Satu

10.6K 295 6
                                    

"Kamu itu ya selalu saja telat datang ke sekolah, baju dikeluarkan. Kamu ini perempuan kok kelakuan kayak preman"

"Biarin lah pak, mending gini daripada cewek feminim tapi hati busuk"

"Kamu ini! Sekarang kamu pergi keliling lapangan 10 putaran" geram Pak Aldi, guru BK.

"10 pak? Gampang"

"Rava kamu awasi dia, pastikan dia melaksanakan hukumannya hingga tuntas"

Orang yang bernama Rava pun mengangguk paham. Perempuan yang mendapatkan hukuman itu pun berjalan keluar ruang bk tanpa pamit.

Rava mengikuti perempuan itu hingga lapangan. Butuh 5 menit untuk mereka sampai dilapangan karena sekolahnya yang luas serta jarak ruang guru atau ruang bk dengan lapangan bagaikan sabang dan merauke.

"Lo diem disini" tegas perempuan itu pada Rava.

Rava menaikan satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'.

"Gue ngak akan kabur dari hukuman" Perempuan itu berjalan ke arah utara, tepatnya ke arah parkiran.

Untuk apa cewek itu keparkiran? Itulah pertanyaan yang ingin Rava tanyakan. Rava duduk dibangku pinggir lapangan, mununggu perempuan itu kembali.

Brumm... bruummm...

Terdengar deru motor mendekat ke arah lapangan. Rava menyipitkan matanya untuk memastikan siapa orang yang menaiki moge ke arah lapangan.

Pengendara motor itu melajukan motornya memutari lapangan. Ternyata yang mengendarai motor itu adalah perempuan tadi. Rava yang melihat itupun dibuat terkejut.

Rava berlari ke tengah lapang, ia berinisiatif untuk memberhentikannya.

"AGATHA STOP" Teriak Rava nan tegas.

Yap, perempuan itu bernama Agatha. Perempuan yang tomboy dan tentunya anak balap motor.

Agatha tak mengubris teriakan Rava dan terus melajukan motornya. Dirasa sudah sepuluh putaran, Agatha kembali memarkirkan motornya di parkiran.

"Agatha. Kenapa lo ngejalanin hukuman dengan menggunakan motor, kenapa tidak lari?" Tanya rava ketika sudah mendekati agatha.

"Heh ketos sok so'an. Pikir pake otak. Tadi tu guru rese hukum gue keliling lapangan bukan lari keliling lapangan. Berarti gue bebas dong mau ngejalanin pake cara gimana, yang penting hukuman udah gue jalanin. Bye"

Agatha meninggalkan Rava yang masih terdiam di tempatnya.

"Sabar ravaa... sabar, jadi ketua osis harus banyak sabar" gumam rava meredam emosinya. Rava berjalan menuju ruang bk untuk melapor jika ia telah selesai melakukan tugas.

Sedangkan dengan Agatha, ia berjalan menuju rooftop. Agatha memiliki kunci pintu rooftop dan tidak ada yang tau tentang rooftop selain ia dan Aleta, sahabatnya.

Meskipun Aleta sahabatnya, namun aleta sedikit berbeda dengan agatha. Agatha anak balap motor sedangkan Aleta anak balap mobil. Sama sama anak balap. Hanya saja sifatnya yang barbar melebihi Agatha.

Back to Agatha.

Mengapa Agatha tidak ke kelas, padahal hukuman sudah ia kerjakan? Jawabannya karena ia sedang malas masuk kelas ditambah lagi pasti ia akan kena hukuman karena ia terlambat masuk kelas.

Agatha anak balap tapi bukan berarti harus merokok. Agatha tidak suka dengan aroma rokok, ia lebih suka aroma alkohol.

Agatha sering keluar masuk club, hanya untuk hiburan saja. Apakah keluarganya tau? Tidak. Keluarganya sibuk dengan perkerjaan, jarang sekali mereka ada dirumah. Jangankan hari biasa, hari minggu saja mereka kerja.

Lelah lelah juga memuaskan. Hidup mereka di fasilitasi barang barang branded, tapi agatha enggan untuk memakainya. Baginya fashion itu kurang penting, yang penting itu jalani hidup dengan kebebasan. Itulah motto hidup Agatha.

Agatha anak semata wayang dari Ryan Hezel dan Mela orzie. Jadi pantas saja jika Agatha selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.

***

Hay guys...

Gimana ceritanya?
Untuk sementara, jadwal update selasa dan sabtu

Jangan lupa vote and komen👇👇👇

My Enemy's in School [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang