[12]

1K 173 39
                                    

“Hidupku kini persis seperti arloji hitam tanpa denting jarumnya. Masih bertahan hidup meski tidak tau sudah sejauh apa menempuh waktu”


Taehyung, Jimin dan teman sekelasnya yang lain kini sudah sampai di dalam ruang UKS. Terpaksa meninggalkan tubuh Yeonjun ditempat persembunyian sebelumnya karena memang tidak mungkin mereka bawa kemana mana. Ternyata benar apa yang tadi Jungkook ucapkan, disini nampak jauh lebih terang. Memudahkan mereka memantau satu sama lainnya.

Tapi baik Taehyung ataupun Jimin, keduanya tidak jua merasa lega, masih terus di gelayuti kekhawatiran pada si ketua kelas so jago itu. Tidak tau tentang apa yang di rencanakan Jungkook dengan orang orang yang ikut bersamanya, tapi perasaan mereka tetap tidak mau berburuk sangka. Yang mampu mereka lakukan sekarang hanya berharap, agar Tuhan melindungi Jungkook dimanapun dia berada.

“Liat, perkiraannya lagi lagi tepat, disini terang” Ucap Taehyung yang kemudian mendaratkan bokong di atas permukaan lantai. Menyandarkan punggungnya pada dinding, lalu memejamkan mata lelah. Tidak dapat mengelak, kini ia merasa haus dan lapar. Seharian ini perutnya belum diisi apa apa, bahkan seingatnya terakhir kali ia minum pun tadi siang di kantin saat jam istirahat. Lapar, dehidrasi serta tubuhnya yang lengket berkeringat itu kini membuatnya merasa muak. Begitupun dengan Jimin yang dalam diamnya kini memilih menatap kosong ke arah brangkar besi tak bertuan disudut ruangan.

“Kau tau Tae-dulu kufikir cita citaku setelah lulus sekolah jadi seorang polisi” ungkap Jimin tanpa sedikitpun menoleh. Yang di sampingnya pun hanya diam, menghela napas sebagai jawaban.

“Tapi sekarang, sepertinya aku hanya ingin menjadi seorang ayah” lanjutnya lirih lalu menunduk dalam. Sama halnya dengan Taehyung, Jimin pun merasa lelah. Lapar dan haus. Muak dengan semua ini rasanya. Sebab kini, impian menjadi seorang ayahpun seakan terasa berat. Pilihan tergantung padanya, jika memilih untuk tetap maju, maka ia bisa menjadi ayah yang berpropesi menjadi seorang polisi sekaligus. Jika pilihannya adalah menyerah, bahkan impian menjadi seorang ayahpun akan hancur dengan mudah.

Taehyung menoleh, sedikit menyunggingkan senyum jahil “Sudah memantapkan niat dengan Lui?” tanya si pemuda Kim dengan mata disipitkan.

“Bukan itu Tae, astaga!” Jimin memukul bahu Taehyung, membulatkan mata kecilnya sebagai reaksi tidak terima pada ucapan sahabatnya.

“Aku hanya-enmm, takut tidak bisa selamat” imbuhnya kemudian.

“Kita pasti selamat. Harus!” tukas Taehyung yakin, meski hati kecilnya pun memikirkan hal yang sama dengan Jimin.

“Itu pun jika kita bisa bertahan hidup sampai si pembunuh mati. Kalau tidak?”

“Dia past-”

“Menurutmu, siapa yang akan membuat si keparat itu mati? Sedangkan kita semua hanya diam disini menunggu keajaiban. Bahkan- tidak ada satupun di antara kita meminta bantuan, apa yang kita tunggu sebenarnya?” Potong Jimin mengeratkan gigi atas dan bawahnya. Perasaan marah, kesal dan kecewa membuatnya jadi semembara ini. Rasanya, Jimin ingin membunuh manusia itu detik ini juga. Bajingan gila yang sudah dengan teganya menghabisi nyawa murid murid polos tidak berdosa tanpa alasan yang jelas. Sudah berapa nyawa yang harus mati sia sia? Jimin benci karena jumlah mereka terus terusan berkurang.

“Ada Jungkook” Sela Taehyung ragu.

“Kita sudah terlalu banyak menyusahkan bocah itu. Selama ini, tanpa disadari kita semua sangat bergantung padanya” pungkas Jimin mampu membuat Taehyung bergeming. Bagaimanapun, ucapan Jimin itu ada benarnya juga.

“Tapi, kita harus tetap selamat bagaimanapun caranya. Setidaknya, aku ingin melihatmu menjadi seorang-ayah” Ucap pemuda Kim dengan penekanan nada pada kata 'Ayah', berusaha melukis senyum selebar mungkin, menyikut lengan sahabatnya membuat si Jimin itu juga perlahan ikut tersenyum. Melupakan sejenak keresahan hati mereka. Tidak ingin Jimin berfikir untuk menyerah, tidak boleh ada yang menyerah diantara mereka. Masih ada mimpi, cita cita dan harapan yang harus mereka perjuangkan. Yang paling penting adalah, ada yang menunggu mereka pulang.

Hide and Seek || Jungkook 『End』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang