6. || Sebuah Saran

24 6 0
                                    

"Terkadang sebuah pilihan membuat kita menjadi lebih pusing. kita harus memilih salah satu diantaranya, karena semua itu butuh pengorbanan dan keikhlasan."

Selama berlangsungnya konser Rara masih tidak percaya bahwa beruntungnya ia memiliki Rendi yang bisa mengerti apa yang dia inginkan. Pukul 18.30 konser pun selesai, Rendi pun mengantarkan Rara untuk shooting iklan dan latihan dance untuk persiapan perlombaan selanjutnya. Rendi memang cowok yang selalu mendukung pacarnya itu selagi masih kegiatan yang positif.

Setelah sampai di Studio Rendi pun menunggu Rara di sebuah Cafe yang tidak jauh dari tempat lokasi shooting dan latihan dance Rara. Ia memang sudah biasa menunggu Rara di Cafe itu dengan memesan secangkir coffee kesukaannya untuk menghilangkan rasa kantuknya yang memang membuat siapa pun di malam itu merasa sangat malas di karena kan memang waktu yang sudah malam di tambah dengan suasana hujan yang membuat siapa pun ingin tertidur dan menghangatkan tubuhnya.

Setelah selesai latihan Rara tiba-tiba di panggil Kang Adi. "Ra ... sini." Lalu Rara pun menghampiri Kang Adi.

"Iya ada apa Kang?" tanya Rara dengan rasa penasaran.

"Akang lihat kamu dari ke hari-hari perkembangan kamu sangat pesat dan gampang sekali berkembangnya dari pada yang lain ... Akang juga sudah kenal kamu sudah lama bahkan sudah Akang anggap adik sendiri, Akang dapat kabar bahwa SM ENTERTAINMENT tahun ini akan mengadakan audisi di Jakarta ... Akang lihat bakat kamu memang tidak di ragukan lagi dan akang rasa kamu pantas untuk mengikuti audisi itu ... Akang yakin kamu pasti bisa kok, iya memang kamu nanti bakalan keluar dari tim Star light." Memang Kang Adi sudah sangat tahu betul dengan bakat dan sifat yang di miliki Rara bahkan dia menganggap Rara itu sudah seperti adiknya sendiri.

"Gimana ya kang tapi ... aku memang mau sih jadi girlband Korea tapi aku takut enggak bisa kang lagi pula kan suara aku pas-pasan dan aku juga berat buat ninggalin tim Star light." Menjadi seorang girlband Korea memang cita-cita Rara yang diinginkannya dari dulu, tetapi ia merasa berat jika harus keluar dari tim dance-nya.

"Kalo masalah vokal gampang Akang bisa cari guru buat persiapan kamu sebelum ikut audisi, Akang paham kok memang berat jika kita harus merelakan sesuatu ... tapi akang yakin yang lain pasti mengerti kok, Akang di sini hanya ingin memberi saran saja lagian kan memang kamu ingin menjadi girlband Korea," ujar Kang Adi yang memberi saran kepada Rara karena ia melihat bakat yang dimiliki Rara mampu melakukan hal itu.

"Ya udah kang Rara pikir-pikir dulu," jawab Rara yang merasa bimbang.

"Ya Akang paham kok," ujar Kang Adi yang mengerti perasaan Rara.

"Ya sudah Kang Rara pulang dulu," ujar Rara yang berpamitan ke Kang Adi.

"Ya hati-hati!" Jawab Kang Adi dengan tersenyum.

Selama di perjalanan Rara terus memikirkan saran yang di berikan Kang Adi, Rendi yang melihat pacarnya melamun sepanjang jalan pun merasa khawatir. "kamu kenapa kok melamun terus?" Tanya Rendi sembari fokus menyetir.

"Oh enggak ini cuman kecapean aja kayaknya," jawab Rara.

"Ya udah nanti sampai rumah langsung tidur jangan main handphone." Rendi merasa itu bukan alasan Rara mungkin dia butuh waktu untuk sendiri dulu pikir Rendi.

***

Pukul 01.30 (01 lewat 30 menit) Rara baru sampai rumah dan Erlina pun sudah tidur kecuali Yanto yang menunggu anaknya pulang.

"Ya udah kamu aku masuk dulu ya ... kamu benar gak mau mampir dulu," ucap Rara yang mulai mengantuk.

"Enggak usah udah malam lagian kamu juga mau istirahat kan ... besok sekolah aku jemput ya?" ujar Rendi sembari mengusap kepala Rara.

"Ok bos ... hati-hati," ucap Rara sembari keluar dari mobil.

"Iya ... titip salam ke mamah papah ya!" ujar Rendi.

Rara kemudian masuk dan di sambut oleh Yanto.

"Kok tumben Ra ... pulang malam banget memangnya jadwalnya lagi padat?" ujar Yanto sembari memberi secangkir teh hangat ke pada anaknya.

"Iya pah ... ya udah Rara mau bersih-bersih dulu," ucap Rara sembari membawa secangkir teh yang di berikan ayahnya.

"Ya udah langsung tidur ya!"

"Ok ...." jawab Rara dengan singkat.

***

Pukul 05.00 Rara bangun dan bersiap-siap untuk sekolahnya. Setelah selesai mandi dan sudah memakai seragam putih abu-abu dengan atribut yang lengkap untuk upacara rutin setiap hari Senin, Rara turun ke bawah menuju meja makan untuk sarapan.

Sesampainya di bawah Rara memakan sepotong roti yang berisikan coklat nutella kesukaannya sembari melamun. Erlina yang melihat anaknya sedikit aneh dengan tingkahnya pun merasa khawatir. "Kamu ada masalah apa Ra ... mamah lihat kamu melamun terus?" tanya Erlina sembari mengoleskan mentega di rotinya.

"Oh enggak mikirin apa-apa kok," jawab Rara dengan senyuman.

"Kamu cape ... papah mamah enggak paksa kamu buat dance kok Ra ... kalau kamu ingin berhenti dance ya sudah?" Lanjut tanya Yanto.

"Enggak kok pah ...." jawab Rara dengan singkat.

"Ya terus kenapa?"

"Jadi kemarin Kang Adi itu nawarin aku buat ikutan audisi SM ENTERTAINMENT, tapi aku enggak yakin buat menang pah mah .... dan aku juga berat buat keluar dari tim dance," jawab Rara.

"Ya mamah mah ikutin kamu aja kamu mau apa terserah asal kamu bisa membagi waktu buat belajar dan jaga juga pola tidur sama makan yang cukup," ujar Erlina.

"Papah juga setuju yang di katakan mamah kamu, kita sebagai orang tua pasti mendukung kamu terus kok nak," lanjut Yanto yang memberi penjelasan kepada anaknya.

"Tok ... tok ...." bunyi suara ketukan pintu.

"Tuh Ra nak Rendi kayaknya udah jemput kamu!" Ujar Erlina.

"Iya mah," jawab Rara sembari bangun dari kursinya dan bergegas untuk membuka pintu.

"Pagi sayang," sapa Rendi.

"Pagi juga sayang, yuk berangkat sekarang nanti upacaranya telat, tapi pamit dulu sama papah mamah!" ucap Rara yang kembali menuju meja makan.

"Yuk," balas Rendi yang mengikuti Rara menuju meja makan.

"Mah pah Rara sama Rendi berangkat dulu," ucap Rara sembari salam ke pada orang tuanya.

"Om tante aku berangkat dulu ya," lanjut Rendi.

"Iya hati-hati ya di jalannya!" Jawab Erlina sembari membereskan piring.

"Siap tante," jawab Rendi.

***

Sory baru upload, semoga kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa beri vote jika kalian menyukai cerita ini. Dan juga jangan lupa beri keritikan dan masukan dengan cara comment .



Beautiful or Smart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang