1

3.7K 157 6
                                    

Author pov

Pukul 10 malam.
Tubuh ringkih itu terus melangkah dengan sepasang kaki yang bergetar.
Sesekali tangan kurus itu menyeka bulir bulir keringat yang ikut serta menambah kesan miris pada wajah tampannya.

Dengan kata apa dia harus mendeskripsikan apa yang dirasakannya itu?.

Lama dia berkelana dengan pikiran yang mengajaknya berkeluh kesah.
Hingga dia telah sampai pada tempat yang dianggap oleh orang pada umumnya sebagai tempat peraduan.
Namum tak berlaku padanya.

Dengan berat,dia mencoba untuk yakin.
Hati hati dia membuka pintu bewarna putih itu.mengedarkan pandangan kesetiap sudutnya.
Setelah tak mendapati siapapun,ia masuk.

"Dari mana?!"Suara tegas nan mengintimidasi itu berasal dari wanita yang telah melahirkannya.

"Bunda?.Itu..Mondy dari perpustakaan umum.abis baca buku."

"Kamu aman sekarang ya..untung ayah mu sedang di rumah.jika tidak.saya bunuh kamu."

Anak laki laki berumur 15 tahun itu terlonjak kaget dengan ancaman sang ibu..

"Masuk kekamarmu!."Suaranya memang tak terlalu tinggi,berhubung sang kepala keluarga tengah berada di rumah.Wanita itu tak ingin kelakuan bejatnya pada sang anak diketahui oleh sang suami.

Mondy yang diperintah masuk oleh bundanya segera melangkah ke kamar.

Berhenti sebentar ketika melihat pintu kamar yang berada tepat di samping kamarnya terbuka.
Memperlihatkan sang Abang tengah tertidur.

"Untung abang udah tidur."Helaan nafas terdengar dari bibirnya.menandakan dia benar benar lelah.

***

Mondy benar benar tak dapat tidur.
Perutnya lapar sekali.
Sudah melewatkan makan siang karena terus belajar di perpustakaan saat jam istirahat.
Di lanjutkan dengan belajar di perpustakaan umum hingga pulang malam juga membuatnya melewatkan makan malam.
Bukan tanpa alasan,dia melakukan itu agr ujiannnya minggu depan dapat berjalan dengan lancar.

Dia bisa saja belajar di rumah.
Tapi,tidak jika ayahnya belum pulang dari kantor..
Karena, Bunda dan abangnya tidak akan memberikan waktu untuknya belajar.
Ada saja yang mereka perintahkan pada Mondy.Misalnya,membersihkan rumah,mencuci atau pekerjaan rumah lainnya yang bisa dia kerjakan.

Lapar benar benar menyiksa Mondy.
Dia melangkah keluar kamar dan berjalan kearah dapur.
Membuka lemari penyimpan makanan barangkali ada sisa makan malam tadi..

Syukur.
Masih ada makanan.

"Kayaknya ayah juga gak makan malam"Ujar Mondy ketika melihat sisa makan malam yang masih banyak..

Dalam remang remang cahaya malam,Mondy mulai menyuapkan nasi kemulutnya.
Hingga lampu dapur menyala membuatnya menunda suapannya..

Hingga dilihatnya sang Ayah tersenyum manis kearahnya.membuat Mondy pun ikut mengembangkan senyumnya.
Beralih menjatuhkan sendok hingga berlari kearah ayahnya dan memeluk sang ayah..

"Ayah kapan pulang dari luar kota?"Tanya nya manja pada satu satu nya harapan hidupnya.

"Tadi sekitar jam 8.Imon lagi apa?"

"Makan yah.ayah belum makan kan?.Makan yuk"

"Iya iya.Kok sekarang makannya?.Bunda gak kasih kamu makan malam lagi?"Bukan tak tau dengan sikap Istrinya pada si bungsu.Bahkan Sang istri sering kali menunjukan ketidaksukaannya pada si bungsu didepannya,membuat rasa sedih,kecewa dan takut hinggap di pikiran pria yang berumur hampir kepala lima ini.

"Ah enggak kok yah.tadi imon pulang lama,Maaf ya yah.Imon pulang nya lama.tadi imon abis dari perpustakaan umum.minggu depan udah ujian yah,jadi imon belajar disana.kalo dirumah nanti ibu.."

"Udah udah.gak papa.asal kamu tetep perginya sama pak Ali.biar aman ya nak,ya?"Sang anak hanya mengangguk takut.mengingat dia yang tidak di antar sang sopir pribadi saat keluar dari rumah jika ayahnya tidak ada.sebab sang bunda akan marah jika dia tetap berani meminta sang sopir mengantarnya.

"Iya yah.besok imon belajar nya dirumah aja.kan ayah udah pulang."Sang ayah hanya acara makan yang sempat tertunda.

"Ayah temani Imon tidur ya,yah?."

"Oke.dengan senang hati,son."Jawab sang ayah mendapat pekikan bahagia dari sang anak.

***

Setelah selesai makan,Ayah dan anak itu memutuskan segera ke kamar Mondy untuk tidur.

"Ayah,sini!"Ujar Mondy setelah berbaring di ranjangnya dan menepuk bagian yang kosong di sampingnya dan sang ayah menurut.

"Peluk imon,yah."Tanpa menunggu sang ayah merengkuh tubuh kurus sang anak.

"Imon pengen di peluk bunda juga.tapi bunda gak mau."

"Ada saatnya nanti,nak.bersabar dan berdoalah."Mondy hanya mengangguk lalu beringsut lebih dekat dengan sang ayah.menenggelamkan wajahnya pada dada sang ayah yang hangat.
Inilah tempat peraduannya.

Setelah tragedi beberapa tahun silam yang membuat kenyataan menjadi sepahit ini.

***

"Mas."Panggil Rini sang istri dengan kesal.setelah mendapati sang suami tidak berada di sampingnya bertambah kesal lagi seteah mendapati sang suami tertidur sembari memeluk si Bungsu keluarga Renaldy.

"eunghh.Rin?.kenapa?"Jawab Renaldy yang belum sepenuh nya sadar dari tidurnya tampa melepaskan rengkuhan pada si bungsu,Mondy.

"Mas apa apaan sih.pake segala temenin anak ini tidur.dia udah besar.gak usah pake temenin lagi"Ujarnya kesal.

"Haah.."Terdengar helaan nafas dari mulut Renaldy Hingga melepaskan rengkuhannya pada sang putra dengan pelan.

"Ini sudah malam,Rin.Jangan bikin keributan."Jawab Renaldy berusaha tenang.

"Mas yang bikin aku ribut.Baru pulang aja Udah anak sialan ini yang dicari.bukannya istri.yang ngurus kamu itu dia apa aku sih?".

"Sudah,Rin.malu sama tetangga"

"Huh.Dasar anak sialan!."Ujar Rini sedikit berteriak dan berjalan cepat kearah Mondy dan menjambak rambut nya.

Renaldy kaget pun langsung menghempaskan tangan Rini.

"Bun..nda"Dapat dilihat dari wajahnya Mondy.dia sangat ketakutan setelah mendapat perlakuan kasar dari sang bunda.
Lalu beringsut memeluk sang ayah..

"Kau membuat anakmu takut,Rin!"

"Dia bukan anakku.Anakku Hanya,Rio"

Setelah mengucapkan itu,Rini langsung kembali kekamarnya meninggalkan Renaldy dengan Mondy yang sudah sesenggukan.

"Ay..aah."

"Udah ya.Gak papa.ayah disini,nak."Sang ayah Kembali memeluk Putra nya dengan lebih erat.

***

Tbc.

Tau kok cerita nya gak menarik
Btw.makasih yang udah baca.
Terima kasih vote,coment and follownya.

Dapet salam dari Imon.

"Love you"katanya💜

Imon [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang