20:45 Pm
Ddrrtt
Sebuah notifikasi Whatsapp muncul di layar pipih milik Annabel.
Annabel tak menggubris.
Ia tetap fokus dengan makanannya.Ddrrtt
Benda pipih itu bergetar lagi. Annabel melirik nya sebentar. Nomor tak di kenal? Argh, pasti Brandon.
Ia melanjutkan makannya lagi.Ddrrtt ddrrttt ddrrttt
Annabel mengernyitkan keningnya sambil menatap ponselnya yang bergetar. Tertera angka dua belas digit tak di kenal tadi yang menghubunginya. Apesi mau lo Don?!
Annabel tak menghiraukannya. Ia tetap melanjutkan makannya.
Rania dan Adit saling tatap.
"Siapa Bel?" Rania angkat bicara.
"Gak di kenal bun" Jawab Annabel sambil mengunyah makanan nya.
Ddrrtt ddrrttt ddrrttt
Benda itu bergetar lagi. Annabel mengepalkan tangannya. Kesal. Ia merasa terganggu. Apalagi sekarang dia sedang makan. Memang tidak bisa di pungkiri. Annabel tak suka di ganggu, apalagi sedang makan.
"Angkat aja, siapa tau penting" Rania mengingatkan.
Annabel menghembuskan nafas kasar. Dan mengambil benda pipih yang terletak di samping piringnya. Ia beranjak dari kursinya.
"Annabel ke kamar duluan bun, bang"
"Iya" Jawab Rania dan Adit bersamaan.
Adit memperhatikan langkah Annabel, yang perlahan-lahan mulai hilang dari pandangannya karna sudah berada di lantai atas.
"Hufttt, kira-kira siapa ya bun yang nelpon Annabel malem-malem gini?"
"Mana bunda tau Dit? Mungkin temennya? Cowo nya?" Jawab Rania dengan santai sambil menyuap nasinya.
Seketika Adit menjadi lemas. Ia tersandar di kursi nya.
Rania yang melihat anaknya seperti itu pun bertanya. "Kamu kenapa?"
"Hufftt, Adit bakal cemburu bun, kalo Annabel punya cowo"
Uhuukk uhuukk
Rania yang sedang minum jusnya seketika tersedak.
Ia melebarkan matanya. Menatap Adit tak percaya.
"Jangan ngawur kamu Dit, bunda gak bakalan setuju kamu suka sama Annabel"
"Tapi kenapa bun? Adit gak tahan bun, Annabel gedenya cantik banget"
What?!
Mata Rania benar-benar melebar. Lagi-lagi dia tersedak, kali ini dengan nasi yang baru saja di suap nya.
Rania menjitak kepala anak laki-laki nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Hard See Your Smile (Hiatus)
Genç Kurgusebegitu sulit kah untuk melihat senyum mu? -Brandon Cakra Di balik mata yang selalu bersinar, mulut yang selalu tersenyum, ternyata kau menyimpan satu luka yang begitu dalam. - Annabel Charoline