V. VISION

181 37 42
                                    

🌌 serein  ༷






































"Lan?" Sosok itu melukis senyum, menatap si lawan bicara tepat di matanya.

"Hm?" deham lelaki yang barusan dipanggil itu sembari mengerjapkan mata berbulu lebat dan lentik miliknya. Ternyata, dua tahun belum cukup, karena meskipun sudah bersama lebih lama dari itu, ia masih lemah jika ditatap langsung dan diserang dengan senyuman cantik seperti ini.

"Nggak apa-apa," kekeh Sakura, tidak jelas alasannya. "Cuma mau ngomong; kamu ganteng. Tapi... "

Elano mengangkat alis, meminta Sakura melanjutkan kalimatnya. "Tapi apa?"

"Tapi banyak lukanya. Tapi tetep ganteng juga. Serakah banget sih?!"

Si Mahaprana mendengus pelan. Senyuman menahan geli perlahan terbit, tangannya terjulur untuk mengusap kepala si gadis gemas. Baru berhenti ketika sang empunya kepala menjerit karena rambutnya yang sudah rapi—sebenarnya, sudah tidak begitu rapi—menjadi semakin berantakan.

"Kura?" panggil Elano.

"Apa?!" sahut Sakura dengan galak.

"Nggak apa-apa. Cuma mau ngomong; kamu cantik. Sincerely, bukan empty words."

Walau raut Sakura jelas garang dengan alis menukik dan mata yang menatap tajam, namun semburat merah muda samar yang menjalar di pipinya itu tak dapat ia sembunyikan. Gadis setengah Jepang itu segera menunduk, membuat surainya menutupi gumpalan daging menggemaskan itu. Lantas, tanpa mendongak ia menendang betis Elano keras.

Si Mahaprana hanya mengaduh pelan. Bukan, bukan sakit, malah tendangan Sakura terasa geli di betisnya. Tidak terasa seperti tendangan, malah seperti lemparan bola plastik kecil dari tangan mungil batita yang sedang main-main saking gemasnya.

Tentang Sakura, tentu saja menggemaskan.

"Lan?" panggil Sakura kemudian, setelah pipinya mulai memucat kembali meskipun rasanya masih panas.

Elano mengangkat satu alis. "Apa? Aku ganteng?" balasnya, tersenyum miring menyebalkan.

"Nggak, ih! Serius, dong!"

"Jadi, aku nggak ganteng?"

"Iy—eh, nggak! Eh, apa sih?!" Sakura bingung, malah kesal sendiri, membuat Elano lagi-lagi terkikik gemas. "Serius, ih!"

"Iya-iya, apa?"

"Bentar lagi ulang tahun kamu, kan? Kamu mau apa?" tanya Sakura menatap Elano serius.

Si Mahaprana sebenarnya ingin tertawa. Gadisnya terlihat menggemaskan dengan wajah yang seperti menunjukkan bahwa sesuatu yang ia tanyakan begitu penting sampai-sampai jika ia menjawab dengan serius nantinya akan bisa mengubah dunia.

Namun, karena tak ingin Sakura kesal—padahal lebih terlihat menggemaskan—Elano mengurungkan niatnya. Ia memasang raut serius juga sebelum menjawab, "Emang kamu mau kasih apa?"

"Apa aja."

"Apa aja?" ulang Elano memastikan.

Sakura mengangguk yakin.

"Yaudah, kalau gitu... " Elano menggantungkan ucapannya. Beberapa saat kemudian mulai menyuarakan kalimat-kalimat yang berterbangan di dalam kepalanya. "Dari sekarang sampai seterusnya, kamu harus selalu sama Elano. Ke manapun kamu pergi, jangan lupa kalau aku selalu mengawasi. Tetap jadi Sakura yang ini—yang cantik, yang sehat, yang bahagia dan yang sering senyum cantik kayak gini.

[ ✔ ] SEREIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang