chapter 15

102 16 2
                                    


Hatinya benar-benar remuk. Putri berlari ke luar kelas. Ruangan itu terasa sangat menyesakkan. Sedangan Aca, Elda dan Emon masih mematung. Tak mempercayai situasi ini.

"Lo bener-bener jahat tahu nggak! Putri tu tulus suka sama lo. Lo sadar dong!" Teriak Elda dan melemparkan kalung ke hadapan Emon.

Emon tak memperdulikan kalung itu, ia berlari mengejar Putri.

Aca segera menelpon teman-temannya yang lain, memberitahukan mengenai kejadian ini.

Emon melihat Putri yang tengah terisak. Hatinya benar-benar hancur. Ia tak bohong saat mengatakan bahwa dia mencitai dan menyayangi Putri. Ia benar-benar tidak berbohong.

Emon mendekati Putri, memeluknya dari belakang.

"Aku bisa jelasin Put, aku bisa jelasin" ujarnya lirih.

"Lepas!" Pinta Putri dingin.

"Put, kamu harus dengerin aku dulu" pinta Emon.

Air mata Putri tak bisa ia tahan.
"Dengerin apa? Kalo kamu suka sama sahabat aku?! Kamu cuma jadiin aku sebagai jembatan penghubung antara kamu dan juga Elda? Iya?"

Putri menjauh dari Emon. "Kalo kamu dari awal emang suka sama Elda. Pacari dia jangan aku! Kamu tahu nggak? Aku udah terlalu banyak berharap tentang hubungan kita. Seharusnya waktu itu aku dengerin saran sahabat aku buat nggak pernah nyimpen rasa ke kamu. Tapi, dengan polosnya aku bilang kamu bakalan berubah kalau sama aku. kenyataan ini bener-bener buat aku hancur. Jadi, tolong jauhin aku!"

Emon kembali memeluk Putri.
"Aku beneran cinta sama kamu!"

Putri melepas kasa pelukan Emon.
Sambil melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. Dan membuangnya.

"Gue nggak butuh cincin itu lagi! Untuk seterusnya nggak usah pake ngomong aku kamu. Anggap aja kita orang asing!"

Putri berlari ia tak tahu mau kemana, ia hanya ingin pergi menjauh dari Emon.

*****
"Emon sama Putrinya mana?" Tanya Bara yang baru saja datang bersama Azam dan Riko.

"Gue nggak tahu" ujar Aca

"Gila gue bener-bener nggak nyangka kalo dia pelakunya. Ca, gue harus gimana? Pasti Putri mikir yang enggak-enggak" takut Elda.

Aca berusaha menenangkan Elda. "Lo keluar dulu, cari udara seger. Mumpung belum banyak siswa yang dateng"

Elda memutusukan untuk mencari udara segar untuk menenangkan  pikirannya.

"Emon ya?" Tanya Bara.

"Iya" jawab Aca

"Pantesan" gumam Bara

"Pantesan apa?" Tanya Azam.

Bara pun menceritakan kejadian yang menimpanya beberapa haru yang lalu.

*****
Enam hari sebelum kejadian.

Langit sore tampak cantik dengan warna jingga nya. Menemani Bara dan teman-teman untuk latihan basket. Mengingat sebentar lagi mereka akan mengikuti pertandingan.

Bara dan yang lainnya tampak sangat serius latihan. Sangking semangatnya Bara latihan, kerongkongannya menjadi sangat kering.

Bara mengeluarkan botol air minumnya. Namun sayang tak ada setetes pun air di dalamnya.

Melihat Emon yang duduk di sampingnya, Bara pun berinisiatif untuk meminta air milik Emon.

"Mon, lo masih punya minum nggak? Gue haus nih" pinta Bara

My Girlfriend Is A MysophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang