2

1.5K 107 5
                                    


***

Pagi pagi Mondy telah terbangun karena mendengar suara gaduh.
Kemudian tatapannya beralih kearah samping tempat ayahnya tidur sambil memeluknya tadi malam.dan sekarang ayah nya tidak ada disini.

Pranggg

Suara gaduh terdengar semakin keras diiringi dengan teriakan yang saling menyahuti .
Rasa penasaran tidak bisa membiarkan Mondy hanya berdiam mendengarkan dari kamar.

Mondy sudan hafal dengan kegiatan ini.
Kegiatan pertengkaran sang bunda dan ayah,dan yang lebih parahnya pasti Mondy yang menjadi alasan ributnya mereka.
Jadi Mondy pikir tak pantas jika dia hanya diam.

Walaupun takut.Mondy terus melangkah menuruni setiap jejak anak tangga menuju ke ruang depan.

"Apa untungnya kamu terus melindungi anak sialan itu?!..Ingat mas!.Dia yang udah Bunuh Nenek nya sendiri!!Bunuh Ibu Aku!!Bunuh mertua kamu,Mas."

"Sudah berapa kali aku bilang,Rin.itu takdir!.Tidak ada yang tau bagaimana jalannya takdir.Semua terjadi begitu saja."

"Terserah kamu.Tapi Anak itu tetap  PEMBUNUH!!.sampai kapanpun aku gak akan pernah lupa  itu!"

Mondy Yang sedari tadi mendengar sambil bersembunyi di balik sofa dekat tangga.
Hanya bisa menutup telinganya,berharap semua tuduhan dan sumpah serapah yang diucapkan sang Bunda tak terdengar.
Namun sia sia usahanya,suara teriakan sang Bunda mampu menembus telinga yang sudah mati matian dia tutup..

Kepala seakan terhantap kayu keras dan telinganya berdenging kala memori yang selalu dia kubur dalam dalam kembali menyeruak menari dalam bayangannya.

"Nenek.Imon mau aes kyim.Aes kyim coklat nek!"Anak laki laki berumur 3 tahun itu terus menerus merengek ingin di belikan es krim pada sang nenek.

Kini dia,dengan sang nenek serta bunda dan abangnya tengah duduk  di sebuah taman.
Menikmati waktu sore yang bersiap menjemput senja dan mengajak malam untuk berganti tempat dengan sang siang.

"imon mau es krim?..Ayok.nenek belikan.Abang juga mau?"Tawarnya pada cucu pertamanya.

"Iya nek.Abang mau yang rasa vanilla"jawab Rio,cucu pertamanya yang terpaut umur 3 tahun dengan sang adik Mondy.

"Ayok abang.kita beli aes kyim!"ajak mondy semangat.

"Enggak.kalian disini aja.biar nenek yang belikam oke?"

"Gak bu..Biar Rini aja yang belikan.ibu disini saja."

"Gak papa,Rin.sekali sekali.gak sering juga ibu bisa gini"jawab Rani sang Nenek dari dua orang cucu itu.

Rani mulai melangkah kearah penjual es krim di seberang jalan.belum sempat ingin menyebrang,sebuah suara yang amat dikenalinya memanggilnya.

"Nenek!!..Imon ikut"
Rina tersenyum memanda Mondy cucunya yang begitu bersemangat.
Ia kira Mondy akan kearahnya dan pergi membeli es krim bersama.rupanya anak itu terlalu bersemangat hingga terus berlari ke arah jalanan.

Rina kaget saat melihat cucunya sudah berdiri di tengah jalan dan memanggilnya

"Nenek ayo!"
Rina tersenyum,dia berjalan ke arah cucunya sampai ia melihat sebuah motor yang terlihat hilang kendali.segera dia mendorong  Mondy ke pinggir jalan,belum sempat ia menyelamatkan diri sendiri sampai motor yang oleng itu menghantam kuat tubuh Rina hingga terpental beberapa meter.

"Ibu!!"Teriak Rini yang memang sedari tadi menyaksikan.

Segera dia memangku sang ibu di paha nya

Imon [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang