Suasana kelas X IPS 3 sangat ramai, banyak siswa yang masih berkenalan satu sama lain seperti hal-nya mengobrol bersama, atau lainnya. Gank Darrel yang dahulu dijuluki IKAN LELE (Ikatan Lelaki Lucu dan Kece) oleh murid SMP setempat itu malah membuat keributan dengan menggoda beberapa murid baru yang menurut mereka cantik.
"Eh, yang pake kardigan warna kuning, itu tuh yang lagi megang aqua botol!" teriak Deon sambil bersiul, cewek yang dimaksud langsung menengok ke sumber suara.
"Namanya siapa neng cantik?" tanya Roy sambil tersenyum manis, membuat cewek itu tersipu malu, terlihat dari rona pipinya yang timbul kemerahan.
"Syanla"
"Oke neng Syantik nih ya, kalo lo belom tau gue siapa, nih, nama abang, abang Deon, abang Deon punya pantun buat neng yang manis disana".
Bani, Arham, dan yang lainnya bersiap untuk meramaikan pantun buatan Deon yang pastinya tak terduga. Sedangkan Deon malah menyisir jambul kebanggaannya dengan jemarinya sambil menaik-turunkan alis. "Telat bangun di pagi hari..".
"Cakep!"
"Membuat badan panik dan lesu" Deon berdiri sambil mengibaskan jambul kebanggaannya.
"Betapa bahagianya hari ini!"
"Cakep!"
"Bisa berkenalan dengan wanita secantik dirimu"
Sorakkan langsung terdengar jelas dari kerumunan gank Darrel, sedangkan ketuanya malah diam saja dan tidak ikut bersorak, itu membuat seluruh anggotanya malah menyuruh Darrel untuk ikut berpantun.
"Rell, diem aja lu, sono lu bikin pantun buat dedek gemes" ucap Bani sambil mendorong-dorong bahu Darrel, Darrel hanya menggeleng tak minat.
"Oke, kalo gitu gue aja" celetuk Bani yang langsung berdiri sambil memegang dagunya, menunjukkan ekspresi sangat percaya diri. "
"Dedek Nadine..." panggil Bani dengan suara dibuat-buat, suara itu terdengar sangat menggelikan di telinga orang yang ia panggil.
Nadine yang tengah membicarakan tentang Film akhirnya menengok sesaat kearah Bani yang lansung melambaikan tangannya, Nadine lalu menenggelamkan wajahnya dengan tangan diatas meja, Aleeva hanya terkekeh melihatnya, ia mengira-ngira kalau Bani memang sejak SMP sudah menyukai Nadine yang bersikap galak kepada siapapun yang mengusiknya ini.
Bani memasang wajah kecewa saat melihat Nadine malah tidak melihatnya, namun setelah mendapat dukungan dari teman-temannya ia langsung melanjutkan kembali. "Lem berserakkan membuat lengket...."
"Cakep!"
"Di bersihkan dengan air keran, kita ini sudah lama dekat"
"Cakep!"
Bani mengepal tangannya sambil menatap langit-langit kelas dengan penuh penjiwaan, "Tapi kapan mau pacaran?".
"Anjir, sinting lo, Ban!" Arham segera menoyor kepala Bani yang masih berharap Nadine mau menatapnya, akhirnya Bani berhasil, Nadine beranjak dari kursinya dan menghampiri gank mereka.
Nadine tak mau basa-basi, ia segera menyentil dahi Bani dengan kekuatan penuh, "Ban, gue bilangin sama lo,"
Bani menaruh tangannya di sebelah telinga kirinya, bersikap seperti ingin mendengarkan sesuatu yang sangat penting. "Apa sayang?"
"Ini masih siang, gak usah mimpi yang ketinggian, gue masih waras untuk suka sama lo!" Peringatan yang meluncur dari mulut Nadine ini terdengar seperti hantaman beribu pisau di telinga Bani, Nadine segera berlalu ke tempatnya, membiarkan Bani yang masih mematung di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPETIR
Teen FictionBermula dari kisah kelamnya di SMP, Aleeva Rachelia mengalami trauma yang mendalam yang menyebabkannya tak mau menerima pernyataan cinta dari seorang lelaki baru di hidupnya. Kepercayaan yang selalu ia pegang, hancur, isi otaknya tak bisa bekerja de...