8. Broken Heart (lagi)

11 1 0
                                    

Suasana ricuh kantin tentu saja sudah biasa apalagi kalo dijam istirahat, tapi kalo ricuh karna pertengkaran antara Qween dan Citra di jam pulang setelah bel tentu bukan hal yang bisa dibilang biasa saja, jangan tanya apa akibatnya karna sudah pasti Ken.

"Dasar cewek gatel lo ya!!" Citra mencoba untuk menarik rambut Qween sambil berteriak kencang

"Ngaca! Lo gak punya kaca ya dirumah?" Teriak Qween tak kalah kencang

Sementara Angel dan Sonya tak kalah heboh dengan melawan antek-anteknya Citra si Sarah dan Teresa, jangan tanya Syakila dimana, karna dia sedang berlari menuju kelas Ken, dalam hatinya melafalkan doa supaya Ken dan teman-temannya masih ada disana dan belum pulang.

"Emang dasar lo kegatelan kan! Udah tau di cuekin mulu sama Ken tapi masih aja deket-deketin, gak laku lagi lo?"

"Heh berkaca sebelum ngomongin orang, apa bedanya sama lo yang mepet-mepetin dia juga? Sadar dong kelakuan lo lebih murahan dari kelakuan gue!" Tak mau kalah Qween pada Citra, membuat Citra benar-benar geram

"Berenti!" Yang menjadi biang perdebatan keduanya tiba, Ken

"Kalian apa-apaan sih, kaya anak kecil tau gak! Gimana kalo sampe guru-guru tau? Mau kalian dihukum?" Sentak Angkasa

"Dia duluan tarik-tarik gue!" Sergah Citra cepat yang di angguki setuju oleh Sarah dan Teresa

"Heh jangan fitnah ya! Udah jelek tukang fitnah lagi!" Jawab Sonya geram

"Mulut lo ya!" Hampir saja Teresa menjambak rambut Sonya namun di halangi oleh Andreas

"Gak usah jambak-jambak ya itu tangan tolong, minta gue buntungin?" Ucap Andreas membuat Teresa mendengus kesal

"Citra yang duluan Ken, tadi kita berempat lagi minum sambil ngobrol tiba-tiba Citra sama dua temennya ini dateng ngambil jus Qween terus disiram ke rambutnya" jelas Syakila sambil memandang Ken dan Citra bergantian, lalu melanjutkan ceritanya

"Gak cuma sampe disitu, Citra nunjuk-nunjuk Qween, tarik-tarik kasar tangan Qween sambil bilang kalo Qween cewek murahan karna gak ada nyerahnya ngejerin lo terus, pipi Qween juga ditampar waktu Qween ngebela dirinya" jelasnya lagi dengan menggebu

"Gak usah berlebihan ya lo!" Teriak Citra geram pada Syakila

"Diem!" Teriak Angkasa yang lalu membuat gadis itu terdiam

"Lo bisa liat rambut, tangan, sama pipinya Qween sekarang kalo lo takut Syakila bohong atau berlebihan, terus juga ada cctv kalo merasa kurang puas buat bukti" kini Angel yang mencoba menjelaskan

Suasana kantin kian memanas, grasak-grusuk dari seluruh murid kian terdengar, wajah Citra sudah memerah tak mampu menjawab dan tak mampu untuk sekedar menatap laki-laki dihadapannya.
Teresa dan Sarah pun tak ada niat untuk membela sahabatnya itu, mereka terlalu takut berhadapan dengan Ken dan Angkasa jika sedang marah seperti ini, aura tampan mereka menjadi bercampur dengan aura seram.

Mata Ken menyusuri rambut gadis yang selalu mengejarnya itu, rambut yang biasanya tergerai indah dengan warna cokelat kemerahan kini telah berubah basah dan lengket dengan sedikit ada bulir jeruk disana. Lalu pandangannya pindah menyusuri tangan dan pipi gadis berkulit putih itu, ada sedikit legam di pipi yang biasanya mulus itu.

Rahang Ken mengeras, entah lah rasa kesal kepada Citra datang begitu saja, rasa tak rela melihat wanita itu disakiti muncul tanpa aba-aba.

Langit, Angkasa dan Andreas tentu dapat melihat perubahan pada wajah tampan dan dingin itu.

"Cara lo bener-bener kampungan Cit! Gue makin gak tertarik sama lo!"

Selepas itu Ken menarik tangan Qween membawanya pergi dari kantin, sebelum meninggalkan kantin tak lupa Ken membawa tas gadis itu.
Tak ada penolakan dari Qween, hanya tatapan bingung dan kaget saja yang dia tunjukkan, lalu mengikuti kemana kaki Ken membawanya.

Qween KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang