6. Tamu Di Pagi Buta

2.1K 233 54
                                    

Seokjin rasanya hampir mati ketika Taehyung berjuang membantu persalinan tadi. Apa ia memang ditakdirkan untuk tidak bisa balas dendam pada orang lain? Saat ia balas dendam pada Myung Soo dengan menulis kejelekannya di situs jejaring kantor, ia malah mendapat julukan 'Ibu Hamil Nasional'. Dan kali ini, ketika ia memasukkan yoghurt ke minuman Taehyung, ternyata Taehyung malah harus membantu persalinan pasiennya, bukannya menghadiri rapat seperti rencananya semula. Seokjin benar-benar merasa bersalah.

Tadinya ia pikir tidak terlalu bermasalah jika Taehyung menahan sakit perutnya saat rapat itu. Namun ia sama sekali tidak menyangka kalau Taehyung harus membantu persalinan sambil menahan sakit perut. Kalau sampai terjadi apa-apa pada ibu atau bayi itu, maka secara tidak langsung ia ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu, selama Taehyung berada di dalam ruang bersalin, Seokjin terus menunggu di luar ruangan itu dengan cemas sambil terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Kini ia kapok melakukan yang namanya 'balas dendam'.

.
.

Mendekati jam pulang kator di rumah sakit itu, Seokjin berusaha melawan rasa lelah dan kantuknya sambil membaca pamflet informasi tentang rumah sakit saat ia berjaga di lobi, menggantikan penulis naskah yang lain. Kemudian, Seokjin pergi untuk mencari mesin penjual kopi dan tidak sengaja bertemu dengan Taehyung. Pria itu berdiri di depan mesin penjual kopi dengan wajah tidak sabar, lampu merah di depannya masih berkedip, tanda bahwa kopi belum siap. Taehyung menatap lampu itu sejenak lalu memasukkan tangannya padahal lampu merah itu masih berkedip.

"Aduh, panasss!"

la menarik tangannya keluar dari mesin itu, kelihatannya tangannya terkena kopi panas yang belum selesai dituang. Ckckck, benar-benar tidak sabaran. Pasti nanti ia mendesak-desak istrinya untuk melahirkan anak, bahkan sebelum mereka sempat membuat anak itu.

Seokjin yang tadinya ingin berbalik dan pura-pura tidak melihatnya tiba-tiba teringat akan ulah pria itu  padanya. la menghentikan langkahnya. Meskipun perbuatan orang itu padanya jauh lebih parah daripada yang telah ia lakukan, namun ia merasa seribu kali lebih merasa bersalah atas tindakan balas dendamnya yang terencana itu. Sementara, orang itu malah sama sekali tidak merasa bersalah atau bertanggung jawab. Seokjin yang sibuk dengan pikirannya sendiri akhirnya berkata "ah, sudahlah" dan kembali membalikkan badannya, berjalan menghampiri Taehyung.

"Pasti kau tidak pernah makan daging panggang yang benar-benar matang, ya? Tidak sabaran sekali." Seokjin berkata dengan ketus seolah memarahi anak kecil yang nakal dan memberikan tisu basah ke tangan Taehyung.

"Hah?"

Taehyung yang tadinya panik karena kepanasan, bingung melihat Seokjin.

"Sepertinya kau ini harus belajar untuk bersabar. Meskipun kau tidak sabar dan ingin cepat-cepat melakukan sesuatu, toh dunia ini tetap berputar dengan kecepatan yang sama di mana pun itu."

Seokjin menyeka tangan Taehyung yang memerah dan menatapnya dengan tidak sabar.

"Ah, terima kasih." Taehyung berkata dengan canggung lalu mengambil tisu itu dari tangan Seokjin dan menyeka tangannya sendiri.

"Aku pernah terkena imbas dari sifatmu yang tidak sabaran itu dan sikapmu itu tidak baik bagi pasien. Mungkin kasusnya berbeda jika kau harus menyelamatkan nyawa orang. Apa kau tidak tahu? Apa tidak ada yang pernah memberitahumu tentang hal ini?"

Setelah menasihatinya, Seokjin mengambil tisu yang tadi dipakai untuk menyeka tangan Taehyung, melemparkannya ke tempat sampah, dan berjalan kembali ke lobi. Aku hanya membantumu karena merasa bersalah telah mengerjaimu tadi, batin Seokjin. Ah iya, gara-gara orang itu, aku jadi lupa membeli kopi! Seokjin yang malas untuk kembali ke tempat itu akhirnya kembali duduk di lobi dan membaca buku informasi tentang rumah sakit. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

CRAZY ROMANCE | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang