Satu minggu berselang, aku kembali melakukan aktivitas perkuliahan. Walaupun tangan belum sembuh sempurna.
"Yah, aku berangkat"
"uluh kemarin panggil bapak terus ayah terus bapak lagi" saut embak,
"ya elah, sama aja artinya kan?" tanyakku
"weh, udah sembuh?" bapak sedikit kebingungan melihat tingkah anak sulungnya ini
"udah. Gak mau libur lama-lama. Mau ngejar target," kataku sambil meraih tangan bapak untuk salaman
"target nikah?" embak nyletuk gitu aja kaya gak punya dosa
"husss, target lulus tauk" sedikit jengkel dengan perkataan embak
"kalo mau nikah juga gak papa" bapak mulai ikut merecokiku..
"aukkah, ibuk mana?"
"masih beli sayur" kata bapak
"yaudah deh tak tungguin" sembari ngobrol sama bapak
"Mau di jemput pak dosen lagi??" tiba-tiba bapak tanya yang aneh-aneh..
"ya Allah bapak, emang aku mahasiswa luar biasa sampai pak dosen jemput kerumah?" jawabku sedikit kesel..
"ya sapa tau, pak dosen mau nyambung obrolannya sama bapak" pembelaan bapak, efek kemarin pak Azmi ngajakin ngobrol bapak lama nih
Tak begitu lama ibu pulang, dan segeralah diriku pamit agar tak ada pertanyaan yang aneh-aneh lagi..
"buk, pamit dulu ya" kataku
"eh kog udah berangkat, mau naik apa?" pertanyaan ibu terlihat was-was membiarkan pergi
"mau di jemput dian" singkat saja ku jelaskan
"oalah yaudah"
"Tuh Dian dah datang, daaa pak buk. Assalamu'alaikum" kataku sambil melangkag pergi
"Hati-hati"
Diperjalanan, dian sedikit menceritakan kejadian kemarin sewaktu mengantarkan diriku.
Aku hanya tertawa mendengar Dian panjang lebar kali tinggi."oh ya. Nanti temenin aku ke ruang pak Azmi ya ian" ajakku, karena aku tak mau ada salah sangka lagi dengan temen-teman
"oh. okay siapp" jawabnya dengan penuh semangat
"thanks"
"oh oya Fit, kak Adit gmna?" tanya dian seakan dia menanyakan kejelasan perasaanku kembali
"gimna apanya?" aku sedikit kebingungan menjawab pertanyaannya
"ya bagaimana, dia ke kamu?" aku paham, maksud dian
"oh, dia udah gak hubunin aku lagi kog. Dan kayaknya dia gak tau kalau aku sakit jadi Alhamdulillah" jawabku
"eemm, aku mau bilang sesuatu" kata Dian yang membuatku penasaran
"mau ngomong apa, tinggal utarakan kaya biasanya"
"sebenernya kak Adit tau kamu sakit, bahkan dia mau kerumahmu Fit. Tapi aku melarangnya. Karena aku tau pasti kamu gak suka" perjelas dian
Aku paham dengan perasaan Dian sebenernya. Dia gak mau Kak Adit mendekatiku lagi secara naluri.
"Hehe, gpp. Kamu tau aku" simpel saja ku menjawab
"iya Fit. Eh kita langsung ke kampus dulu kan?" pertanyaannya mendadak berubah karena sudah dekat dengan rumah singgah sementara dan kampus.
"iya sekalian aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijaiyah Cinta
RomanceTemukan sesuatu dalam perjalanan cinta ini.. Kisah, yang akan membuat kalian ingin tau lebih lagi..