11. Harapan Nyata

15 2 0
                                    

Kamu dekat, namun tak bisa digapai.
Kamu seperti bintang, terang sekalipun dilihat dari jauh.
Namun kamu juga suatu kemustahilan untukku, layaknya bintang yang tak mungkin bisa aku gapai, tak bisa aku petik, apalagi untuk menerangi malam-malamku

***

"Mau apa kesini?" Tanyanya sedikit kesal

"Pastiin lo makan" mendengar jawaban itu Qween benar-benar dibuat kesal, dia sedang tak baik-baik saja sekarang, bagaimana dia bisa nafsu makan?

"Gue gak nafsu, udah sana lo pulang gue males terima tamu" tolaknya mentah-mentah, yang di usir malah nyelonong masuk tanpa disuruh "lo apaan sih? Siapa yang suruh lo masuk?" Tanya nya kesal

"Gue sendiri"

"Ken! Mau lo apa sih?" Iya itu adalah Ken

"Sederhana, gue cuma mau lo makan" jawabnya simple

"Tapi gue gak mau makan, lagian lo kenapa jadi sok perhatian ke gue?" Ucap Qween dengan pandangan tajamnya, jika biasanya dia senang dekat dengan laki-laki itu, tapi tidak untuk sekarang, tekatnya untuk menjauhi Ken sudah bulat

"Jangan geer, gue cuma gak mau kalo lo mati kelaperan, orang terakhir yang ketemu lo itu gue, kalo lo mati beneran nanti gue yang dicari jadiin tersangka" jawaban yang sukses membuat Qween tambah kesal, bagaimana Ken bisa berfikiran sampai sejauh itu?

"Omongan lo ngawur!" Akhirnya karna malas berdebat Qween menghampiri Ken yang duduk di sofa

"Nih lo harus makan terus tidur, besok harus sekolah gak boleh telat, lo kan murid teladan CHS"

"Segitu perhatiannya lo ke gue sampe lo tau kalo gue murid teladan?"

"Gak, cuma seisi sekolah gak ada yang gak tau siapa Aqweena" Qween mencibir ucapan Ken, kenapa sih dia selalu sukses memuji lalu menjatuhkan lagi?

"Ini makan gak usah bengong aja!" Sentak Ken lagi sembari menyodorkan nasi kotak ayam bakar yang dia beli tak jauh dari hotel, Qween mengambilnya dengan ogah-ogahan

"Lo belum pulang?" Tanya Qween pada Ken yang kini tengah menatap Ken yang masih mengenakan pakaian sekolah

"Belum"

"Terus dari tadi kemana aja?"

"Nungguin di lesehan tempat gue beli makanan ini buat lo" perasaan Qween menghangat dengar jawaban Ken, tapi dia tetap tak boleh baper

"Lo cuma beli satu?" Dan Ken mengangguk sebagai jawaban

"Kenapa lo gak beli juga? Lo pasti belum makan juga kan? Sini makan bareng gue aja" Qween menarik tangan Ken agar mendekat dengannya

"Gak, gue bisa makan nanti, lo makan sendiri aja" tolaknya

"Gue gak setuju, kalo lo gak mau makan bareng gue yaudah, gue juga gak mau makan, biar aja nanti gue mati kelaperan terus lo yang jadi tersangka" jawab Qween sambil menjauhkan makanannya

"Gak usah ngaco! Lo gak akan juga mati kelaperan karna gak makan dari siang sampe malem" dengus Ken kesal

"Lah kan lo yang ngajarin gue teori tadi, lo lupa?" Jawab Qween membuat Ken mendesah kesal, dia benar-benar lupa kalau tadi dia sendiri yang bilang seperti itu, padahal jika tadi dia bilang khawatir dengan keadaan Qween pasti jadinya tak akan seperti ini, tapi tetap saja dia gengsi, dan Qween pasti akan besar kepala

"Udah lo makan aja sendiri abisin" tolaknya lagi

"Gue suapin deh, nih buka mulutnya" Qween menyodorkan sesendok nasi lengkap dengan ayam di atasnya, Ken tak merespon

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Qween KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang