12. Acela

33 3 2
                                    

Eris Olanvie berdiri didepan jendelanya, mengawasi pemuda itu, yang tengah diantar pelayannya menuju skybike yang terparkir. Ia sudah mengalami ribuan kali negosiasi sebagai seorang pedagang, dan yang satu ini begitu mengejutkannya karena Oruzgan membawa masa lalu. Acela Olanvie adalah wanita dingin yang tidak pernah bercerita tentang masa lalunya disaat Eris masih remaja. Lambat laun ia mengetahui bahwa ibunya adalah seorang peneliti, yang meneliti monster, dan berusaha meninggalkan penelitian itu untuk mencapai kehidupan baru di Galphur. Ia awalnya ingin mengusir pemuda itu, yang berani datang meminta pertolongannya. Tapi Zagad meninggal akibat nacht. Pemuda itu, tanpa rasa takut, masih ingin maju mencari. Meski ia bisa saja mengabaikan semuanya. Pemuda itu mengingatkannya akan Acela. Satu hal yang membuat Acela menyerah adalah ia ingin hidup bersama putrinya, sedangkan pemuda ini belum menemukan alasannya untuk menyerah.

"Apa yang akan kudapatkan jika aku melindungimu, Oruzgan...? Dan tepatnya, kau minta aku melindungimu dari apa...?" tanya Eris.

"Saya akan jawab mulai dari yang kedua. Saya meminta anda melindungi saya  dan kelurga saya dari eksploitasi laboratorium pusat silvanium. Ada kemungkinan mereka akan jadi musuh dalam pencarian ini, dan ada kemungkinan mereka akan jadi kawan. Yang manapun keduanya bisa sama-sama membahayakan, karena aktivitas laboratorium pusat terdiri dari banyak pihak. Tapi bila situasi memburuk, saya ingin anda memprioritaskan perlindungan pada keluarga saya." jawab Oruz.

"Lalu, bagaimana dengan keuntungan yang aku dapatkan...?"

"Jika pencarian ini berhasil dan aku mendapatkan keuntungan paten, aku akan menyerahkan sebagian besarnya pada anda." ujar Oruz. "Termasuk juga kesempatan anda untuk berinvestasi pada penelitian lanjutan dari nacht."

Pemuda ini cerdas, batin Eris. Tapi ia terlalu cepat memutuskan. Seolah ada sesuatu yang mendesaknya untuk buru-buru mengambil langkah. Pencarian ini membuang nyawa, tapi ia masih dengan yakin menawarkan diri. Bagi pemuda itu, kesepakatan yang mereka buat bisa jadi tidak adil, sehingga Eris memahami bahwa Oruzgan hanya ingin selamat.

Seandainya sang ibu masih ada, apa yang akan ia katakan melihat pemuda yang mewarisi kenekatannya ini...?

Eris tersenyum, mengalihkan pikirannya yang mengajak bernostalgia. "Oruz, siapa saja yang kau hubungi sebelum ini...?"

"Hanya anda yang dapat saya hubungi. Ada nama lain yang tertera dalam catatan kakek buyut, tapi saya tidak bisa menemukan identitasnya dimanapun."

"Siapa nama itu, Oruzgan...?"

"Santiago." sebut Oruz.

Lamunan Eris atas kejadian tadi buyar ketika menyadari pelayannya telah berdiri dibelakangnya. Wanita itu menghela nafas, merasa senang telah menemukan potongan masa lalu ibunya yang telah lama ia ingin lengkapi.

"Nigel." ujarnya pada sang pelayan. "Aku mau kau mengurus anak itu. Jangan sampai ada yang melukai dia dan keluarganya seujung jari pun."

"Baik, nyonya." Nigel membungkuk. Eris mengambil holophonenya sendiri, menghubungi satu nomor, dan ketika tersambung, proyeksi seorang pria muncul dengan wajah mengantuk.

"Aku menemukan Lacadruss." Ujar Eris pada proyeksi itu.

* * *

Bangunan untuk kamar pekerja terletak terpisah dengan bangunan tempat tinggal keluarga Zelcaya. Mereka bersisian, tapi tidak melewati jalan bangunan utama. Karena itu, Eshan tidak tahu Oruzgan mengunjungi Galilei sehari setelah ia datang untuk bekerja.

Audrey yang mendengar itu dari Hanz terburu-buru turun ke kantor kakaknya tempat mereka bertemu. Begitu ia memaksa masuk kedalam, ia melihat Oruz duduk bersebrangan dengan Galilei. Runa pun tampaknya baru tahu, ia terlihat mengendalikan ekspresinya saat kursi rodanya bergulir memasuki ruangan kantor.

SilvaniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang