5

1K 79 2
                                    


Malam makin larut,ditemani rintik hujan yang menghasilkan bunyi sebagai penenang bagi beberapa orang namun ada beberapa yang merasakan hal sebaliknya.
Seperti yang di rasakan Mondy saat ini.
Dia tidak suka mendengar hujan saat sendiri seperti ini.
Saat sedang sendiri dan mendengar suara hujan lebat akan membuatnya merasa takut.

Lagi lagi suatu hal membuat Mondy panik.belum selesai dengan suara hujan yang begitu lebat kini sesekali Guntur menghiasi malam menakutkan ini.
mondy sudah beberapa kali memaksakan matanya untuk terpejam namun tidak pernah bisa.

Tubuhnya sedikit menggigil dibawah himoitan selimut tebal itu.sesekali menggumamkan nama sang ayah.

Ceklek.

Mondy terhenyak ketika mendengar suara pintu terbuka.setelahnya deritan pintu terbuka semakin jelas menandakan pintu kamarnya dibuka lebar lebar.
Mondy masih belum keluar dari kungkungan selimut tebalnya.
Walau sedikit sesak karena kurangnya kadar oksigen didalam selimut dia memilih bersembunyi dari pada melawan rasa takutnya.

srrrtt.

Selimutnya ditarik,Mondy masih belum membuka matanya karena takut.sedetik kemduian Mondy merasakan sesuatu membekap mulutnya dan kesadarannya menghilang.

***

Remaja laki laki itu menerobos derasanya hujan dengan sepeda motornya.
Dia kalut.entah perasaan apa yang meliputinya sekarang setelah mendengar seseorang yang telah melahirkannya ke atas bumi berbincang dengan seseorang di balik telfon.

Meski tidak sepenuhnya mengerti,dia paham apa yang dibicarakan sang ibu.
Lalu bagaimana dengan tindakannya ini?.
Entahlah.dia bahkan sedikit tidak sadar dengan tindakannya ini.
Hanya bermodalkan yakin dan kebenaran dia berusaha melakukan sesuatu agar semuanya baik baik saja.

***

Mondy merasa dingin di sekujur badanya yang ia yakini telah basah.
Nafasnya masih sesak sebab orang yang membekapnya terlalu lama.

Lantai yang dirasanya semakin dingin membuat Mondy menegakkan Tubuhnya.
Hal yang dilihatnya ada ruangan kumuh yang gelap dan bau.
Tidak banyak penerangan di dalamnya.
Hanya cahaya temaram yang di hasilkan bolah lampu kecil di atas Mondy tergeletak.

Tidak ada siapa siapapun disini.

"Ayah.."lirih Mondy berusaha mendapat pertolongan dari sang ayah.
Setetes air mata mulai keluar dari mata bulat Mondy.

"Ayaah.."lirihnya lagi.
Tetap sama.tidak ada sahutan.tempat ini benar benar kosong.

Brakk.

Seseorang menendang pintu dengan keras menampilkan seorang remaja laki laki yang berdiri dengan nafas tak beraturan.

"A..bang?"Setelah berhadik menangkap sipa yang datang dengan indra penglihatannya.Mondy segera berdiri dan berlari dengan tertatih tatih menuju sang Abang dan memeluknya.

"Abang?.Abang datang bantuin Imon?"

"Hm"

"Kenapa abang tau Imon disini."

"Diam saja.kamu tidak perlu tau."
Benar Dia Rio.Anak sulung Renaldy dan Rini.
Dia datang membantu sang adik setelah berpikir apa yang membuat adiknya pantas disalahkan atas kematian sang nenek.
NyataNya benar.itu adalah sebuah takdir.
Kematian atau kelahiran adalah takdir.
Dan Rio sadar dia tak akan pernah pantas menyalahkan sang Adik atas kematian Neneknya.

Walau rasa benci itu hilang.namun tak bisa menghilang sifat ketusnya pada sang adik.
Pikirnya,itu butuh waktu.

Lalu apa yang membuat Rio datang ketempat ini?.
Itu sebab  dia tak sengaja mendengar percakapan sang bunda dengan seseorang di balik telfon yang mengatakan untuk membawa Mondy ketempat ini.
Mendengar perkataan sang bunda membuatnya kalut dan membawanya untuk menjemput sang  adik sebelum bundanya melakukan rencana kedua.

"Bang?"Mondy menyentakkan Rio keluar dari Lamunannya.

"Ayo cepat pergi.sebelum mereka datang."

"Siapa bang?."
Rio tak menjawab lebih memilih menarik tangan sang adik keluar dari tempat ini.
Naik ke atas motor dan segera pergi.

Hujan sudah reda.kini hanya menciptakan keheningan antara Adik dan kakak itu.
Mondy memeluk sang Abang dengan erat dari jok belakang motor Rio.

"Dimana kamu tinggal sama ayah?"
Dintanya seperti itu oleh Rio sang abang.
Mondy mulai mengarahkan jalan kepada Rio.

***

Renaldy segera bergegas kembali kerumah setelah mendapat pesan dari salah satu asisten rumah tangga nya yang mengatakan Mondy Hilang.
Dan benar,Saat sampai dirumah dia tidak mendapati sang putra dirumah.

Hal ini membuat Renaldy Murka
Siapa saja yang di temuinya dirumah menjadi sasaran amukannya.
Asisten rumah tangga dan security rumah hanya dapat menunduk saat sang majikan mengeluarkan amukannya.

Ceklek

Pintu utama terbuka ketika Renaldy berteriak pada semua pekerja rumahnya.

"Mondy!"Pekik Renaldy ketika mendapati sang anak yang baru masuk.Dan..

"Rio?".Lirihnya ketika mendapati Putra sulungnya juga berada disana.

"Bagaimana Mondy sama kamu?"Tanya Renaldy ketika sampai di hadapan kedua putranya.

Rio masih bungkam.
Tak hayal dia juga memikirkan nasib sang bunda jika dia menceritakan hal ini pada Renaldy.
Dia takut ayah dan bunda nya semakin bertengkar.
Di satu sisi dia juga sadar bahwa sang ayah dan adalah seorang yang tegas.
Juga,Renaldy tak akan  melakukan sesuatu atas dasar amarah.dia pasti akan memikirkannya jalan keluar dengan baik.hal itulah yang terus diyakini Rio dalam hatinya.

"A..Aku.."Rio masih tergagap dengan kaliamat yang akan disampaikannya.dia masih terlaku tajut untuk menceritakan apa yang telah di dengarnya dari sang bunda

Sementara Renaldy yang semula menyuruh Mondy masuk dan mengganti pakaian segera mengalihkan atensi pada putra sulungnya yang berusaha menyampaikan sesuatu.

"Sampaikan,Nak.ayah butuh penjelasan"

"Aku...."Dengan yakin akhirnya Rio menceritakan semua pada ayahnya.

Renaldy menghela nafas lelah dan mengusap wajah kasar.

"Ayah berterima kasih padamu,Nak."Renaldy memeluk putra sulungnya. tangannya terulur menepuk punggung tegap putra sulungnya.

"Masuk ke kamar Mondy.bersihkan tubuhmu.Nanti ayah antarkan pakaian."

"Iya,Yah."

***

Pagi ini meja makan terasa lebih menyenangkan bagi Mondy.
Ada Ayah bahkan Abangnya.

'Hanya kurang Bunda.Nanti Bunda pasti akan ikut makan bersama'Batin mondy di sela kunyahannya.

"Tidak usah kemana mana selagi ayah tidak dirumah,ya.Ayah usahakan akan pulang cepat"

"Heem"Balas Mondi dan Rio bersamaan.

Setelah selesai sarapan,Renaldy segera beranjak dari duduk dan pamit kepada kedua putranya untuk pergi bekerja.

Katakan Renaldy ayah yang buruk.
Bagaimana tidak,Disini ada Rio,PutraNya yang pernah membenci Mondy dulu.
Dia sedikir takut meninggalkan Mondy bersama Rio.Bagaimana Jika keberadaan Rio disini adalah sebagian rencana dari Rini dengan memanfaatkn Rio..

Sebelum benar benar pergi Renaldy Menghampiri Rio.

"Ayah mempercayaimu,Nak.Jagalah adikmu"Bisiknya seraya menepuk pelan bahu sang anak.

Tbc

Ada yang rindu Mondy gak sih😋
Voment ya guys.
Terima kasih.
Maad pendek...

Imon [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang