6-Percik

47 35 16
                                    

2014-

Hari ini, hari pertama sekolah. Karena libur kenaikan kelas sudah berakhir kemarin. Yang artinya aku resmi menjadi siswa kelas 9. Yaa kelas 3 SMP.

Aku sudah berdiri di depan kelas lamaku. Membaca daftar siswa, mencari namaku. Kemudian bergeser, melihat kelas yang akan aku jamah selama setahun kedepan. Ralat. Tidak genap setahun.

IX B

Aku cukup senang mengetahui siapa yang akan menjadi teman sekelasku. Talita.

Namun, kesenangan itu hilang begitu saja ketika wali kelas IX B tidak menyebutkan namaku di daftar presensinya.

Salah kelas.

Begitulah yang terjadi padaku saat ini.

"Nathasya Andin? Kamu masuk kelas IX E." kata guru yang bertugas sebagai kesiswaan di sekolah ini. Dengan wajah yang sangat menyebalkan.

IX E!! Ayolah, ini tidak lucu sama sekali. Huruf B dan E sangat berjauhan. Salah kelas ini membuat moodku memburuk. Ditambah wajah seseorang yang duduk di bangku belakang tanpa rasa bersalah.

Heeyy, dia bahkan tidak mengucap apapun kepadaku. Apakah dia lupa dengan wajahku yang sangat cantik ini?

Ahaha, kalimat terakhir tadi hanya bercanda.

Sialnya lagi, tidak ada bangku yang dapat kududuki. Karena wali kelas IX E mengira muridnya sudah lengkap.

Biar kuperjelas. Setelah aku bertanya pada beberapa guru, dan mendapat jawaban dari guru kesiswaan tadi, sekarang aku berdiri di depan kelas IX E yang sudah terisi murid-muridnya dan menjadi pusat perhatian untuk beberapa saat.

"Kamu yang cowok, tolong ambilkan kursi untuk Natha di gudang ya," suara Pak Ahmad menyadarkanku yang masih sibuk mengucap sumpah serapah pada kesiswaan dan...

Astaga! Aku sempurna membulatkan mata setelah tau 'cowok' yang dimaksud Pak Ahmad untuk mengambil kursi. Tidak! Tidak bisa!

"Eh, Pak, biar saya aja yang ambil kursi." ucapku yang mungkin terdengar sedikit ketus.

"Sudah. Ga papa, biar dia aja, kamu duduk di kursi dia sebentar."

Oke, baiklah. Aku tidak bisa membantah Pak Ahmad kali ini.

⚫⚫⚫

"NATHAAAA!!!!!" suara cempreng itu, aku sudah tau pemiliknya.

"SUMPAH GUE SENENG BET SEKELAS LAGI SAMA LO ASTAGA!" dia Rafa. Sekelas denganku sejak kelas 8.

Aku juga sekelas dengan Agam, seperti waktu kelas 7 dulu.

"Rum, lo tukeran sama gue, ya. Gue mau duduk sama Natha." ucap Rafa pada Arum yang duduk di sebelahku tadi.

Setelah acara 'pindahan' Rafa saat istirahat, kegiatan belajar mengajar kembali berlangsung.

Semua berjalan normal. Sampai akhirnya aku mengenal lelaki dengan tampang menyebalkan yang sudah merusak gantungan kunciku tanpa meminta maaf.

Siapa lagi kalau bukan Fareza Bintang.

⚫⚫⚫

Dalam satu semester, aku dan Reza sedikit akrab karena Agam. Kedua lelaki itu tidak hanya sekali menjahiliku dan Rafa. Agam yang memulai.

Alhasil, tak hanya Reza. Fano dan Juni pun mengikuti tingkah jahilnya yang terkadang membuatku dan Rafa murka.

Pagi ini, aku melihat Reza dan yang lain sedang duduk di bangku depan kelas. Tepat saat aku melewati mereka untuk masuk ke dalam, Reza menarik tas yang kugendong. Membuat langkahku terhenti.

Anemone SparkleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang