Chapter 24

6K 351 32
                                    

Halo! Maaf banget lama updatenya:(

Soalnya lagi mood-mood an gitu masih di gantung PTN:)

Doain aku ya semoga keterima PTN, aamiin!

Buat kalian juga yang senasib sama aku, yang belajar online, yang WFH atau WFO tetep SEMANGAT!!

Semoga COVID-19 cepet kelar dan kita bisa beraktifitas normal lagi.

Stay safe and stay healthy teman-teman!

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA!!

HAPPY READING!
***

"Siapin mental kamu, paling lambat bulan depan mamah sama papah sama abang-abang kamu juga udah bawa kamu berobat kesana. Biarin suami kamu urus masalahnya yang disini."

'Secepat itu gue bakal jauh dari Jordan?'

Monica paham betul dengan apa yang dirasakan oleh anaknya. "Kamu harus fokus sama pengobatan kamu, sayang. Anak-anak kamu juga jadi taruhannya kalau kamu kenapa-napa. Suami kamu selesain masalahnya disini, kamu ikut mamah sama papah berobat."

Masyura hanya bisa pasrah sambil menunggu kapan waktunya tiba untuk pergi.
***

Masyura sudah selesai memasak untuk makan malam. Tadi Jordan bilang dia akan pulang sebentar lagi.

Saat dia sedang menyiapkan makanan, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Mas? Kamu mandi dulu sana, bersih-bersih."

Jordan tetap memeluk Masyura. Entah kenapa dia merasa sangat enggan untuk melepas Masyura. Mungkin ikatan batin.

"Ih! Kamu denger aku nggak, sih? Mandi dulu sana, aku mau siapin buat makan malam kita."

Masyura membalik badannya dan menatap suaminya, terlihat suaminya sangat lelah.

Masyura mengusap pipi Jordan lembut. "Kamu pasti capek banget, ya? Mau mandi dulu atau makan? Kalau mandi aku siapin baju sama sama air hangatnya, kalau mau makan aku mau siapin dulu makanannya."

"Bentar dulu, aku mau peluk kamu aja."

Masyura hanya bisa terdiam. Dia jadi merasa sangat berat kalau akan meninggalkan Jordan. Kalau dia bilang ke Jordan tentang penyakitnya, dia takut pikiran Jordan akan bercabang kemana-mana.

"Udah, mas. Aku mau siapin makan dulu."

Mau tidak mau Jordan pun melepaskan pelukannya. Jordan memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu.

"Kasus Ranti sama Umar udah sampai mana, mas?" tanya Masyura saat mereka sudah selesai makan.

"Baru 30 persen-an lah, masih belum banyak bukti yang di kumpulkan."

Masyura menghela napas lelah. Kalau seperti ini, pasti akan membutuhkan waktu yang lama.

"Yaudah, kamu mandi dulu sana. Aku mau bersihin ini dulu, nanti aku siapin baju kamu."

"Biar bibi aja yang rapihin, sayang. Kamu kan nggak boleh kelelahan. Cukup kamu masak aja tadi, sekarang kita ke kamar aja."

Masyura hanya pasrah saat Jordan membawanya masuk ke dalam kamar.

Sambil menunggu Jordan mandi, Masyura duduk di balkon kamarnya. Masyura sangat sedih karena kepergiannya akan sebentar lagi. Dia harus pintar-pintar memanfaatkan waktunya bersama dengan Jordan.

Après Le Marriage ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang