BAGIAN DUA

62 15 7
                                    

"Assalamualaikum. Mama, Salsa pulang." Sambil menyeret tas gendong nya dilantai,

Salsa meraih tangan Mama nya untuk dia salami "Waalaikumsalam, ya Allah tas nya ko di seret-seret si Sal," kata Mama, lalu dia berjongkok untuk mengambil Tas putri sulung nya tersebut.

"Salsa capek banget deh, mumet. Ini mana besok harus bawa ini lagi." Kata dia, menunjukan catatan yang berisi list apa saja yang harus dia bawa untuk Masa Orientasi hari ke 2.

"Ini makanan batu-bata berlapis apa Sal? Emang ada ya?" Tanya Mama nya kebingungan.

"Itu wafer Tango kali Ma,"

"Yaudah kalau capek, ini nya ditebak dulu terus kamu mandi abis itu makan. Ini makanan nya biar Mama yang beliin,"

"Seriusan?"

"Iya, Mama sekalian mau beli keperluan dapur," Jawab Mama.

"Wait ya, Salsa tanya temen sama si Mbah dulu" lalu dia duduk di sofa, menyalakan Handphone yang ia matikan sejak pagi untuk mencari tau makanan apa yang sebenarnya harus dibeli itu dari Temannya ataupun kalau ada di coba untuk Googling.

___________

Malam hari, ditemani oleh semilir angin yang berhembus dari utara melalui rumahnya. Dinginnya begitu menusuk tulang. Salsa berdiam diri di balkon kamarnya, menikmati udara yang segar ini. Persiapan untuk MOS kedua nya sudah dia siapkan sejak tadi, jadi sekarang dia bisa santai-santai. Dia memangku gitar pemberian dari Kakek nya sewaktu dia ulang tahun, memetik senar nya lalu menyanyikan sebuah lagu yang pas dengan kondisi dan cuaca saat ini. Bikin syahdu.

Keluarga Salsa tidak ada yang dari Musisi, rata-rata semuanya pembisnis. Tetapi sepertinya darah Seni mengalir pada dirinya, dia pintar melukis, menyanyi, memainkan alat musik. Terkadang dia heran sendiri atas bakat yang dia punya, dan keluarga lainnya tak punya.

Walaupun keluarganya turunan pembisnis, tetapi Salsa beruntung kedua orang tuanya, terutama Papa nya tidak menuntut Salsa untuk menjadi seperti dirinya. Papa Salsa tidak egois, dia ingin anak nya menjadi dirinya sendiri dan tidak menjadi orang lain. Mau jadi apapun Salsa nanti Papanya akan selalu mendukung dia asal itu baik untuknya.

Suara petir terdengar. Sepertinya akan turun hujan, Salsa langsung masuk ke dalam kamar nya dan menutup pintu balkon. Dia simpan gitar kesayangannya itu di dekat meja belajar. Lalu dia menuju kasurnya bersiap-siap untuk tidur, agar besoknya dia tidak kesiangan untuk pergi ke sekolah.

___________

Hari kedua sekaligus hari terakhir Masa Orientasi dimulai. Hari ini benar-benar menguras tenaga. Bayangkan setelah mereka disuruh lari 5 keliling lapangan mereka sekarang disuruh jalan jongkok pula. Tak banyak dari mereka yang jatuh pingsan.

"Semangat Sal!" Kata Salsa menyemangati dirinya sendiri.

"Sal sumpah kaki gue udah gakuat," eluh Tiara berbisik, takut kedengeran anak Osis bisa berabe nih.

"SEMUA NYA BERDIRI!"

Kompak seluruh murid langsung berdiri berbaris sesuai dengan disana mereka dimarahi dibentak-bentak. Katanya sih Bimetal (bimbingan mental) biar anak-anak sini mental nya gak ecek-ecek. Setelah mereka dimarah-marahi, kini saat nya mereka istirahat.

Salsa dan teman-temannya yang lain saat ini sedang di kantin, kantin benar-benar penuh. Apalagi stand yang menjual minuman-minuman. Salsa saja yang ikut mengantre jadi kesel karena tidak kebagian terus. Dia sudah benar-benar dehidrasi.

RANGGA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang