Sebelas

3.3K 178 2
                                    

Agatha baru saja sampai sekolah dan waktu menunjukan pukul 8, itu tandanya Agatha telah terlambat sekolah.

Agatha berjalan menuju pintu belakang karena tempatnya jarang sekali dilewati orang lain. Dulu pintu ini tidak ada kuncinya dan digembok. Namun Agatha diam diam mengganti pintunya dan kuncinya ia pegang. Tidak ada seorang pun yang tau selain Agatha dan Aleta. Agatha memang cerdik dan licik.

Agatha masuk ke dalam sekolah melewati pintu belakang dan tak lupa menguncinya lagi. Agatha berjalan secara perlahan menuju rooftop.

Saat menaiki tangga Agatha melihat seorang anggota osis yang sedang berpatroli. Agatha setengah lari menaiki tangga. Agatha bernafas lega saat sudah berada di rooftop.

Agatha berjalan menuju kursi dan melemparkan tasnya. Baru saja bokong agatha mendarat mulus di kursi, seseorang telah mengagetkannya.

"Duar"

"GOSH"

Agatha terlonjak kaget. Aleta tertawa terbahak bahak melihat wajah terkejut Agatha. Ya orang itu adalah Aleta, sohibnya Agatha.

"Anjir gue kaget"

"Buahahahak ngakak anjir muka lo" Aleta tertawa terbahak bahak.

"Terus aja lo ketawa sampe mati"

"Ya elahh.. jahat banget sih lo sama gue"

"Lagian ngapain lo disini, dateng pagi bukannya belajar"

"Heh ogeb, lo juga baru dateng. Gue disini sengaja, suntuk gue belajar"

Agatha kembali duduk di kursi karena saat Aleta mengagetkannya Agatha terlonjak dan menjauh dari kursi. Aleta juga duduk disamping Agatha.

"Eh tha lo inget ngak genk yang nawarin lo jadi ketuanya?" Tanya Aleta

"Hm"

"Katanya mereka udah punya ketuanya"

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Yaa... gue cuman ngasih tau aja biar lo ngak kudet"

"Lagian kalo gue tau juga ngak ada untungnya buat gue"

"Iyadehh.. serah lo aja. Lagian lo kenapa sih lo ngak masuk genk aja?"

"Gak papa gue males aja"

Memang banyak sekali genk yang mengajak Agatha bergabung tapi tak satupun Agatha ikut serta di dalamnya. Agatha tidak ingin terherumus kedalam masalah, karena menurut pemikirannya genk itu sesuatu hal yang sangat tidak baik dan menjerumuskan kita ke dalam masalah besar.

***

Agatha baru saja turun dari apartemen dan menuju kantin karena waktu istirahat bentar lagi berbunyi. Agatha dan Aleta duduk dibangku pojok. Agatha hanya membeli jus karena sejak kemarin Agatha tidak nafsu makan.

"Eh Let li masih hutang cerita sama gue tentang hubungan lo sama si Marvin"

"Oke oke gue ceritain... Sebenernya kita udah deket lama, dari kelas sepuluh semester dua"

"Anjir lo selama ini nyembunyiin daru gue. Parah lo sama sohib lo"

"Hehehe sorry tha, gue ngak mau bilang dulu takutnya ngarep. Nah dari situ gue udah ada rasa cuman gue umpetin gitu. Waktu kemaren lo lagi badmood, gue diajak ke taman sekolah sama dia. Gue kira mau ngajak ngomong atau apa, eh ternyata nembak gue. Disana juga bukan cuman gue sama Marvin tapi ada Rava. Dia yang jadi saksi kalo gue sama dia jadian pagi itu"

"Wait wait... rava?"

"Iya Rava. Dia pergi ninggalin gue sama marvin karena mungkin ngak mau jadi nyamuk kali ya. Tapi sebelumnya dia nanya kemana lo"

"Lo jawab apa?"

"Gue jawab, kalo ngak bolos pasti telat ataungak di rooftop"

"Pantes aja dia tau gue di rooftop"

Dreett... dreett...

Ponsel milik Aleta bergetar menandakan panggilan masuk, dengan cepat Aleta mengangkatnya.

"Halo vin"

"..."

"Gue lagi sama Agatha di kantin. Kenapa?"

"..."

"Oke gue sama Agatha nanti kesana"

"..."

"Oke bye"

Aleta mematikan sambungannya dan kembali menyimpan ponselnya di saku roknya.

"Tha gue disuruh beli makanan buat Marvin. Tadi juga si Rava titip pesan buat lo, beliin dia nasi goreng sama minumnya"

"Lah kok gue?"

"Lo kan Pacarnya"

"Ishh.. lo aja ah gue males"

"Ihh.. ayo" Aleta menarik Agatha menuju stand nasi goreng. Agatha hanya pasrah dengan Alera yang menariknya.

Skip

Agatha dan Aleta langsung masuk kedalam ruangan osis, karena tadi Marvin langsung menyuruhnya masuk. Ruangan Rava dan Marvin berbeda dengan yang lain, maklum ketos dan wakilnya.

"Nih makanan lo" ucap Agatha dan menaruh makanannya di meja Rava.

Rava tersenyum melihatnya sedangkan Agatha menatap malas Rava. Agatha hendak pergi namun Rava menariknya hingga Agatha terduduk dipangkuannya Rava.

"Isshh lo apa apaan sih"

Agatha bangkit dan melangkahkan kakinya. Baru saja beberapa langkah Rava menariknya kembali hingga terduduk, kini bukan dipangkuan rava lagi melainkan di meja Rava.

"Diem disini" titah Rava dan Agatha hanya pasrah.Rava membuka bungkus Nasi gorengnya dan memakannya.

"Yang katanya dari kemaren kamu ngak makan nasi kenapa?"

Agatha terdiam. Apa yang barusan Rava katakan? Yang? Sayang maksudnya? Dan juga kamu?

"Ngomong apa barusan?"

"Kenapa? Ngak boleh emangnya aku panggil yang terus ngomongnya aku-kamu?"

"GAK" tegas Agatha

"Kenapa? Aku kan calon suami kamu"

"Masih calon belum sah"

"Aku ngak papa kalau sekarang kamu masih belum suka sama aku tapi nanti aku bakal buat kamu jatuh cinta sama aku"

"Haluers lo"

Agatha bangkit dari duduknya dan meninggalkan Rava. Kali ini Rava tidak menarik Agatha lagi karena bel sudah masuk. Mungkin Agatha mau masuk kelas, fikirnya.

***

Hello guys... jarang jarang author nyapa di lapak ini.

Oh iya guys... di part ini author ngak ada maksud buat ngejelek jelekin geng atau apalah itu. Sorry kalau ada yang merasa tersindir.

Jangan lupa vote and komen👇👇👇 dan juga follow akun author Rarazita

My Enemy's in School [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang