"Dengerin, lu semua harusnya untung gua nerima jadi kapten lu pada"
Sekali lagi Annabel menghembuskan nafas kasarnya. Dia benar-benar harus bersabar saat bersama para bocah yang ada di hadapaannya ini.
Tapi jangan salah, Annabel juga masih punya hati,walaupun kelakuan nya itu bisa dibilang gak ada akhlak dia juga bisa merasa bersalah pada orang.
Melihat para junior nya menunduk dengan rasa penyesalan karna telah bertanya terlalu banyak padanya,ia pun mulai tak enak hati.
"Maaf"
Sontak para anggotanya mendongak bersamaan, menatap muka Annabel yang datar sembari memainkan lidah di dalam mulutnya dan tangan nya yang masih terlipat di depan dadanya.
"I-iya ng-nggak papa kak, kita aja yang banyak tanya" jawab salah satu junior mewakilkan teman-teman nya juga.
Annabel mengalihkan pandangan nya ke objek lain.
"inget, lu kapten bel, jan bikin anak orang nangis, ntar lu yang di salahin osis"
"Hmm kak?"
Annabel memalingkan wajahnya saat salah satu junior memanggilnya. Ia pun mengerutkan kening nya memberi isyarat kepada junior nya itu seakan bertanya kenapa?
"Kakak cantik banget walaupun mukanya jutek, apalagi kalau senyum pasti kayak malaikat"
Deeeeggggggg
Sontak Annabel terdiam. Ia menatap wajah juniornya itu yang tersenyum manis di hadapannya. Sungguh manis.
Ia pun mengalihkan pandangan nya kembali sembari berdehem.
"Gue aja lupa dek kapan terakhir gue senyum"
***
"Oke semuanya, udah ada kapten kan?"
"Udah kak!"
"Bagus,sekarang para kapten mohon maju kedepan untuk memperkenal kan dirinya sebagai kapten dari tim berapa, kelas apa umurnya berapa, dan kesukaan nya apa"
"Shit! Penting banget gitu?" Annabel menggerutu kesal sambil berjalan ke depan dengan malas dan tidak ikhlas.
Saat berjalan menuju depan, tiba-tiba saja ada yang memegang bahunya, sontak ia menoleh ke belakang.
"Elu jadi kapten juga?" Tanya Annabel sedikit kaget melihat Tia yang juga mengikuti nya jalan ke depan.
"Iya, setelah lu ninggalin gua di kantin, gak lama ada juga yang nawarin gua jadi kapten, yaudah gua langsung terima, gua langsung kelapangan deh tanpa babibu, gak kaya lu, lama banget ke lapangan. Pasti lu ke toilet dulu kan?"
Annabel hanya ber emm mengiyakan jawaban Tia yang panjang kali lebar itu.
Para kapten pun berbaris dengan rapi di depan, menghadap para seniornya.
Tia yang berjalan ingin mengambil barisan paling kanan tiba-tiba lengannya di tarik oleh seseorang menuju barisan ujung paling kiri.
"kenap.. "
"udah, diem, di ujung aja temenin gua, males jadi yang pertama ntar di tanyain macem-macem" cerocos Annabel yang menjawab lebih dulu sebelum Tia bertanya kepadanya. Annabel udah bisa nebak, temannya ini bakalan nanya apa.
Tia memanyunkan bibir nya, tanda ia cemberut pada Annabel. Annabel yang melihat itu hanya memutar bola mata nya dengan malas.
***
Satu persatu kapten telah memperkenalkan dirinya masing-masing dengan baik. Sebagian ada juga dengan cara yang ngelawak,biar nggak tegang suasana nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Hard See Your Smile (Hiatus)
Novela Juvenilsebegitu sulit kah untuk melihat senyum mu? -Brandon Cakra Di balik mata yang selalu bersinar, mulut yang selalu tersenyum, ternyata kau menyimpan satu luka yang begitu dalam. - Annabel Charoline