Chapter 4

37 8 0
                                    

"Manik-manik itu..."
"Sangat indah..."
"Sulit untuk di lupakan..."
-Brandon Cakra

19:45 pm

Tok tok tok

"Bel? Makan dulu Bel, Bunda udah masak tuh" Tidak ada jawaban.

"Bel? Lu masih marah sama gua?" masih tidak ada jawaban.

"Annabel Charoline?! Lu gak papa kan? Lu belum makan mulai tadi siang bel!" Adit sedikit meninggikan suaranya. Tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar Annabel.

Sudah lima menit Adit mengetuk pintu kamar nya. Tapi nihil. Benar-benar tidak ada jawaban sama sekali.

Ia pun membuka gagang pintu kamar Annabel. Buset, gua kira pintunya di kunci, buang-buang suara gua aja lu bel.

Alhasil, ia melihat Annabel yang sudah tertidur lelap di ranjang nya dengan keadaan tiarap, serta buku tulis dan pulpen di depannya.

Adit tersenyum tipis melihat Annabel
yang tidur seperti itu. Ck, ada-ada aja lu bel,lu mah kalo udah tidur suka kebo.

Matanya melirik ke buku tulis yang terletak di hadapan Annabel. Ia membaca dengan jelas apa yang di tulis Annabel disitu. "Yel-yel tim 15".

Wahh, baik bener adik gua. Adit tak menyangka.

Tangannya pun membalik kan tubuh Annabel. Ia mengangkat sedikit kepala adiknya itu untuk memberi bantalan, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Annabel agar tidak kedinginan.

Ia mencium singkat kening Annabel sembari tersenyum tipis. Good night, sweet dream, Annabel nya abang.

***

"Arghh gimana sih lu, kenapa lu bisa lupa bawa Atribut lu?"

"M-maaf kak, aku b-bangun nya kesiangan, trus buru-buru, lupa deh masukin ke dalam tas" satu junior itu tertunduk takut, menyesal dengan perbuatannya.

Annabel mengusap kasar wajahnya,ia memijit pelan pelipisnya. Gua juga kena njirr.

Para anggota osis sudah menyebar di lapangan. Mereka memeriksa setiap anggota tim memakai atribut nya atau tidak.

Tibalah giliran tim Annabel yang di periksa oleh salah satu osis SMP.

"Bel, tim lu satu yang ga pake atribut"

"Gua tau" jawab Annabel dingin.

"Suruh tim lu ikut gua ke depan, lu juga ikut"

Annabel memutar bola mata nya dengan malas.

*skip udah di depan

Adit kaget, ternyata tim Annabel kena hukum. Dia bingung harus memberi hukuman seperti apa?

Gua gabisa, ntar di diemin dia lagi kek kemarin gak sanggup gua ya tuhan..

"Eh Dio, sini lu"

"Apa bang?" Dio mengernyitkan keningnya dan berjalan menghampiri Adit.

"Gua serahin ke lu aja dah, gabisa gua ngehukum adek gua"

"Lah, gimana sih bang, gua kudu gimana? "

"Terserah lu deh" Ia pun berjalan ke pojokan.

Dio berjalan menghadap tim 15.

"Bel"

Semua mata tertuju pada tim 15. Penasaran, hukuman apa yang di dapat tim nya Annabel? Begitu juga dengan Adit,ia menggigit-gigit ujung kukunya di pojokan.

Too Hard See Your Smile (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang