan menyingkirkan tangan pemuda itu yang makin kencang mengucek mata yang perih. "Mata yang terkena debu jangan dikucek sekeras itu."
Tanpa meminta izin, Seungwoo meniup mata Dongpyo hati-hati. Berusaha mengeluarkan debu dari sana. Setelah tiupan ketiga mata Dongpyo mulai terasa nyaman. Namun, Seungwoo belum puas karena Dongpyo masih mengerjap terus. Ia hendak meniupnya lagi, tapi kedua tangannya yang memegangi pipi dan kelopak mata Dongpyo ditepis kasar. Saat mata jernih Dongpyo melirik sengit, Seungwoo baru menyadari kelancangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐡𝐞 𝐦𝐨𝐨𝐧 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐮𝐧𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭
Fanfiction( SEUNGPYO HISTORYCAL FICTION ) Bulan membutuhkan sinar matahari untuk bersinar di malam hari. Sama seperti Seungwoo yang membutuhkan Dongpyo untuk tetap melanjutkan hidup. ______________________ 130520