Bisakah kau kembali disaat pertama kali memperkenalkan diri
Dan pada akhirnya melupakan tidak semudah mencintai. mengikhlaskan tidak semudah yang di ucapkan. Kau sudah menghabiskan waktu untuk menangisi semuanya. Mengoleksi lagu-lagu galau. Menulis kutipan-kutipan rapuh. Dan semua itu hanya tentang dia.
Sakit? Iya aku tahu. Pedih? Sudah pasti. Rasanya kau ingin berontak, "Ini gak betul. Gak nyata. Gak mungkin," katamu menjerit-jerit dalam hati.
Rasanya ingin kau putar lagi waktu dimana dia datang dengan segala perhatiannya. Kembali diwaktu pertama dia hadir memberi rasa.
Kau ingin kembalikan semua itu. Tidak adil bukan, kalau hanya kau yang selalu memikirkan dia, menangisi dia. Sedangkan dia? Dengan mudah berkata, "Semua telah berakhir. Kita bukan apa-apa," atau "Lagian kita hanya teman. Gak lebih."
Sialan!
Cih!
Sekarang kau benar-benar sendiri. Menahan semua kecewa dan luka itu sendiri. Kecewa yang tidak terkatakan. Luka yang tidak tampak wujudnya. Kau memendamnya. Iya aku tahu kau memendamnya.
Untuk hatimu yang patah, tolong kuat ya. Peluk semua patahannya. Jangan kau biarkan ada orang lain yang berusaha membantu mu mengutip puing-puing hati itu. Karena hati sensitif, bisa jadi orang yang ingin membantu mu mengutip puing-puing hati itu, malah yang membuang kembali hatimu.
Peluk saja sendiri puing hatimu. Kau simpan dengan rapi semuanya. Mencoba baik-baik saja. Menebar garis lengkung keatas untuk semua orang. Karena kau tahu bahwa kesedihan itu menular.
Padahal saat setelah kau berada di kamar sendirian. Kau hanya bisa menangis diam. Tanpa suara. Ini bagian yang paling perih. Sangat. Perih.
Kau hanya bisa memeluk lututmu, merasakan getaran tubuhmu sendiri.
Kau menikmati sakit itu. Kau putar lagu pelan. Lagu yang dulu mengingatkanmu kepadanya. Alhasil air matamu terus tertumpah.
Sesak.
Ingin rasanya kau berteriak. Tapi mana mungkin. Apa yang akan kau katakan pada orang yang mendengarnya?
"Aku sedang patah hati," pikirmu. Hahaha. Lucu! Kau akan di tertawai bodoh. Sudah ku bilang jangan beritahu siapapun tentang hatimu yang sedang rapuh. Karena belum tentu mereka benar-benar peduli.
Yang peduli padamu kau tahu siapa? Dia yang selalu memberikanmu kesempatan untuk melihat dunia. Dia yang sering kau abaikan namun selalu peduli padamu. Dia...
Tuhan.
Ya kau pikir siapa lagi?
🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Siklus Rasa
Teen FictionYang awalnya cerita hidup hanya soal pertemanan, kesenangan, jalan-jalan. Lalu kemudian tiba di siklus rasa. Why? Jawabannya karena itu sudah bagian dari hukum kehidupan. Tidak bisa dihindari ataupun ditentukan. Ini tentangmu. Untukmu. Yang pernah a...