Kita Berteman Brother!

23 1 0
                                    

Hidup penuh liku-liku,
Ada suka ada duka
Semua orang, pasti pernah merasakannyaaa

Yah hidup ini penuh dengan suka duka, entah tua muda kaya miskin. Pasti merasakan yang namanya suka dan duka. Tak mengelak suka duka saat jatuh cinta, apalagi usia muda. Pastinya banyak sekali godaan yang melnada, tereih yang dicinta tidak mencinta. Oh sedihnya. Sudah. Cukup. Dilarag jatuh cinta sebelum waktunya. Kadang cinta meruntuhkan segala mimpi yang telah terajut sedemikian rupa, pada saat ingin diraih, terkadang terpedaya oleh semerbak aroma cinta. Yah beginilh kata pujangga…

“Eh eh, tau ndak. Kabar-kabarnya pak Azmi itu deket sama Fitri” kata Siska
“eh, apa iya?” tanya Tyas
“iya, kalo gak percaya ya sudah.”
“ pantes aja, kemarin aku lihat pak Azmi sama Fitri di perpus. Tapi aku tak dengar mereka sedang membecarakan apa.” Perjelas Tyas
Dari belakang Tyas dan Siska ternya ada Irma, yang sedang mendengarkan percakapan mereka. Dan Irma langsung menimpali ketika ia mengetahui Tyas memperjelas percakapan mereka.
“eh, apa iya?” kata Irma
“eh elo Ir, sejak kapan kamu di belakang kita?” tanya Siska
“buruan kasih tau aku, apa bener itu semua?”
“ iiya” jawab Tyas
Irma lari meninggalkan Siska dan Tyas, untuk menemui Fitri. Saking buru-burunya ia tak menghiraukan yang ada didepannya. Saking penasarannya, ia tak berhenti sebelum ia bertemu dengan Fitri. Sampai-samapi ia mencari Fitri ke kantor pak Azmi. Tapi ia tak menemukan Fitri, bahakan ia sempat bertanya ke beberapa orang termasuk kak Adit.
“ mas, maaf kamu temennya Fitri kan?”
“ iya, kenapa ya?” tanya kak Adit kebinungan
‘lihat Fitri?”
“tadi ada kegiatan diluar” kata kak Adit
“ oh oke yasudah”
Dia memutuskan untuk menemui Fitri lain waktu, tetapi sebenarnya ia ingin cepat-cepat menanyakan hal itu kepada Fitri, karena ia merasa terhianati. Bahkan hatinya sudah terluka karena, orang yang ia ceritakan panjang lebar kepadanya direbut olehnya. Seperti halnya bara, hatinya sedng panas-panasnya. Bahkan ia sempat mempunyai pikiran untuk melabraknya di depan kelas.

***

Disisi lain, Fitri sedang sibuk mempersiapkan acara besar kampus. Tak dipungkiri bahwa ia adalah salah satu aktivis kampus yang memang benar-benar dibutuhkan disana. Terkadang ia bisa ijin tidak mengikuti makul, karena tugas dari kampus. Bahkan ia sering tidak pulang kekos, dan kali mala mini ia tidak pulang kos. Irma pun semakin tidak sabar. Pelampiasan emosinya ia curahkan melalui pesan singkat yang ia kirimkan ke Fitri.
“Kamu, sahabat atau musuhku sih. Tega-teganya kamu menusukku dari belakang. Padahal sudah aku sudah menceritakan kepadamu segalanya, tentang perasaanku kapada pak Azmi. Kamu bukan temanku lagi. Sudah pergilah jauh-jauh dari hidupku. Anggap saja kita tidak saling kenal”
Pesan itu belum sempat terbaca oleh Fitri. Sampai-sampai Irma mengembalikan barang pemberian dan pinjaman Fitri, ke depan kamarnya. Saking sakit hatinya ia tak bisa berpikir positif dan tidak mencari tahu kebenarannya melalui Fitri terlebih dahulu, apakah berita itu benar atau salah. Berpikir bahwa Fitri sahabatnya pun tak bisa.

Keesokan harinya Fitri baru bisa membuka pesan dari Irma, ia kaget bukan kepalang. Mengapa Irma bisa mengatakan hal seperti itu, dan apa masalahnya sampai Irma mengatakan hal seperti itu, apakah ada yang terjadi dan apa masalahnya. Saat itu juga Fitri membalas pesan dari Irma, pesan itu mempertanyakan aa masalah yang teradi samapi-sampai Irma marah besr dan memutuskan persahabatan dengannya. Namun pesan itu tak dibalas, Fitri menelfon Irma agar pesannya segera untuk dibalas namun sama saja, pesan hanya terabaikan. Fitri memutuskan menemui Irma di kos. Buru-buru ia ke kos, sesampainya ia mengetuk pintu kamarnya Irma
“Irma, Assalamu’alaikum”
Pintu itu dibuka, dan saat Irma melihat Fitri, ia menutup kembali Fitri menahan seuat tenaga agar pintu itu terbuka,terjadilah perselisihan disana.
“Ir, kenapa kamu kirim pesan seperti itu ke aku, memang aku salah apa kepadamu? Tanya Fitri sambil menahan pintu.
“pergi kamu, kita sudah tak bersahabat lagi”
“ jelaskan dulu kepadaku, aku tak paham maksudmu. Memang apa yang sudah aku lakukan sampai-samapai kau mengatakan hal itu” desaknya
Irma, mengalah untuk membuka pintu kembali. “oke, gini kemarin aku mendengar Tyas dan Siska menceritakan bahwa kamu mempunyai hubungan special dengan pak Azmi, dan Tyas melihatmu bersama pak Azmi di perpus, dan satu lagi aku menemuan sapu tangan bertuliskan Azmi di kantong jaket yang kemarin aku pinjam. Pantas saja kamu tak mau menceritakan pak Azmi kepadaku, dan tak mau membahasnya denganku. Termyata selama ini aku bercerita dengan orang yang salah.” Jelas Irma dengan nada tinggi
“Ir, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu. Kamu salah paham kepadaku, aku tak pernah memiliki hubungan apapun dengan pak Azmi. Kita baru kenal, dan aku kenal pak Azmi saat rapat kegiatan kemarin. Dan beliau adalah adik kandung dari pak Yaqi. Saat diperpus itu pun kita bertemu ndak sengaja, dan sapu tangan itu terjatuh dilantai saat pak Azmi pamit pergi. Aku ingin mengembalikannya naun aku belum sempat bertemu dengan beliau. Kalau kamu tak percaya, ayo kita menghadap pak Azmi dan bertanyalah langsung dengannya.” Jelas Fitri

Beberapa menit sauasana hening, tak ada suara diruangan itu helaan napas panjang mengiringi suasana yang sedang panas. Irma hanya diam, sudah tak ingin mengatakan apapun. Fitri bingung dengan keadaan dikamar itu, jika ia melanjutkan cerita namun tak ada respon sama sekali dari Irma, ia berpikir bahwa ia percuma untuk berbicara. Fitri perlahan melangkah pergi meninggalkan Irma, menutup pintu dengan perlahan. Mungkin Irma butuh sendiri, agar bisa berpikir jernih. Cinta memang bisa merubah segalanya, Namun semuanya tidak bisa berubah jika cinta tak masuk begitu dalam. Mungkin memang cinta bisa membutakan segalanya, sampai teman bisa menjadi musuh, yang baik bisa menjadi jahat, yang cerdas bisa dikatakan menjadi bodoh. Inilah cinta..

Hijaiyah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang