7

1.3K 79 11
                                    

Renaldy tidak marah.hanya saja apa yang harus dia lakukan setelah ini.
Pindah rumah lagi?.ah..Renaldy sungguh lelah.tapi dia juga tidak bisa hanya diam saja dan menunggu rencana selanjutnya dari istrinya yang tak akan pernah berhenti dengan rencana rencana nya.

Renaldy begitu heran.tidak bisakah Rini berpikir jernih sedikitpun.
Mondy putranya,dan meninggalnya sang ibu bukanlah faktor kesengajaan yang dilakukan Mondy.Mondy hanyalah anak kecil yang tidak tau apa apa saat itu dan sekarang harus di salahkan?..

"Ayah.Maafkan aku."Lirih Rio.
Jujur dia merasa bersalah sekali atas tindakan teledornya.walaupun ia tau sang ayah tidak marah,tetap saja dia merasa sangat tidak enak.
Bersembunyi dari rencana sang bunda nya bukanlah hal yang mudah.
Karena masih ada sang Kakek  yang akan melakukan apapun untuk membantu membalaskan dendam Bundanya.

"Kita hanya perlu pergi".

***

"kau begitu yakin kak."

"entahlah.aku hanya merasa belum saatnya aku kehilangan ibuku.dan dia melenyapkan ibuku."

"kau tau ini bukanlah kesengajaan."

"Kau ini kenapa?."

"Tidak.hanya saja,aku heran.kau adalah seorang ibu.dan kau tega ingin melukai nya?."

Percakapan yang mengandung argumen itu seketika berhenti saat Rini mendengar kalimat terakhir kakak nya,Rana.

"kau tau sendiri dia bukan anakku".

Ahh..bagaimana dia bisa lupa?.
Kakaknya ini adalah seorang yang keras,dan satu lagi Fakta yang akan memperkuat tekad kakaknya itu untuk melenyapkan apa yang dia pikir harus di lenyapkan.

"Terserah padamu,Kak."

"Ayah mengirimi ku beberapa Anak buah nya lagi.Renaldy pun begitu.dia semakin memperkuat pengamanan anak itu."

"Kau menemukannya."

"Ya..dan Putraku juga ada disana.aku akan membawa Rio ketanganku dulu,baru akan menjalani rencana ini".

***

Renaldy berpikir keras untuk apa yang akan dia lakukan agar dapat terhindar dari rencana wanita yang masih berstatus istrinya itu.
Akhirnya Renaldy memilih cara ini.

Menitipkan Rio dan Mondy pada teman lama nya yang berada di Korea.
Sementara disini dia akan menghadapi Rini.
Renaldy tidak ingin gegabah.
Dia juga akan mengirimkan beberapa anak buahnya untuk memantau Rio dan Mondy disana.
Lagi pula,temannya pasti dapat dipercaya.

"Aku benar benar berterima kasih kau mau menerima Kedua putra ku dengan tangan terbuka."

"Aishh.kau sudah banyak membantuku dulu.hanya ini yang dapat aku lakukan unuk membalas semua kebaikanmu."

"Hahaha.Aku akan mengirim putra putraku besok,ku harap kau menjemput mereka di bandara besok"

"Nde.Akan aku usahakan."

Benar.inilah keputusan Renaldy akhirnya.
Dia akan menitipkan kedua putranya pada teman lama nya,Richard.

Renaldy banyak memantu Richard untuk perusahaannya dulu sampai perusahaan Richard benar benar maju.
Richar benar benar merasa tertolong dengna kebaikan Renaldy maka dari itu dia menerima dengan tangan tebruka atas kehadiran kedua putra teman Nya itu.
Lagipula dia hiduo senditi di negeri Korea itu.dia merasa senang akan kehadiran orang orang yang akan membiat harinya tidak akan sepi lagi.

"Maafkan ayah.tapi kalian harus pergi,Tenang saja.paman Richard adalah orang baik."

***

Benar.
Pagi ini dengan berat hati Renaldy mengantrkan kedua putranya ke tempat dimana teman lamanya tinggal.
Tidak lama,perkiraannya.dia akan menyelesaikan masalah ini dengan cepat bersama sang istri.
Dia berharap sikap sng istri tidak sekeras sebelumnya.

"kamu jaga Imon ya disana.tidak lama.ayah akan menyelesaikan ini dengan cepat..ayah harap,kamu melupakan semua rasa benci kamu terhadap Imon."Kata Renaldy pada putra sulungnya.
Meskipun dia percaya Richard akan menjaga kedua putranya dengan baik,tapi peran Rio sebagai kakak juga penting.Imon bukan hanya butuh perlindungan tapi dia juga perhatian orang terdekatnya.
Imon terlalu muda untuk menghadapi masalah ini.Rio juga masih Muda,Renaldy tidak bisa menyangkal bahwa anak anaknya tidak pantas menerima hal Keras seperti ini.dia akan berusaha agar semuanya kembali baik baik saja.

"Imon,selalu dengarkan kata Paman dan Abang,ya.Kamu tidak Boleh Nakal.Jangan sedih.tidak akan lama.ayah akan jemput kamu dan abang secepat nya."
Mondy yang selalu berharap semua situasi itu baik hanya mengangguk mengerti.
Dia bukannya tidak paham dengan situasi Ini.dia tidak terlalu kecil untuk paham dengan situasi yang tidak baik baik saja.
Jauh di dalam hatinya,dia sangat tidak ingin berpisah dengan ayah nya.sangat berat.tapi dia juga tidak ingin membuat ayah nya tambah pusing jika dia tidak menurut.

"Mondy akan tunggu ayah jemput."Balas nya dengan senyum merekah.dia berharap dengan senyum yang dia berikan untuk sang ayah,ayah nya akan merasa tenang dan tidak terlalu larut dalam masalah.

Mobil yang di kendarai oleh Renaldy sendiri itu sedang Mondy di samping nya dan Rio di Bangku belakang sudah sampai di bandara,tak terasa karena obrolan singkat tadi.

Renaldy menggiring kedua putranya yang siap dengan ransel masing masing.
Renaldu hanya meminta mereka membawa yang penting saja dan beberapa pakaian.selebihnya dia akan meminta Richard untuk menyiapkannya nanti.

"Baik baik disana.ayah akan segera menjemput kalian."

"Ayah percaya padamu,Rio".

"Iya,Ayah."

Setelah keberangkatan kedua putranya.
Renaldy terdiam dan menghembuskan nafas kasar.

"Huft..Mari selesaikan ini".

***

"Aku minta,Jemput mereka.Buat mereka percaya."

Sambungan telfon terputus bersamaan dengan senyum yang tampil tanpa ada yang tahu apa maksudnya.

***

Rio dan Mondy baru saja turun dari pesawat dan berjalan beriringan menuju parkiran bandara negeri yang asing dimata mereka ini.

Sebenarnya tidak terlalu asing bagi Rio.sekolah nya mengajarkan beberapa Bahasa dan Tradisi negara Luar dan dia cukup memguasai bagian negara Korea ini.
Karena menurutnya Negara ini yang paling banyak diminati.

Mondy yang tidak tau apa apa pun hanya diam sembari tangannya tak lepas mengenggam tangan sang Abang.sementara Rio hanya membaca papan denah Kota yang ada di depannya.
Beberapa bagian daerah dia tau hanya saja untuk rumah Teman lama Ayah nya itu dia tidak tau dan hanya akan menunggu jemputan dengan ciri ciri mobil yang telah di sebutkan sang Paman.

Mata yang fokus itu lebur ketika tabgan seseorang menyentuh Bahunya.

(Tidak menulis dalam bahasa Korea,tapi anggap beberapa percakapan terbentuk dalam bahasa korea)

"Anyeong Haseyo.Saya supir Tn.Richard.kalian bisa ikut saya." *

"Dimana Mobilnya?"Pemuda tinggi itu menunjuk sebuah Mobil yang ciri cirinya sama dengan yang di sebutkan pamannya.

Tanpa rasa curiga lagi.dia menggirimg Mondy untuk mengikuti Supir yang dia yakini adalah supir pamannya..

"welcome,dear"

Tbc.

Anyeoong.
Thanks buat yang support.
Thanks buat 1k nya💜.
Semoga selalu suka dengan kisah Imon.
Eh tapi itu beneran mobil paman Richard?.kok...?

Imon [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang