5. || Malam Yang Indah

41 6 2
                                    

Jam tangan Rara menunjukan pukul 13.15 (13 lewat 15 menit).

"Haduh ... pasti temen-temen udah nungguin aku," ujar Rara dalam hatinya yang gelisah.

Saat Rara sampai di cafe benar saja teman-temanya sudah menunggu.

"Tuhkan kebiasanan deh janji jam berapa dateng jam berapa," celetuk Siska dengan sedikit kesal.

"Ya maaf ... tadi kan macet banget," ucap maaf Rara kepada temanya dengan perasaan yang menyesal.

"Udah-udah, ayo berangkat nanti telat lagi!" ujar Shinta yang berusaha menghentikan perdebatan antara Rara dengan Siska.

***

Sementara itu di tempat tanding bola basket, Rendi (pacar Rara) gelisah karna 10 menit lagi pertandingan segera mulai namun Rara tak kunjung datang.

"Ren ayo siap-siap 10 menit lagi kita tanding," ujar Reva (teman satu tim Rendi) yang memberitahu Rendi.

"Iya nanti dulu ... gue masih nunggu Rara. Kok Rara belum dateng juga ya," ucap Rendi kepada Reva dengan gelisah.

"Yaudah lo telepon kek atau chat susah banget ... yaudah gw duluan ya," ujar Reva kepada Rendi sambil berlari keluar dari ruang ganti.

"Ok ... ya udah, sana nanati gw nyusul!" ucap balasan Rendi kepada Reva.

Akhkirnya Rendi memilih untuk telepon Rara.

"Halo ... sayang kamu dimana? 10 menit lagi aku mulai tanding loh!" ujar Rendi dengan sedikit khawatir.

"Oh iya ... sayang bentar lagi nyampe kok ... ini masih di jalan bareng temen geng aku," ucap Rara kepada Rendi agar tidak khawatir.

"Yaudah aku mau siap-siap dulu see you," ujar Rendi dengan perasaan yang sedikit lega.

"See you ...." ujar Rara dengan mengakhiri telepon dengan Rendi.

***

Sementara itu Rara fokus dengan menyetir mobil. Dan melihat Siska yang masih cemberut duduk di belakang.

"Sis ... lo masih ngambek gara-gara gw telat?" tanya Rara dengan pelan.

"Enggak kok," ucap Siska dengan sedikit judes.

"Ya terus lo kenapa dong masih cemberut gitu?" tanya Rara dengan nada rendah.

"Ya gw takut nilai gw jelek ... gara-gara contekan MTK lo ilang, dan itu semua karna kecerobahn lo Ra!" Jawab Siska dengan nada yang tinggi.

"Yaudah pasrahin aja ... palingan juga nanti remedial, dan masalah contekan itu beneran ilang ... lagian impaslah lo juga gak bikin contekan B.Indonesia," jawab Rara dengan nada rendah yang tidak ingin memperpanjang masalah contekan.

"Ya ampun Ra ... B.Indonesia apa yang harus di contekan si palingan juga cerita doang kan," ucap Siska yang maaih emosi.

"Stop ... kalian berdua berantem mulu pusing gw dengernya," ucap Shinta yang berusaha menenangkan perdebatan Siska dengan Rara.

Sementara itu tidak sengaja Riska melihat majalah di belakang jok depan dan mengambilnya. Riska tekejut karna covernya sedikit ada noda hitam seperti lindasan ban.

"Ra ... ini bukanya majalah kemenangan lo atas lomba dance lo kemarin bukan, Kok lucu sih ada bercak hitam gitu?" tanya Riska kepada Rara sambil tertawa.

"Mana-mana liat gw sini!" ujar Siska sambil menarik majalah yang di pegang Riska.

"Kok ada noda itemnya si Ra kayak ban gitu ... lagi trend emangnya?" tanya Shinta yang melihat majalah itu sambil tertawa.

Beautiful or Smart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang