Chapter 5 : IKHLAS

33 5 2
                                    

Kia menelan saliva nya. ia terkejut dengan semua perkataan nenek Keenan.
ia tak menyangka dengan semua ini. mengapa tiba-tiba ia harus menikah dengan cowok dingin yang dibencinya itu.

Kia melirik kearah Keenan, tapi Keenan hanya diam dengan wajah dinginnya.

"kenapa dia diem aja si? apa dia udah tau tentang ini?" batin Kia bingung.

"oh tuhan apalagi ini.. mengapa semua hal buruk selalu berkaitan dengan cowok dingin itu!!" batin kia sedih.






Kia berusaha memutar otaknya agar bisa membatalkan perjodohan ini. tapi ia heran dengan sikap keenan yang hanya diam dan santai.

"em.. nek, jujur kia kaget sama berita ini. dan keenan juga sebenarnya senior kia dikampus. em kia boleh ngomong berdua sebentar ga sama keenan?"

"ohya? jadi kalian sudah kenal? mashaallah ternyata kalian memang berjodoh ya" perkataan nenek keenan yang membuat kia dan keenan mengerutkan dahinya.

"yasudah silahkan kalian kompromikan terlebih dahulu" sambungnya.

kia memberikan isyarat pada keenan untuk keluar dan membicarakan permasalahan ini. keenan yang mengerti pun langsung mengikuti kia dengan cepat.






"oke, gue tau lo pasti ga setuju kan sama perjodohan ini? tapi kenapa lo diem aja? gue yakin kalo kita sama sama nolak, perjodohan ini gabakal terjadi" ucap kia. ia sangat kesal sekarang. pernikahan bukanlah hal yang bisa dipaksakan. ia tak ingin menerima perjodohan itu.

keenan dengan santainya menjawab "gabisa"

"hah? maksud lo apa?"

"lo ga denger tadi nenek bilang apa? ini pesen orang tua kita sebelum dia meninggal. gue ga mungkin bisa nolak itu. apalagi sekarang masih ada nenek yang udah kebelet banget pengen pernikahan itu terwujud"

jlebb.. perkataan keenan seakan tamparan bagi kia. ia perjodohan itu tak kan bisa di elak.

"jadi kita nyerah gitu aja? emang lo ada perasaan sama gue? jujur gue belum ada rasa sama lo, apalagi dengan tingkah songong lo, bikin gue benci!" ucap kia

"jangan kepedean deh lu, gua juga ga ada perasaan sama lu. dan satu hal yang harus lo tau, gua udah ada pacar. dan gua yakin lu gabakal bisa gantiin posisi dia dihati gue"

perkataan keenan selalu menyakitkan hati kia. ia tak habis pikir bagaimana ia akan menikah dengan orang seperti keenan. bahkan mereka berdua tak memiliki rasa cinta antara satu sama lain.

"kita ikutin aja maunya nenek, tapi kita tetep ngelakuin keseharian kita kayak biasa. anggap aja kita ga pernah menikah. dan yang paling penting, gaboleh ada satu orang pun yang tau kecuali keluarga deket kita" ucap keenan.

bukan, bukan ini yang kia harapkan. ia selalu menunggu lelaki yang pas untuknya. itulah alasan kia tetap setia dengan kesendiriannya. tapi mengapa tiba tiba datang pria yang tidak disukainya untuk menjadi pendamping hidupnya? bahkah pernikahan itu seperti mainan dimatanya.

keenan kembali masuk kedalam rumah dan meninggalkan kia yang masih termenung.



"nek, kayaknya kita harus pulang sekarang" ucap keenan.

"kamu sudah selesai kompromi sama calon istrimu nak?" seketika keenan mengerutkan kening dan memutar bola matanya malas.

"kia, ayo sini dulu nak" panggil Risma pada putrinya.

Kia kembali masuk keruang tamu dan duduk tepat disamping ibunya.

"jadi kami sudah sepakat bahwa pernikahan kalian akan dilaksanakan minggu depan" ucap ayah keenan yang membuat kia dan keenan terkejut.

"hah? minggu depan? apa ga kecepatan?" ucap keenan tidak setuju.

"kami sudah sepakat dan kalian tak boleh membantah" ucap nenek keenan yang membuat keenan tak bisa berkata lagi.

"yasudah kalau begitu, kami pamit ya nak risma, kia" ucap nenek keenan.

mereka pun pamit dan pergi.

Kia hanya duduk termenung dikursi ruang tamu. ia tak dapat membayangkan bagaimana nasibnya kelak. harus menikah dengan orang yang tak dicintainya, bahkan orang itu masih memiliki pacar.

bagaimanapun, wanita mana yang tak sakit hati bila memiliki suami yang mencintai orang lain. tapi mau bagaimanapun ia tak dapat membantah perjodohan ini. kia berharap semoga ia dapat dengan ikhlas menjalankan ini semua.

Risma memandang anaknya yang sedang melamun. ia tau ini pasti sulit bagi kia. terlebih lagi diusianya yang masih sangat muda.

"sayang, kamu pasti sedih ya dengan perjodohan ini?" tanya risma yang hanya dibalas senyuman oleh anaknya.

"hm.. jujur mama bingung sekarang. mama ga mau ngeliat kamu sedih. tapi mama juga ga mau ngelanggar wasiat ayah kamu nak. tapi kalau kamu memang ga bisa melanjutkan perjodohan ini, mama akan coba bilang pelan pelan sama neneknya keenan ya"

kia semakin bingung dengan ucapan ibunya. ingin rasanya ia berkata bahwa ia tentu tidak ingin menerima perjodohan ini. tapi ia juga tak nyaman jika harus melanggar wasiat ayahnya sendiri. terlebih kia sangat menyayangi ayahnya. tentu ayahnya hanya menginginkan yang terbaik untuknya.



kia menarik napas panjang.
"ga papa ma, inshaallah kia ikhlas. kia yakin, apa yang menurut mama dan ayah baik, akan baik juga untuk kia"

kia bisa saja memohon pada ibunya untuk membatalkan perjodohan ini. tetapi ia memilih ikhlas dan tetap menjalankan keinginan terakhir ayahnya. semua itu ia lakukan untuk orang tuanya. orang yang sangat ia sayangi.

satu hal yang kia tau bahwa

"ridho allah terletak pada keridho-an kedua orang tua"

jika ia ikhlas menjalankan ini semua, pasti selalu ada kemudahan untuknya.










Love you readers...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang