Chapter 5

26 9 0
                                    

Aku tidak tahu apa yang kini kurasakan.
Yang aku tahu, hidupku terasa lebih indah dan bersemangat, saat melihat mu pertama kali.
-Brandon Cakra

"Emm btw kenalin, gua Brandon"

"Brandon Cakra"

Annabel tak menggubris, kepalanya masih tertunduk di atas meja.

Brandon mulai khawatir sama bocah di depannya ini, takut kenapa-napa.

"Elu udah makan blom? Lu habis kena hukum ya?"

"Hmm"

"Nih, mau ga? Roti stroberi"

Mendengar kata stroberi,Annabel mendongak cepat. Tau aja lu gua suka stroberi. Tapi,ia merasa tak enak. Duitnya gak cukup buat ngeganti roti nya.

Duit yang di kasih abang nya sudah habis buat beli jus kesukaannya.

Jujur saja, sebenarnya Annabel merasa lapar, dirinya hanya sarapan sedikit di rumah tadi.

"Ga usah" Ketus Annabel.

Grrrrukk grruukk

Perut Annabel berbunyi keras. Spontan Annabel langsung memegangi perutnya. Ingin rasanya dia menghilang dari muka bumi ini.

"Lo yakin?ntar lo sakit" Brandon tersenyum miring.

Sialan lo perut! Ga ada akhlak!.
Wajah Annabel memanas, mungkin sekarang pipinya berubah jadi warna merah muda.

Malu, itulah yang di rasakan Annabel saat ini. Ia menutupi wajah nya dengan kedua tangannya.

Brandon yang melihat kelakuan bocah itu, tersenyum gemas. Lucu.

"Udah ambil aja, gausah malu sama gua" ia terkekeh, sambil menyodorkan roti stroberi ke depan Annabel.

Mau gak mau, Annabel tak punya pilihan. Kalau gak ambil, dirinya harus menahan lapar sampai pulang sekolah. Sebenarnya dia bisa saja minta di belikan makanan sama Adit.

Tapi Annabel paham, Adit pasti lagi sibuk di lapangan. Dan juga, dia tipe orang yang gak suka ngerepotin orang lain.

Annabel ngambil roti itu. Tangan nya sedikit gemetar. Kikuk.

"Makasih, ntar gua ganti" Kata Annabel sambil membuka bungkus roti dan memakannya dengan lahap.

Brandon tersenyum. Entah sudah berapa kali ia tersenyum sejak bertemu bocah ini. Ia memperhatikan Annabel makan.

Annabel sadar akan hal itu.

"lu? Gak makan? Dingin tuh nasgor lu" sengir Annabel memperlihatkan wajah jutek khasnya.

"Ck, iya, gua makan, serem amat lu"

Seketika hening, di antara keduanya.

Annabel memainkan ponselnya. Brandon menyuap nasgornya. Ia merasa sedikit tak nyaman dengan keheningan ini. -Eaa

"Hmm, nama lu siapa?" Tanya Brandon di sela-sela makannya.

Annabel menatap Brandon sebentar, dan kembali memainkan ponselnya.

"Anak baru lo?"

"Kok tau? Emang kenapa?" Brandon mengernyitkan keningnya. Ia bingung. Memang nya kenapa kalau dia murid baru di sekolah ini?

Annabel meletakkan ponselnya di atas meja. Ia mendekatkan wajah nya ke wajah Brandon.

Brandon terkejut. Saliva nya mengeras.

Lagi-lagi ia terpesona dengan iris biru pekat Annabel.

"Di sekolah ini, gak ada yang gak kenal gua" pelan Annabel sambil terkekeh.

Ia kembali memainkan ponselnya. Brandon sedikit gelagapan.

"Woi! Annabel! "

Teriak seseorang dari belakang. Membuat kedua insan itu tercengang.
Orang itu menghampiri meja yang di duduki Annabel dan Brandon.

"Disini lu rupanya"

Ia duduk di samping Annabel.

Annabel tak menggubris. Ia hanya menatap sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan si Tia.

"Ini siapa?"

"Brandon" jawab Annabel datar.

"Oohhh, kenalin, gua Tia, temannya Annabel,anak baru lo ya? "

"H-hah? Iya"

Jadi namanya Annabel. Ck, cantik.

"Lu gak di lapangan?" Tanya Annabel ke Tia.

"Lagi istirahat bentar Bel. Btw, lu gak papa kan? Pasti capek bener badan lu habis push-up segitu banyak"

Brandon hanya menyimak. Percakapan antara kedua insan di depannya ini.

"hmm gak papa" jawab Annabel singkat.

"Hmm Annabel"

Tia dan Annabel menatap bersamaan ke arah Brandon. Mereka berdua menaikkan alis nya.

"Nih, catet nomor lu" Kata Brandon sambil menyodorkan ponselnya ke Annabel.

Annabel mengernyit bingung. Dirinya baru satu kali bertemu dengan si Brandon ini. Tapi udah mau tukeran nomor? Gak salah?

"Nomor gua? Gak mau?" Tia nyelonong.

"Hmm kayaknya gua gak mau deh"
Dengan santai nya Brandon menjawab.

"Ck, anjir lu" Tia mempoutkan bibirnya.

Brandon masih menunggu pergerakan Annabel. Jujur, Annabel bingung.

Ia tersenyum manis ke Annabel. Sangat-sangat manis. Terlihat lesung pipi nya di sebelah kanan.

Yaudah deh, ni cowok kayaknya orang baik-baik.

"Huffttt, ck"

Annabel mengambil ponselnya dan mengetik angka dua belas digit yang sudah ia hafal di luar kepala.

Yess. Batin Brandon sedikit girang.

"Thank you Bel. Ntar gua chat. Cantik deh lu. Jangan lupa senyum. Dari tadi jutek mulu mukanya. Gua cabut dulu ya." Brandon pergi dari kantin ntah kemana.

Tia terheran-heran dengan tingkah lakunya Brandon. Tapi tidak dengan Annabel.

"Jangan lupa senyum"

Kata-kata itu, sekarang memenuhi pikiran Annabel.

Ck, gak ada alesan lu liat gua senyum Don.

Batin Annabel sambil menatap tubuh Brandon yang perlahan menghilang dari tatapannya.

***


Gua suka iris mata lu Bel. Gak pernah gua liat mata, seindah mata lu.

Too Hard See Your Smile (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang