chapter 26

74 12 4
                                    

Aca sedang duduk di taman sekolah bersama Elda dan juga Putri. Ini adalah hari kelima Aca keluar dari rumah sakit. Satu minggu berada di rumah sakit membuay Aca benar-benar bosan. Sekarang ia sudah jauh lebih baik. Jika kalian bertanya mengenai keadaan teman satu tim Aca, maka jawabannya mereka menangis minta maaf di hadapan Aca. Hukuman mereka benar-benar berat, skors dan di tambah pengurangan nilai sikap. Aca dengan berat hati memaafkan mereka. Bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.

Dari arah depan, Azam dan kawan-kawan datang dengan tertawa terbahak-bahak.

"Kalian kenapa?" Tanya Aca

"Riko nabrak pohon mangga deket kantin, hahaha." Jelas Emon sambil tertawa lepas.

"Serius? Hahaha, jalan tuh liat-liat mangkanya." Timpal Putri.

"Lo pada nggak liat aja mukanya pas di ketawain anak-anak kelas lain. Ngakak sumpah!" Jawab Emon lagi. Riko dengan kasar menyumpal mulut Emon dengan sepotong roti coklat di tangannya.

"Gblsk, phaaala bhejoul gaksh pekhe maaacha! (Goblok, pala benjol nggak pake mata!)" Gumam Emon tak jelas sambil berusaha melepaskan tangan Riko yang menyumpal mulutnya.

Riko melepaskan Emon dengan keadaan mulut penuh selai coklat. Melihat itu, Putri langsung menarik Emon dan memukul Riko.

"Ye, lo yah! Nggak ada akhlak! Kan jadi belepotan bebeb gue." Teriak Putri tepat di telinga Riko, Emon dan yang lain justru menertawai tingkah mereka.

"Ca! Minta tissue lo dong." Pinta Putri pada Aca. Aca mengeluarkan beberapa lembar tissue dan memberikannya pada Putri.

Putri membersihkan kotoran bekas selai coklat di pipi dan bibir Emon. Ia melakukan dengan sangat lembut, dan perlahan. Emon terus menatap mata Putri yang tengah sibuk dengan tissue di tangannya. Lalu Emon mencubit pelan pipi Putri dan melemparkan senyuman manisnya.

"Gue colok juga dah tuh mata lo! Pacaran nggak liat tempat, di liat guru baru tahu rasa." Teriak Bara.

Mendengar itu Emon mengalihkan tatapannya pada Bara dan memasang wajah sombong.
"Iri bilang boss!"

"Yaelah kalo lo mau bilang gitu jangan ke Bara, Bara mah banyak cewek, tinggal tunjuk. Onoh tuh, apa kabar? Nyaman banget jomblo nya." Ucap Riko sambil menunjuk Azam dengan lirikan mengejek lantas duduk di dekat Elda.

"Enak aja, gue mah bukan nggak ada yang mau. Malahan gue yang nggak mau." Bela Azam.

"Kenapa?" Tanya Riko

"Gue nunggu seseorang lah."

"Siapa?" Tanya Riko lagi.

"Seseorang."

"Siapa?"

"Siapa, siapa. Itu tuh Bukde Yuli, gue nunggu dia. Gue suka sama dia, pinter buat bakwan jago usaha." Jawab Azam asal yang di sambut tawa dan tepuk tangan.

"Kepala lo memar tuh, nggak mau ke UKS?" Tanya Elda sambil menyentuh memar di kepala Riko.

"Ah, nggak apa kok cuma memar biasa, sans aja." Jawab Riko sambil tersenyum.

Mereka bercerita di taman itu, menghabiskan sisa waktu istirahat dengan candaan-candaan. Saat bel masuk sudah berbunyi, mereka memutuskan menuju kelas masing-masing.

Aca berjalan di belakang, di temani Bara.

"Eh, lo mau main ke rumah gue nggak bentar malem? Sifa nyariin lo tuh, suka banget kayaknya sama lo." Ucap Bara.

"Serius? Emang boleh? Gue juga suka adek lo, lucu banget haha."

"Boleh lah. Jadi gimana mau nggak?"

My Girlfriend Is A MysophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang