Chapter 4 : PESAN

22 6 0
                                        

sinar mentari menyilaukan pagi dan membangunkan Kia dari tidurnya. Pagi ini Kia tak memiliki jadwal kuliah. ia dapat terus melanjutkan tidurnya. tetapi ia memilih untuk bangun dan membantu ibunya membersihkan rumah.

"hoammm"

dengan mata yang sedikit mengantuk, ia mulai bangun dari tidurnya. ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

"Sreekk.."

Kia membuka gorden kamarnya dan melihat sebuah mobil hitam yang terparkir dihalaman rumahnya. kamar Kia berada di lantai 2 rumahnya, sehingga ia dapat dengan mudah melihat apa saja yang ada di pekarangan rumahnya.

"mobil siapa?" Kia menyeringit bingung. Bagaimana tidak, ini baru jam 7pagi tapi sudah ada tamu yang datang.

Kia berjalan nyusuri anak tangga dan mencoba untuk mengintip siapa yang ada diruang tamu.



Kia membelalakkan kedua matanya saat melihat cowok putih berkaos hitam itu duduk di sofa rumahnya.

"Cowok dingin itu?! kok dia bisa disini? trus ngapain dia kerumah gue?!! astagaa... jangan bilang kalo dia mau ngadu ke mama soal gue kerja di club.. mampuss!!!"


Kia menelan salivanya. ia terkejut dengan kedatangan keenan kerumahnya.

"tunggu, tapi itu kok ada bapak sama nenek-nenek ya? siapa lagi? aduuh.. pusing gue"

Risma beranjak dari ruang tamu dan bertemu anaknya.

"kia, kamu udah bangun?" tanya risma. ia mengira anaknya itu masih tidur dan ingin membangunkannya.

"em, iya ma. eh, itu siapa ma kok pagi-pagi gini udah kerumah si?" tanya Kia penasaran.

"em.. kamu ikut mama keruang tamu ya, kita ngobrol dulu sama mereka" jawab Risma.

Kia hanya bisa mengangguk dan mengikuti ibunya.



Keenan POV

Aku masih tak menyangka dengan semua ini. mengapa aku harus dijodohkan dengan wanita yang bahkan aku tak kenal. kalau saja bukan karna permintaan nenek dan wasiat alm. mama, aku tak mungkin akan menerima perjodohan bodoh ini. terlebih lagi aku sangat mencintai Rabecca pacarku. aku tak bisa membayangkan seperti apa nantinya bila ia tau dengan semua ini.


Wanita paruh baya itu datang dengan seorang gadis dibelakangnya. aku tak dapat melihat dengan jelas wajah gadis itu karna dia terus menunduk. tapi aku yakin ia pasti gadis yang akan dijodohkan denganku.

"perkenalkan pak, bu, ini Kia anak semata wayang saya"

kata wanita separuh baya itu pada ayah dan nenekku.

tunggu, tadi dia bilang apa? Kia? hm.. aku seperti tak asing dengan nama itu. aku juga melihat bentuk dan gaya gadis ini seperti orang yang pernah ku temui. sangat tak asing di mataku.

"Kia, kamu salam dulu dong sama tamu kita, kok kamu kayak nunduk terus gitu sih?" tanya wanita itu pada anaknya.

gadis itu pun menatapku dan tersenyum. senyuman yang tampak sangat terpaksa.

"oh damn.. dia si withress itu!" batinku.


Kia POV

aku terpaksa berhenti menunduk dan memberikan senyum palsuku pada mereka.

apa yang terjadi sebenarnya? aku hanya takut cowok dingin itu akan memberitaukan pada mama bahwa aku pernah bekerja sebagai witherss di sebuah club.

aku pun menjabat tangan mereka dan duduk.

"Perkenalkan saya Nia nenek Keenan. ini Bram anak saya dan ini Keenan cucu saya" nenek itu memperkenalkan diri.

oh, ternyata benar, ia nenek dan ayah cowok dingin itu. tapi mengapa mereka datang kesini?

"baiklah nak Kia. mungkin nak kia akan sedikit terkejut dengan kabar ini. tapi nak Kia harus tau, ini semua merupakan wasiat dari alm. ayah kamu dan alm. ibu nya keenan. terlebih lagi sebelum nenek pergi, nenek ingin bisa melihat wasiat itu terwujud"

perkataan nenek itu membuatku bingung. apa maksudnya. wasiat? alm. ayah? ada apa ini sebenarnya.

"jadi dulu alm. ayah kamu dan alm. ibunya keenan merupakan sahabat. bahkan alm. ayah kamu sudah nenek anggap seperti anak nenek sendiri. kamu ingat kecelakaan hebat yang menewaskan ayah kamu?"

aku hanya mengangguk.

"ibunya keenan lah yang merawat kalian dirumah sakit. ibu keenan merupakan seorang dokter. tetapi sayangnya ayah kamu tidak dapat diselamatkan. dan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ayah kamu berpesan pada ibu keenan untuk menjagamu. maka dari itulah mereka ingin menjodohkan kalian"

"hah? menjodohkan?" tanya Kia kaget.

"iya nak. mereka ingin menjodohkan kalian tapi kalian masih terlalu kecil waktu itu. kamu saja masih sekolah nak Kia. maka dari itulah ibu Keenan mencoba untuk mencari waktu yang tepat. tetapi takdir berkata lain. ibu keenan sekarang sudah tiada, dan sebelum ia pergi ia menyampaikan pesan ini pada nenek. dan sekarang nenek rasa waktu yang tepat untuk kalian mengetahuinya.
nenek harap kalian bisa melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini. bagaimanapun nenek sudah tak muda lagi. nenek tak ingin pergi sebelum melihat kalian menikah"


Author POV

Kia menelan saliva nya. ia terkejut dengan semua perkataan nenek Keenan.
ia tak menyangka dengan semua ini. mengapa tiba-tiba ia harus menikah dengan cowok dingin yang dibencinya itu.

Kia melirik kearah Keenan, tapi Keenan hanya diam dengan wajah dinginnya.

"kenapa dia diem aja si? apa dia udah tau tentang ini?" batin Kia bingung.


"oh tuhan apalagi ini.. mengapa semua hal buruk selalu berkaitan dengan cowok dingin itu!!" batin kia sedih.














Love you readers...
makin kesini makin bingung mo nulis apa wkwkwk

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang