Happy Reading!
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT NYAAA!!!!
***"Oke, tapi kalau dia sampai nyakitin kamu lebih dalam lagi. Terpaksa, abang bakal minta mamah sama papah buat bawa kamu berobat ke Singapore. Nggak ada alasan kamu untuk menolak hal itu lagi. Abang nggak mau kamu makan hati punya suami yang plin plan kaya Jordan."
Masyura hanya tersenyum pasrah. Ya, memang itu yang terbaik untuknya. Seharusnya dia menuruti kemauan keluarganya untuk berobat ke Singapore, namun dia belum sanggup untuk bilang ke Jordan tentang penyakitnya.
Setelah sudah selesai check up, Masyura dan Devian kembali ke rumah orang tua mereka.
"Coba kamu jelasin ke abang, kenapa suami kamu bisa sama wanita lain? Apa lagi di dokter kandungan? Are you kidding me?" tanya Devian marah.
Masyura mengambil napas dan membuangnya perlahan. "Sebenarnya wanita tadi itu istrinya teman Jordan, nah suami dia itu udah meninggal, bang. Terus sebelum temennya meninggal, Jordan di amanatin buat nikahin wanita itu karena wanita itu lagi hamil, tapi Jordan nggak mau. Karena dia nggak mau nyakitin hati aku. Tapi wanita itu kasih pilihan ke Jordan kalau Jordan harus selalu ada kalau wanita itu butuh dia."
Devian memandang adiknya tak percaya. Ini masalahnya rumah tangga mereka sedang terancam! Dan kesannya mereka terlalu menyepelekan masalah ini!
Terlebih Masyura itu sedang sakit dan hamil. Sangat membutuhkan perhatian lebih, terutama dari suaminya. Dan Jordan malah lebih memilih untuk mengantar wanita lain dari pada istrinya?
"Kenapa kamu nggak bilang ke abang dari awal? Ini masalah cukup besar."
"Maaf, bang. Yura nggak mau buat abang dan yang lain kepikiran sama masalah ini. Yura sayang sama kalian semua, dan Yura pasti bisa selesain masalah ini sendiri. Apa lagi abang juga udah punya keluarga, Bang Bian juga udah punya keluarga, aku nggak mau bikin mamah sama papah khawatir juga."
"Sampe kapan Jordan kaya gini terus? Inget, Yur! Kamu itu nggak cuma lagi hamil, tapi kamu juga lagi sakit. Itu bisa bikin nyawa kamu dan anak-anak kamu terancam!"
"Yura yakin bisa jalanin ini semua, bang," balas Masyura meyakinkan.
Devian hanya bisa pasrah dengan ucapan Masyura. Dia cuma bisa berharap yang terbaik untuk rumah tangga adiknya itu.
"Yaudah, keputusan ada di tangan kamu. Tapi ingat kata-kata abang. Kalau sampai Jordan nyakitin kamu, kita akan bawa kamu pergi dari dia."
Masyura hanya mengangguk.
***Masyura duduk di gazebo belakang rumahnya. Dia duduk sambil memandangi kolam renang di depannya.
'Jordan bilang ada rapat, terus tadi ngapain nemenin Ranti di rumah sakit? Minta gue timpuk kali?' ucap Masyura dalam hati.
Sekarang sudah jam empat sore, namun belum ada tanda-tanda Jordan datang untuk menjemputnya. Mengabarinya pun tidak.
Belum selesai Masyura berpikir, ternyata Jordan sudah berjalan menghampirinya. Tapi bisa terlihat kalau wajah Jordan sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa, mas? Kok mukanya bingung gitu?" tanya Masyura yang ikut bingung juga.
"Mmm.. nggak kenapa-napa, sayang. Kamu udah mau pulang atau nanti aja pulangnya?"
"Sekarang aja deh, mas. Aku ambil tas dulu ya."
Sambil menunggu Masyura, Jordan kembali memikirkan perkataan-perkataan yang Devian ucapkan kepadanya.
Flashback On
Jordan berjalan memasuki rumah mertuanya, karena Masyura berada disini. Jadi dia datang untuk menjemputnya.
"Jordan, bisa gue bicara sama lo sebentar?" tanya Devian yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
Jordan terlihat bingung namun akhirnya menyutujuinya. "Bisa, bang."
"Tadi kan gue yang ngantar Masyura ke rumah sakit buat check up, terus gue lihat lo sama wanita lain disana juga. Di dokter kandungan yang sama dengan Masyura. Maksud lo apa kaya gitu? Lo mau nyakitin hati adik gue? Lo juga bilang kalau lo ada rapat, tapi kenapa bisa antar wanita itu sedangkan istri lo nggak?" tanya Devian kesal.
"Maaf, bang.. Gue sama dia.."
"Iya, tanpa lo jelasin gue udah tau masalahnya. Tadi Masyura udah jelasin hubungan lo sama wanita itu. Tapi bisa nggak lo jaga jarak sama wanita itu? Gimana pun, lo udah nyakitin hati adik gue. Gue tau lo di bebanin dengan rasa amanah, tapi tolong jaga perasaan adik gue. Dia istri lo. Dia juga lagi hamil, hamil anak-anak lo. Dan lo malah perhatian sama wanita lain yang bukan hamil anak lo sendiri? Jangan bikin gue kecewa sama lo, Dan."
Jordan mengangguk paham. "Iya, bang. Gue selalu berusaha sebisa gue buat bahagian Masyura. Bagaimana pun, gue cinta banget sama Masyura. Lo tau gimana dari dulu kisah gue sama dia. Gue juga berusaha buat selalu perhatian sama Masyura, bang. Berusaha selalu ada buat dia juga disaat dia butuh gue."
"Oke gue pegang omongan lo. Gue mau kasih tau sama lo. Lo tolong banget jagain adik gue dengan bener-bener. Lo harus perhatian sama dia. Karena dia nggak sekuat yang lo kira. Kita nggak pernah tau sama isi hati dia gimana pas dia tau kalau lo disuruh buat tanggung jawab sama wanita itu. Jangan sampai lo menyesal di kemudian hari. Gue kasih tau lo aja dari sekarang. Ingat, jangan sampai lo menyesal," ucap Devian ambigu.
Belum sempat Jordan menanyakan hal itu, Devian sudah pergi meninggalkannya. Jordan hanya bisa diam dan menduga-duga dengan kata 'menyesal' yang diucapkan oleh Devian.
Flashback Off
"Mas! Ih, kamu kenapa sih?! Tadi datang-datang kaya orang bingung, sekarang kamu malah melamun! Kamu kenapa? Aku takut kamu kerasukan deh!" ucap Masyura membuyarkan lamunan Jordan.
Jordan melihat Masyura yang sudah berdiri di sampingnya. "Eh? Kamu udah ambil tas kamu?"
"Udah dari tadi kali! Kamunya aja yang melamun dari tadi. Ada apa sih, mas? Ada masalah di kantor atau dari selingkuhan kamu itu?"
"Nggak apa kok, yaudah yuk kita pamit sama keluarga kamu dulu."
Selesai pamit, Masyura dan Jordan kembali menuju rumah mereka. Tadi saat mereka ingin pamit, ternyata Devian sudah pulang duluan ke rumah miliknya sendiri.
"Mas, kamu kenapa sih? Kok jadi diam kaya gini? Jangan bikin aku bingung sama kamu yang tiba-tiba diam kaya gini dong! Udah kaya cewek-cewek aja bikin pusing dengan kode-kode kamu itu! Aku aja yang cewek nggak kaya gitu," ucap Masyura yang sudah kesal dengan Jordan.
"Aku nggak kenapa-napa, sayang. Jangan khawatir."
"Eh, by the way tadi aku lihat kamu sama si Ranti! Bilangnya ada rapat, tapi malah pergi nganterin dia check up. Istri sendiri aja nggak di anterin!"
Jordan menatap Masyura bersalah. "Maaf, sayang. Tadi dia tiba-tiba telpon aku, katanya perut dia sakit banget. Jadi aku anter dia ke rumah sakit. Maaf banget aku nggak bilang sama kamu."
"Yaudah, tapi kamu jangan macam-macam di belakang aku ya. Aku ini bisa tau kamu ngapa-ngapain aja sama dia. Awas aja kalau kamu main belakang, aku lempar kamu ke kandang paus!"
"Serem banget sih kamu. Iya, sayang. Aku juga nggak mau nyakitin perasaan kamu kok. Tenang aja ya, aku ini setia." Dengan gemas Jordan mencubit pelan pipi Masyura.
Masyura menatap Jordan galak. "Aku serius Jordan Amalio!"
"Iya, sayangku. All of my heart for you."
Masyura yang mendengarnya hanya pura-pura muntah.
***Halo!
Jangan lupa vote dan comment nyaa yaa!!
Kalau banyak yang vote dan comment aku bakal update cepet, soalnya tambah semangat gituuu hihii
See you,
KAMU SEDANG MEMBACA
Après Le Marriage ( END )
RomanceCOMPLETED [BACA CERITA CUTE COUPLE DULU] Jordan Amalio, imam baikku. Sumber kebahagianku dengan caranya sendiri. Bersikap manis sejak dulu, sampai aku tidak sadar dia membohongiku. Lalu, apa aku harus bertahan? Jika rasa sakit ini tak terobati? SE...