3

1.3K 95 0
                                    


***

Renaldy pov

Saat sampai di sebuah rumah yang akan aku tempati dengan Mondy putra bungsuku.
Aku melihat Mondy yang telah terlelap di samping ku.Tanpa ingin,aku menatapnya dengan tatapan sendu.
Sungguh!ini tidak pernah hadir dalam rencanaku.
Menjauhkan seorang anak dari ibunya.
Aku tak pernah ingin!.

Aku tak masalah jika Mondy yang minta jauh dari Bundanya.namun ini aku yang menjauhkan mereka walaupun Rini pasti akan senang.

Mondy itu berbeda.
Tap pernah ada rasa benci di dirinya.
Seperti apapun sang bunda membencinya,memberi umpatan kasar dan sumpah serapah lainnya bahkan pernah main tangan.Mondy tidak pernah mempersalahkan itu semua.Ia rela jika itu membuat bundanya tak lagi sedih mengingat kepergiannya neneknya.
Mondy akan tetap mencintai bundanya.

Tok tok

Seseorang yang ku kenal sebgai Art di rumah baruku itu mengetuk jendela Mobil.dan aku membukanya.

"Tolong koper yang di bagasi ya,Bi"Bi Ina mengangguk,Wanita paruh baya itu melaksanakan perintahku dengan senang hati

"Imon?.Bangun nak,Kita sudah sampai"Terdengar lenguhan kecil dari hidung nan mancung dan mungil itu.
Mondy terlihat kesal karena aku menganggu tidur lelap nya.dia mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya chubby nya membuatku gemas.
Dengan gemas kuciumi pipi itu dengan brutal membuatnya mendelik kesal.

"Ayaaahh.."Kesalnya

"ayo turun."Mondy mengikutiku turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Ayah..Rumah siapa?"

"Rumah Imon,lah."Jawabku seraya mengusap rambut hitamnya gemas.

"Kapan Imon beli?.Imon kan gak punya uang."

"Hehhe.iya rumah Imon.Ayah yang beli."

"Berarti rumah Ayah.bukan rumah Imon.Kan ayah yang beli kan,yah?"

"Hahah.iy iya deh."

"Imon mau tidur di kamar yang mana?."Lanjutku.

"Imon tidur sama ayah."

"Hahah oke.Anak ayah memang gak mau pisah sama ayah ya,kan?"Imon tersenyum lalu mengangkat tangannya kearahku meminta untuk di gendong.

"hahah.Imon manja ya sekarang"

"Hihihi"Dia tertawa setelah aku menggendongnya dan membawa kekamar yang akan kami tempati.

Aku menaiki tangga dengan hati hati.
Mondy menelusupkan kepala nya ke ceruk leherku.

"Ayah?."Panggilnya dan kubalas dengan deheman.

"Rindu,Bunda."Lirihnya membuat ku tersenyum sendu.

"Nanti ketemu bunda ya nak,ya?.Sabar dulu.bunda butuh waktu"

"Iya ayah.Mondy sayang ayah"Lirihnya

"Ayah sayang Mondy"Jawabku sambil mencium rambut hitamnya yang harum bayi.

***

Author pov.

Rini benar benar kacau.
Mondy sukses membutnya kacau.
Rasa benci nya berkali kali lipat bertambah ketika beberapa jam yang lalu Renaldy memilih pergi dan membawa Mondy.

"Aku tak akan diam,Mas"

"Bunda?"Itu Rio.Memandang prihatin kearah Bundanya.

"Kemari sayang"Panggil Rini pada anak sulungnya Rio mendekat dan memeluk Bundanya.

"Bunda.Ayah benar benar pergi,Bun?"

"Sabar,Sayang.sebentar lagi ayahmu akan ibu bawa pulang.tanpa anak sialan itu!"Seriangain kecil muncul di bibir Rini.

Dia mengangkat ponselnya dan menghubungi salah satu kontak di Ponselnya.

"Hallo?"

"apa kabar,nak?"

***

Mondy benar benar bosan.ia hanya berdua dengan Bi Ina saja dirumah.
Ayah nya pamit beberapa saat lalu.Katanya,ada pekerjaan dikantor.
Ingin mengikuti ayahnya ke kantor,tapi Mondy takut akan menganggi pekerjaan ayahnya.

Sekarang yang dapat ia lakukan hanya menonton Tv.
Sedari tadi Mondy hanya mengganti chanel Tv nya.
Menatap benda persegi itu tanpa minat.

Mondy memilih mematikan Tv Nya dan beralih ke pintu utama rumah.
Sepertinya suasana di luar menyenangkan.

Mondy dan ayah ny tinggal di komplek perumahan yang ramai.dan dekat dengan taman komplek.
Sore sore seperti ini anak anak yang tinggal di komplek itu akan bermain.
Terdengar jelas dari rumahnya bahwa di depan suara anak anak lainnya terdengar gaduh ketika bermain.
Dan itu menarik perhatian Mondy.

Mondy berlari kedapur dan memanggil Bi Ina

"Bi?"Teriaknya ketika memasuki dapur.

"Iya,Den?"Sahut wanita paruh baya itu seraya tergopoh gopoh menghampiri Tuan mudanya.

"Bibi,Mondy ke lapangan depan ya.banyak yang lagi main Bola kayaknyaa."

"Iya Den.Jangan Pulang terlalu lama yaa"

Mondy menatap ramainya anak anak tengah bermain sambil masih memegangi bolanya.
Hingga dia melihay sebuah bangku kosong di bawah sebuah pohon.

Mondy belum mempunyai teman.
Mondy lebih memilih duduk saja dulu berharap ada yang akan mengajaknya bermain.

Senyum tak luntur dari bibir ranum bewarna merah muda cerah itu.
Memperhatikan setiap anak yang bermain dengan riangnya tertawa hingga berlarian kesana kemari.
Hingga sebuah pemandangan yang berhasil melunturkan senyumnya.

Mondy iri.Mondy juga ingin di perlakukan seperti itu.
Satu tetes air mata jatuh di mata Mondy ketik melihat seoarang Anak laki laki mungkin berusia 10 tahunan tengah bercanda gurau dengan Ibunya sambil disuapi makan dari kotak bekal.

"Bunda."Lirihnya.

Hingga pandangan Anak laki laki yang tengah bermain bola dari sisi lain  bertemu tatap dengan manik mata sendu milik Mondy.
Ia berlari ke arah Mondy dan mengulurkan tangannya.

"Hai..Aku dino.Kamu siapa?"Tanyanya.dengan senang hati Mondy membalas jabatan tangannya

"Mondy"

***

Mondy berteriak ke Satpam rumahnya yang tengah berjaga jaga di depan gerbang.
Mendengar anak majikannya memanggil.Pak Yasa tersenyum dan menjemput Mondy untuk menyebrang.

"Pak yasa?.Ayah udah pulang"
Tanyanya setelah sampai di depan gerbang rumahnya.

"Udah den.Ini kan udah sore."
Mondy tersenyum lalu berlari kerumah untuk bertemu dengan sang Ayah.

"Ayah!"Teriaknya.

"Hai jagoan.Dari mana?"Renaldy berjalan dari arah tangga menhampiri putranya.melihat ayahnya Mondy langsung berlari menghampiri ayah nya.

"Di depan ada lapangan..banyak yang bermain bola disana.jadi Mondy Kesana dan bertemu Dino"

"Dino?.sepertinya Mondy Dapat beradaptasi dengan baik.syukurlaah."

"Iya ayah."
Mondy senang sikap susah bergaulnya tidak semakin buruk.hehe

Tbc

Makasih buat yang setia baca.
Terimakasih voment nya.

Salam
Imon Cute💜

Imon [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang