BAGIAN ENAM

32 8 10
                                    

Aku ingin kau menerima seluruh hatiku

Aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kamu
Namun bila kau tak bisa menerima aku
Lebih baik ku hidup tanpa cinta

Bodohkah diriku yang teralu setia pada
Disaat kau tak sungguh sungguh
Mencintai aku (mencintai aku)
Menginginkan aku (menginginkan aku)
Ohh.

Aku ingin kau menerima seluruh hatiku
Aku ingin kau mengerti, di jiwaku hanya kamu
Namun bila kau tak bisa menerima aku
Lebih baik ku hidup tanpa cinta

-Yovie and Nuno Tanpa Cinta-

🌸🌸🌸
_____________

Rangga yang sudah duluan memakan habis Bakso Mang Wawan sekarang sedang memperhatikan seorang gadis yang sedari tadi mengambil perhatian nya,

Sejak Rangga melihat gadis itu, rasa nya dia penasaran di buatnya. Rangga melihat di dalam gadis itu terdapat sesosok wanita di masa lalu nya yang sangat dia cintai.

"Lo liat anak itu?" Tanya Rangga

"Mana?"

"Dia anak kelas 10 ya? Gue baru liat soalnya." Ucap Rangga lagi
"Mana sih Ga?"

"Itu yang lagi makan batagor," kata nya sambil menunjuk perempuan itu.

Salsa dan teman-teman nya sekarang sedang memakan batagor mang Adul, makanan legendaris di sekolah ini. Kenapa disebut legendaris?soalnya mang Adul jualan disini saat pertama kali sekolah ini dibuka. Kebayang kan betapa legend nya ini batagor?

Salsa yang sedang makan merasa ada yang memperhatikan dirinya, dia melihat kekanan dan kekiri. Saat dia melihat ke depan, dia melihat salah satu dari segerombolan laki-laki yang sedang makan Bakso itu sedang menunjuk dirinya.

Rangga sadar dia tertangkap basah oleh gadis yang dia tunjuk, dia langsung senyum padanya.

Sadar bahwa laki-laki itu senyum, Salsa sebagai orang ramah dan mudah senyum, langsung senyum balik kepada laki-laki itu.

Rangga speechless melihat senyuman nya, sepertinya dia pernah melihat senyuman itu. Tapi dimana?dia bahkan tidak ingat.

Tapi rasanya kok Rangga pengen liat dia senyum terus ya?

🌸🌸🌸🌸

Sampai sekarang di basecamp Bi Mirah--tempat berkumpul nya anak-anak Haidar-- pun Rangga masih saja memikirkan gadis itu,

Dino yang gak punya akhlak itu berniat mengagetkan Rangga, "WOI!"

Rangga sedikit tersentak, dia pun menatap tajam teman sialan nya itu.

"Kenapa sih, abis dari kantin lo ngelamun terus, kesambet apaan lo?!"

Dino pun memegang kepala Rangga, bibirnya komat-kamit tidak jelas seperti dukun yang sedang membacakan mantra,

Rangga menggeplak tangan Dino, "Lo apa si?!"

"Saha ieu saha ieu?" Ujarnya masih dalam keadaan tangan yang memegang kepala Rangga.

"AING RANGGA!" Ucap Rangga emosi,

Satya dan Ansel tertawa terbahak-bahak mendengar itu.

RANGGA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang