Aleeva sedang bersiap berangkat ke sekolah, saat ini ia sedang memakai seragamnya, setelah itu ia beranjak ke meja rias dan memulai morning skincare routine -nya.
Sedangkan Nadine, tadi malam ia memang menginap tetapi satu hal yang ia lupakan, ia lupa membawa seragam dan buku untuk hari ini, alhasil tadi ia harus bergegas ke rumahnya.
Tin tin tin
Suara klakson mobil terdengar nyaring di telinga Aleeva, Aleeva segera beranjak dari kursi dan melihat siapa yang berisik dari balkon.
Terlihat disana Nadine yang sudah berada di mobil kebanggaannya. Aleeva melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 05.58 menjadi santai kembali dan melanjutkan skincare nya tanpa peduli klakson dari Nadine.
Tereteretret
Handphone Aleeva berbunyi, ia segera mengambil dan mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfon.
"ALEEVA, BURUAN!!!!!!!!!"
Suara itu berhasil membuat telinga Aleeva nyaris putus, suaranya benar-benar nyaring.
"Sekarang masih jam 6, sekolah kita masuknya masih jam 7 Nad.."
"Udah bodo amat..gue laper pengen makan bakso dulu sebelum masuk, buruan!"
"Yaudah iya.." Aleeva mematikan sambungan telfon dan terpaksa terburu-buru.
***
Saat Aleeva sampai di mobil, ia melihat Nadine yang malah sibuk bermain Instagram. Aleeva yang geram segera mengambil handphone Nadine dan meletakkannya di dashboard.
"Va, handhphone gue"
"Kata lo mau makan bakso, yaudah buruan jalan.."
"Yaudah..." Nadine yang pasrah akhirnya segera menjalankan mobilnya.
Suasana mobil Nadine saat ini sangat riuh dikarenakan radio yang memutarkan lagu kesukaan Nadine yang membuatnya menyanyi. Aleeva yang juga tahu lagu tersebut akhirnya ikut bernyanyi.
"Everybody wanna steal my girl...everybody wanna take her heart away.."
"Couple billion in the whole wide world...find another one cause she belongs to me..."
Nadine yang melihat di depannya sedang macet memanfaatkannya. Ia segera mengambil handphone Aleeva dan menjadikannya sebagai mic.
"Everybody wanna steal my girl..everybody wanna take her heart away...couple billion in the whole wide world..find another one cause she belongs to me.."
Setelah kemacetan berhenti, Nadine melajukkan kembali mobilnya sambil terus menyanyikan lagu dari band favoritnya yang sudah bubar.
***
Sampai di parkiran sekolah, Nadine segera memarkirkan mobilnya dan juga turun, lalu diikuti oleh Aleeva.
"Wah kacau, handphone gue masih di dashboard, ambil dulu ngga!"
Aleeva terkekeh, ia lalu merogohkan tangan ke dashboard mobil dan mengambil handphone Nadine, "Ini nyonya.."
Nadine tersenyum sambil menerima sodoran handphone-nya. Ia lalu bergegas berjalan ke kantin.
"Mau beli bakso juga ngga?" Tanya Nadine pada Aleeva saat telah sampai di stand bakso.
"Ngga usah, gue makan bubur ayam aja.."
"Yaudah sono pesen, kalo sampe duluan cariin tempat.."
Aleeva mengangguk, ia lalu segera menuju ke stand bubur ayam. "Pak bubur ayam satu, ngga pake kacang.."
"Saya juga pak, bubur ayam satu ngga pake kacang.."
Aleeva yang mendengar suara familiar itu segera menengok dan mendapati Darrel yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Aleeva, morning.."
Aleeva jadi salah tingkah, "Selamat sore, eh iya pagi..maksudnya pagi.."
Darrel terkekeh mendengar jawaban Aleeva yang terlihat salah tingkah. "Kenapa sih, gugup ya ketemu gue?"
"Mm, ngga..biasa aja"
Darrel tersenyum menatap Aleeva, sedangkan Aleeva jadi tambah bingung. Jantungnya terus berpacu dengan sangat cepat. Itu membuatnya seperti kehabisan nafas.
"Itu bubur lo udah jadi.."
Aleeva yang tersadar akhirnya membalikkan badannya dan mengambil pesanan bubur ayam miliknya, "Berapa pak?"
"Ade ini.. bapak udah panggil berkali-kali ngga denger, giliran pacarnya yang manggil langsung denger.."
"Hah, iya pak? Maaf saya ngga denger tadi.."
"Yaudah totalnya sepuluh ribu.."
Setelah memberikan selembar uang sepuluh ribu, ia segera membawa mangkoknya dan mencari tempat duduk. Berlama-lama di dekat Darrel menyebabkan sakit jantung.
Darrel yang melihat Aleeva seperti itu jadi tambah penasaran, apakah Aleeva menyukainya?. Namun ia tidak boleh percaya diri dulu. Karena ia belum menemukan buktinya.
"Aleeva, cepet banget jadinya tuh bubur ayam.. gue harus nungguin abangnya ngerebus bihun dulu tadi jadi lama"
Aleeva tidak menjawab, tangannya masih gemetar. Dibenaknya masih terbayang senyuman Darrel yang terus terngiang.
Nadine yang tidak mendapat respon dari Aleeva akhirnya menengok dan mendapati Aleeva menatap bubur ayamnya dengan tatapan kosong. "Aleeva lo kenapa? kesurupan kah?"
Aleeva segera menggelengkan kepalanya, "Apaan sih, gue ngga kenapa-kenapa.."
"Terus?"
Aleeva lalu terdiam kembali, setelah itu Nadine menengok dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, dan matanya langsung tertuju pada Darrel yang sedang berada di stand bubur ayam. Setelah itu ia mengerti mengapa sekarang Aleeva menjadi seperti ini.
Lalu Nadine terfikir ide yang sangat cemerlang, ia segera memanggil nama orang yang Aleeva sukai itu, "DARREL...!!''
Darrel menengok dan bersamaan dengan mata Aleeva yang melotot, dalam hatinya ia terus memaki Nadine dengan semua kata-kata kasar.
"Kenapa, Nad?"
"Makan disini aja!"
"Nadine bego!!!!"
TBC.
***
KATAKATAAUTHOR
Heyho, makasih semuanya yang udah baca Repetir dari chapter 1 sampai 9 ini, makasih banyak buat kalian semua❤️❤️.
Kalo suka cerita ini jangan lupa buat vote, comment and share. Dan jangan lupa juga buat follow wattpad aku.
Makasih semuanyaaa
Karena kalian gue semangat✨
KAMU SEDANG MEMBACA
REPETIR
Teen FictionBermula dari kisah kelamnya di SMP, Aleeva Rachelia mengalami trauma yang mendalam yang menyebabkannya tak mau menerima pernyataan cinta dari seorang lelaki baru di hidupnya. Kepercayaan yang selalu ia pegang, hancur, isi otaknya tak bisa bekerja de...