8. || Perbedaan

21 6 4
                                    

“Kring ... kring ... kring ....” suara bel pulang pun berbunyi.  Setelah guru keluar kelas pastinya siswa sibuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas ataupun berbincang-bincang. Lain halnya dengan Rara yang tengah sibuk dengan make up nya yang mulai luntur. Tiba-tiba Clara dan Dita tak sengaja melawati barisan tempat duduk Rara.

“Waduh kelihatannya ada yang mau mangkal nih,” ujar Dita dengan ketus.

“Siapa memangnya?” tanya Clara.

Lalu Dita menjawabnya dengan kode tubuh yaitu menggerakkan bola matanya ke arah Rara yang duduk di pojok.

“Oohhh ... mangkal di mana sih memangnya?” ujar Clara.

“Di mana lagi kalau bukan di lampu merah ... liat aja make up nya sampai berlapis-lapis udah kayak badut,” ucap Dita sembari tertawa.

Lalu Siska tidak tinggal diam mendengar percakapan Dita dengan Clara, “eh sirik bilang lu ... bilang aja enggak bisa make up. Beraninya main sindir-sindir dasar mulut lambe turah.”

“Ayo Cla kita kabur anjingnya bangun,” ucap Dita dengan tertawa.

“Ayo ... nanti kita malah di gigit,” saut Clara sembari menahan tawannya dan lari keluar kelas bersama Dita.

“Hiiii ... dasar mulut lambe,” teriak Siska dengan kesal.

“Udah Sis biarin aja,” ucap Rara yang masih sibuk dengan blush on.

Lalu Riska yang memegang ponselnya terkejut atas berita yang sedang tren di Instagram hari ini. Ia membaca sebuah caption di sebuah akun info yang bertuliskan.

“Setelah tertunda karena pandemi Covid-19,  girl Group  baru ‘Secret Number’ membuat debut resminya mereka pada 19 Mei. Dengan lagunya yang berjudul ‘WHO DIS?’. Salah satu personilnya, ada yang berasal dari Indonesia loh. Namnya adalah Dita Karang, perempuan yang lahir di Yogyakarta dan berdarah Bali. Secret Number merupakan girl gorup asal negeri gingseng yang beranggotakan lima perempuan. Agensi yang menaungi mereka adalah Vine Entertainment. Denise dan Jinny berasal dari Amerika Serikat, Lea dari Jepang, Soodam dari Korea Selatan, dan Dita dari Indonesia.”

"Eh lihat Instagram deh!" Ucap Riska sembari menekan like di postingan tersebut.

"Eh gila ada yang dari Indonesia baru debut dong …." Ujar Siska yang baru membuka ponselnya.

Lalu Rara merebut ponsel Siska yang duduk di sampingnya, "wow … mudah-mudahan gue bisa kayak dia."

"Lo pasti bisa kok Ra, buktinya setiap lo lomba dance menang terus," ucap Shinta.

"Oh iya Ra kalau lu udah sukses di Korea, nanti jangan lupa gue ya. Dan jangan lupa ajak gue ke sana buat ketemu suami gue!" Ucap Siska.

"Emangnya lu punya suami di Korea Sis, siapa sih? Kok gue gak tahu," tanya Riska dengan heran.

"Ih suami gue kan OPPA SUHO!" Ujar Siska yang menekan kalimat akhirnya.

"Mimpi lu!" Saut Shinta.

"Eh ayo katanya mau ke Cafe nanti keburu kesiangan. Stop dulu halunya!" Ucap Rara sembari melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 14.30 (14 lewat 30 menit).

Lalu mereka pun pergi ke cafe tempat biasa mereka hangout. Sesampainya di Cafe Kang Ujang, seperti biasa mereka mengambil tempat duduk di dekat panggung musik. Lalu Shinta melihat Siska yang cemberut sejak tadi.

"Eh ngapin sih Sis bibir di manyunin gitu?" Tanya Shinta sembari mengambil minuman jus alpukat.

"Lu masih marah soal nilai ya?" Sahut Rara dengan nada pelan.

"Ya gak masuk akal Ra kalau lu gak nyontek. Udah jujur aja sama gue lo ngumpetin contekannya kan?" Tanya Siska dengan jutek.

"Udah gue jelasin berapakali sih Sis contekannya hilang. Lagian kalau gue ngumpetin gue gak bakalan bisa liat contekan, jelas-jelas Bu Susan di depan mata gue. Gue ngisi apa yang gue inget waktu nulis contekan itu!" Ucap Rara yang berusaha menjelaskan.

Lalu Rara pun cemberut dan mengaduk-ngaduk minumannya.

"Iya Ra kita percaya kok. Lagian kan lu itu hoki, dan selalu gak pernah kalah," ujar Shinta sembari memeluk Rara.

"Tuh dengar Sis!" Sahut Rara.

Lalu mereka pun berpelukan dan kembali berbincang-bincang.

***

Pukul 20.20 (20 lewat 20 menit) Rita baru saja pulang kerja dan langsung duduk di meja makan dan menikmati sebuah teh yang dibuatnya. Clara yang melihat ibunya sudah pulang langsung menghampiri ibunya dengan membawa hasil ulangan yang sempat ia foto saat di mading.

"Mah … nilai ulangan PTS kemarin sudah keluar dan MTK aku mendapatkan 97 mah!" Ucap Clara sembari menunjukan foto tersebut.

"Kenapa gak 100? Udah besok lagi ngobrolnya mamah capek mau tidur dulu," ucap Rita sembari menaruh gelas di tempat cucian piring.

Sontak Clara hanya bisa diam, dia tidak habis pikir oleh pikiran ibunya yang selalu ingin perfect terutama nilai. Terlebih lagi Rita kini selalu mendesak Clara untuk mengikuti les agar mendapatkan nilai tertinggi dan masuk di Universitas Indonesia ataupun di Universitas Harvard Amerika Serikat.

Berbanding balik dengan kehidupan Clara yang harus menuruti apa mau ibunya. Rara sangat dimanja oleh kedua orang tuanya dan selalu mengizinkan Rara untuk mengikuti kegiatan apa saja selagi itu masih hal yang positif.

Rara baru saja selesai merapikan buku ia langsung turun kebawa untuk menyampaikan bahwa nilai PTS sudah keluar.

"Mah … pah … nilai MTK aku 98," ucap Rara kegirangan sembari menuruni anak tangga.

"Wah selamat anak papah emang hebat" ucap Yanto sembari mengacungkan kedua jempol tangnya kepada anakanya.

"Selamat ya nak mamah dan papah dukung kamu terus kok buat kejar cita-cita kamu," ucap Erlina sembari mengusap kepala anaknya.

" Makasih mah … pah atas dukungannya," ujar Rara dengan haru sembari memeluk kedua orang tuannya.



●●●
Memang setiap orang tua memiliki caranya sendiri untuk memdidik anaknya. Tapi semua itu ia lakukan untuk kebaikan di masa depan anaknya namun hanya caranya saja yang berbeda-beda.
●●●

Makasih udah sempetin baca maaf kalau postnya gak tentu. Oh iya jangan lupa vote dan komen jika ada kritikan atau masukan untuk penulisan yang salah. See you ….

Beautiful or Smart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang